TopBusiness
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event
No Result
View All Result
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event
No Result
View All Result
TopBusiness
No Result
View All Result

Daya Beli Masih Lemah, Deflasi Berlanjut

Nurdian Akhmad
1 September 2020
rubrik: Ekonomi
FOTO – Harga Pangan Masih Normal di Puncak Kemarau

Pedagang bahan pangan di Pasar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Foto: Rendy MR/TopBusiness)

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, TopBusiness –  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2020 telah terjadi deflasi sebesar 0,05 persen, ini merupakan deflasi kedua berturut-turut setelah bulan lalu mengalami hal serupa.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konfrensi pers melalui video teleconference, Selasa (1/9/2020) mengatakan pandemi Covid-19 benar-benar belum memulihkan daya beli masyarakat, meskipun pemerintah sudah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

“Di semua negara bahwa karena pandemi Covid-19 terjadi pelemahan daya beli, sehingga hampir inflasi di semua negara mengalami perlambatan dan mengalami deflasi,” kata Kecuk.

Lebih lanjut Kecuk menambahkan bahwa wabah ini menghantam seluruh lapisan masyarakat sehingga akan menurunkan daya beli.

Tetapi dirinya berharap bahwa kebijakan pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional bisa segara menggairahkan daya beli.

“Pemerintah sudah membuat berbagai kebijakan yang tertuang di dalam pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Kecuk memaparkan berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi sepanjang bulan Agustus 2020.

Deflasi yang tertinggi terjadi di Kupang yaitu sebesar 0,92 persen dengan penyebab utama terjadinya deflasi karena penurunan harga beberapa komoditas seperti ikan kemudian juga daging ayam ras dan angkutan udara.

Sedangkan deflasi terendah terjadi di Sibolga, Tembilahan, Bekasi dan Banyuwangi yaitu sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88 persen, yang diakibatkan kenaikan harga komoditas seperti emas perhiasan, kenaikan minyak goreng dan juga kenaikan beberapa jenis ikan.

Sementara inflasi terendah ada di Batam, Kediri dan Kotamobagu yang masing-masing adalah sebesar 0,02 persen.

Dengan laju inflasi sebesar 0,05 persen ini maka tingkat inflasi tahun kalender mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2020 adalah sebesar 0,93 persen dan inflasi tahun ke tahun dari Agustus 2020 ke Agustus 2019 sebesar 1,32 persen.

Berdasarkan komponennya, deflasi sebesar 0,05 persen ini terdiri dari inflasi inti 0,29 persen di Agustus 2020, harga yang diatur pemerintah (administered price) minus 0,02 persen, dan harga bergejolak (volatile food) minus 1,44 persen.

Sementara dilihat dari tahun kalender atau dari Januari-Agustus 2020, untuk inflasi inti sebesar 0,93 persen, sedangkan harga diatur pemerintah 0,09 persen, dan harga bergejolak sebesar 0,32 persen.

Tags: bpsdeflasiinflasi
Previous Post

AKR dan Petronas Kolaborasi Garap Pasar Metanol RI

Next Post

ICTM Bisa Jadi Pendongkrak Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

TopBusiness - Inspire Great Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event