Dari gerai TIKI di Jalan Parakomando19, Merauke, Papua, dendeng rusa, ikan asin, sarang semut, sagu hingga dompet kulit buaya tersebar ke penjuru nusantara. Komoditas lokal kebanggaan warga di ujung timur Indonesia yang diolah dari kekayaan alam dengan tradisi yang diwariskan antar generasi itu kemudian terbang ke berbagai kota. Kesibukan di gerai TIKI pun menjadi penanda derap UKM di sana.
Bukan cuma itu, gerai yang setiap harinya dikawal Rachma,28, bersama dua anggota timnya, yang masing-masing pengemudi motor dan mobil, itu pun terhubung ke pusat-pusat pergerakan ekonomi di sana, salah satunya dengan Korindo, industri kelapa sawit yang menjadi salah satu motor utama perekonomian Merauke. Silih berganti dokumen milik perusahaan itu datang dan pergi, untuk diantar ke lokasi kantornya di kota itu, atau untuk dikirim ke berbagai lokasi, salah satunya ke kantor pusatnya di kawasan MT Haryono, Jakarta.
“Kami punya pelanggan perkantoran untuk pengiriman dokumen, hampir seluruh perusahaan besar di sini di antaranya Korindo, Pelni juga Toyota,” ujar Rachma kepada TopBusiness pada Jumat (21/8/2020) di sela kesibukannya melayani pelanggannya mengirim paket yang dikemas dalam kardus coklat bertuliskan Tinara Bridal, Jalan Bawean, Surabaya, Jawa Timur.
Sementara, dari koli-koli yang tiba di Bandar Udara Mopah yang kemudian tiba di gerai TIKI untuk selanjutnya diantar menggunakan sepeda motor dan mobil, tercermin pula geliat ekonomi warga lokal, daya beli mereka saat berbelanja dan memesan barang, terkini lewat toko daring. Kini, ketika roda ekonomi kembali berdenyut pascapelonggaran di bidang ekonomi, penurunan volume yang sempat mencapai 70 persen, kembali pulih akibat Covid-19, perlahan mencapai kondisi normal yaitu 400 pengantaran setiap kali pesawat mendarat dan 100 transaksi pengiriman setiap pekannya. Kondisi itu diyakini akan semakin membaik karena kini penerbangan dari Mopah sudah mencapai tiga kali sepekan dari sebelumnya setiap hari, dari sebelumnya sempat tidak ada penerbangan.
“Karena di sini banyak pendatang, maka barang yang dikirim dari Merauke adalah oleh-oleh khas, itu dari pelanggan masyarakat yang mungkin ingin mengirim buat keluarganya atau ada juga barang-barang yang ingin mereka kirim ke kota asalnya karena selesai bertugas di sini. Kalau klien kantoran, ya kebanyakan dokumen, mulai dari kantor pemerintah sampai industri yang ada di sini. Sedangkan barang yang datang, mayoritas dari toko-toko online, masyarakat di sini senang belanja juga loh, selain juga dokumen dari perkantoran ya!” ujar Rachma yang menekankan, untuk pengiriman kerajinan berbahan kulit buaya, pihaknya berkontribusi menegakkan persyaratan adanya hologram pada produk untuk memastikan seluruh prosesnya sesuai aturan. “Ada berbagai aturan, misalnya hologram serta maksimal empat untuk dompet, kita ikuti aturan itu.”
Gerai TIKI Merauke yang beroperasi sejak 2002 itu, kata Rachma, dimiliki kerabatnya yang sama-sama berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. “Sudah 18 tahun dan tetap jadi mitra TIKI karena sudah di hati, kami mulai di sini sebagai satu-satunya jasa ekspedisi swasta, dan sekarang ini tetap eksis,” ujar Rachma yang selain bertugas di meja pelayanan dan administrasi juga melakukan promosi melalui sosial media, salah satunya tentang layanan antar jemput yang mayoritas dimanfaatkan pelanggan perkantoran.
Loyalitas pelanggannya juga teruji ketika kondisi industri ekspedisi yang juga terdampak covid-19. “Waktu pengiriman sekarang bertambah, misalnya dari atau ke Jakarta sebelumnya kurang lebih dua hari, sekarang bisa sempat sampai satu minggu, tapi karena ini disebabkan kondisi penerbangan, pelanggan juga bisa memahami dan semoga bisa terus membaik,” ujar Rachma.
Kerja menghubungkan Indonesia, agar roda ekonomi dan pemerintahan terus berputar, dilaksanakan Rachma serta tim TIKI lainnya di penjuru nusantara, juga ketika negeri ini harus berjibaku bersama melawan korona. Optimisme yang menyala seiring dengan dibukanya kembali penerbangan, geliat industri dan UKM, serta konsumsi masyarakat itu juga dirasakan Salim, pemilik gerai TIKI di Jl. Pabean, Ba’a, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Ini merupaka gerai TIKI yang berada di pulau paling selatan Indonesia, Pulau Rote.
Menjadi mitra TIKI sejak 2000, perjalanan dua dekadenya seiring dengan derap pergerakan masyarakat Timor Tengah Selatan yang terampil menghasilkan gula merah serta se’i, olahan daging yang diasap dan menghasilkan aroma dan rasa yang juara. Namun kini daya beli yang kian membaik membuat Salim dan dua pegawainya juga sibuk menangani barang-barang hasil belanja daring warga Rote Ndao.
“Mereka beli baju, kosmetik sampai alat dapur online, itu juga yang membuat ramai,” ujar Salim yang menangani 10 hingga 30 transaksi dalam sehari. “Hanya sedikit pengaruh korona, hanya sekian persen turunnya dan semoga nanti bisa pulih sepenuhnya,” ujar Salim yang mengoperasikan usahanya dilengkapi armada mobil dan motor.
Kekayaan alam Rote Ndao dengan pantainya yang berpasir putih, kaya pohon nira dan peternakan sapi yang menurut Salim, juga perlu terus digenjot untuk memenuhi permintaan se’i dari luar daerah, serta gairah belanja warganya yang ditunjang perekonomian yang baik, menjadi motor penggerak kesibukan di TIKI Ba’a, sebutan bagi TIKI yang dikelola Salim. Ia dan pengelola TIKI lainnya berkontribusi mendistribusikan pergerakan ekonomi hingga ke seluruh penjuru negeri.
Jaringan Pengiriman Terluas
Kepada TopBusiness, Vice President Director PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Ester Wiraseputra menjelaskan, layanan TIKI dalam usianya yang mencapai 50 tahun saat ini sudah menjangkau 514 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Ini menjadikan TIKI sebagai perusahaan jasa pengiriman milik swasta dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia. “TIKI juga sudah bisa melayani 88 persen dari total 514 wilayah kota/kabupaten di Indonesia. Dan mayoritas dari 82.505 kelurahan atau desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI,” ujar Ester.
Kehadiran TIKI di daerah, kata Ester, diawali dengan dengan dua cabang utama di Pangkal Pinang dan Semarang. Saat ini TIKI telah memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia serta lebih dari 500 kantor perwakilan. Sedangkan jumlah gerai TIKI di seluruh Indonesia saat ini lebih dari 3.700 gerai di mana 3.000 di antaranya merupakan gerai milik mitra keagenan dan mempekerjakan lebih dari 6.000 karyawan.
Kendati belum memiliki cabang di luar negeri, manurut Ester, TIKI melayani pengiriman luar negeri. “Di TIKI, kami menyediakan layanan pengiriman internasional door-to-door dengan biaya yang sangat kompetitif untuk memberikan fleksibilitas bagi pelaku UMKM. Mulai dari Rp 100 ribuan, Anda sudah dapat melakukan pengiriman keluar negeri. Pengiriman Internasional TIKI melayani pengiriman ke lebih dari 100 negara,” tutur dia.
Menurut Ester, backbone dari jasa pengiriman adalah jaringan fisik yang luas. Melihat potensi bisnis jasa pengiriman di Indonesia dan karakter negara ini yang berbentuk kepulauan, serta demografi penduduknya maka keberadaan jaringan adalah hal yang sangat penting bagi bisnis TIKI. Konsep pengembangan jaringan TIKI terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu dengan model yang berbeda-beda seiring dengan kebutuhan perusahaan agar tetap mempunyai daya saing yang kuat. Salah satunya adalah dengan membuka kesempatan waralaba.
“TIKI memberikan kesempatan kepada para mitra waralabanya untuk bertumbuh bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah mereka masing-masing. Program kemitraan TIKI membuka kesempatan wirausaha dengan sistem kerja yang profesional dan dengan modal minim,” ujar Ester.
Gerakkan Ekonomi Daerah dan Berdayakan Masyarakat
Keberadaan TIKI yang kini memiliki jaringan distribusi terluas setelah PT Pos Indonesia jelas turut berperan dalam menggerakan roda perekonomian daerah dan pemberdayaan masyarakat. “TIKI mengerti peranannya dalam pendistribusian barang dari satu daerah ke daerah lain memiliki dampak yang besar dalam menggerakkan roda perekonomian antara wilayah,” kata dia.
“Backbone dari jasa pengiriman adalah jaringan fisik yang luas, melihat potensi bisnis jasa pengiriman di Indonesia dan karakter negara kita yang berbentuk kepulauan serta demografi penduduknya maka keberadaan jaringan distribusi adalah hal yang sangat penting dalam membantu pemerataan ekonomi di tiap daerah,” tutur Ester, menambahkan.
Melalui jaringan distribusi yang luas, kata Ester, 40 persen pelanggan yang dilayani merupakan pelanggan korporat dengan mayoritas adalah UMKM dan e-commerce. Tidak hanya menjadi mitra pengiriman, TIKI juga turut mengembangkan kapabilitas pelaku bisnis terutama UMKM dengan berbagi pengalaman terkait pengelolaan sistem distribusi.
“TIKI berkolaborasi dengan berbagai mitra seperti market place untuk memberikan pembekalan bagi UMKM terkait aspek-aspek penting dalam pengiriman dan membuka dialog untuk memahami kendala-kendala yang sering mereka alami dan bagaimana jasa pengiriman dapat membantu memberikan solusi. Bertumbuh bersama mitra keagenan lokal mengembangkan bisnis kurir di daerahnya,” ujar Ester.
TIKI membangun kemitraan dengan para wirausaha lokal yang ingin membangun bisnis kurir di daerahnya melalui kemitraan waralaba. TIKI memiliki dua bentuk kemitraan, yaitu Keagenan dan Corporate. Saat ini TIKI memiliki 3.000 mitra keagenan di seluruh Indonesia yang tumbuh dan berkembang bersama dengan perusahaan.
“Kami memberikan kesempatan kepada para mitra waralaba atau keagenan kami untuk bertumbuh bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah mereka masing-masing. Program kemitraan TIKI membuka kesempatan wirausaha dengan sistem kerja yang profesional dan dengan modal minim, serta pendampingan dan pelatihan,” papar Ester.
TIKI juga turut mengembangkan kapabilitas pelaku bisnis terutama UMKM dengan berbagi pengalaman terkait pengelolaan sistem distribusi. TIKI berkolaborasi dengan mitra keagenannya dan market place untuk memberikan pembekalan bagi UMKM terkait aspek-aspek penting dalam pengiriman dan membuka dialog untuk memahami kendala-kendala yang sering mereka alami dan bagaimana jasa pengiriman dapat membantu memberikan solusi.
Menurut Ester, TIKI percaya bahwa eksistensi bisnisnya tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk itu, TIKI memiliki komitmen untuk menjalankan tanggung jawab perusahaan yang difokuskan pada dua area yaitu pendidikan dan bidang sosial melalui kegiatan ‘TIKI Peduli’.
” Kegiatan ‘TIKI Peduli’ ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian perusahaan terhadap keluarga besar TIKI dan masyarakat sekitar,” ujar dia.
Di bidang pendidikan, TIKI mengajak para pelanggan dan karyawannya untuk mendukung literasi baca anak Indonesia dengan mengumpulkan buku anak-anak yang layak baca untuk disalurkan ke sekolah-sekolah dasar yang tidak memiliki perpustakaan. Dalam penyaluran buku, TIKI bekerja sama dengan berbagai mitra seperti Taman Baca Inovator, Yayasan Pengembang Perpustakaan Indonesia, dan 1001 Buku.
Di bidang sosial, TIKI memfokuskan pada pemberian santunan kepada anak yatim, tuna netra dan para janda melalui YATUNA. Untuk santunan anak yatim diberikan secara reguler tiap bulannya yang disalurkan melalui Yayasan Taman Yatim Piatu Tunanetra Suprapto Suparno (YATUNA) guna membantu sekitar 57 anak asuh untuk pemenuhan kebutuhan sembako, biaya sekolah dan perlengkapan sekolah.
Tidak hanya itu, kata Ester, TIKI juga beberapa kali menjadi sponsor untuk mendukung perkembangan dunia olahraga di Indonesia. Tahun lalu, TIKI menjadi sponsor bagi atlet tenis yunior Indonesia, Shinar Zahra dan Anjali Kirana Junarto, untuk mengikuti pelatihan “A Master Class Junior Tennis Clinic by Paul Dale” yang diselenggarakan oleh Club Med Junior Tennis Camp di Bali pada 17-20 Oktober 2019. Sebelumnya, TIKI juga menjadi salah satu sponsor selama satu tahun (periode 2019 – 2020) bagi tim ASTAM U-12 untuk kegiatan tanding di tingkat Asia Tenggara.