Jakarta, TopBusiness – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat “idBBB+” kepada PT Asuransi Perisai Listrik Nasional atau PLN Insurance. Dengan peringkat ini, maka prospek dari peringkat perusahaan adalah “stabil”.
Disebutkan analis Pefindo, Imelda Rusli dan Kreshna Dwinanta Armand, perusahaan asuransi dengan peringkat idBBB memiliki karakteristik keamanan keuangan yang memadai dibandingkan perusahaan lainnya di Indonesia. Namun begitu, lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan keadaan bisnis yang merugikan dibandingkan perusahaan asuransi lain dengan peringkat yang lebih tinggi.
“Dengan tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relative kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan,” tutur mereka dalam hasil risetnya yang diterima TopBusiness, Rabu (25/11/2020).
Lebih jauh ditegaskannya, peringkat ini mencerminkan bisnis captive dengan PT PLN (Persero) dengan status PLN di peringkat idAAA/Stabil). Selain itu juga, profil permodalan dan profil likuiditas yang memadai.
“Namun, peringkat dibatasi oleh performa operasional yang rata-rata, kompetisi yang ketat di bisnis noncaptive Perusahaan, dan nature dari sektor rekayasa yang berisiko tinggi,” katanya.
Peringkat juga dapat dinaikkan apabila PLN Insurance dapat mendemonstrasikan peningkatan yang konsisten pada posisi bisnisnya, bersamaan dengan kenaikan signifikan di bisnis non-captive-nya, dan perbaikan yang substansial pada performa operasionalnya.
Di sisi lain, kata mereka, peringkat pun tetap dapat diturunkan jika posisi bisnis perusahaan secara signifikan, atau jika salah satu dari profil keuangan perusahaan melemah secara substansial.
“Kami melihat bahwa inisiatif program pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi COVID-19 akan berdampak moderat pada produksi bisnis baru di industri asuransi, khususnya kelas-kelas bisnis yang terkena dampak langsung seperti kendaraan bermotor, asuransi kredit, dan kargo. Sektor properti juga dapat terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena permintaan untuk pembaruan asuransi masih ada,” paparnya.
Menurut Pefindo, dampak signifikan COVID-19 pada kelas bisnis yang terpengaruh dapat membatasi kemampuan perusahaan asuransi umum untuk mendapatkan bisnis baru dan memperbarui polis, sehingga mempengaruhi profil keuangan perusahaan asuransi umum, terutama kinerja operasional dan profil likuiditas.
“Kami memperkirakan perusahaan asuransi memiliki buffer likuiditas cukup, karena sebagian besar porsi investasi ditempatkan pada aset likuid. Dan kami memiliki ekspektasi bahwa pandemi COVID-19 ini memiliki dampak yang terkendali pada PLN Insurance, didukung oleh likuiditas yang memadai dan keunggulan kompetitif yang kuat dari sinerginya dengan PLN, melayani captive market ini di tengah peningkatan risiko pertumbuhan bisnis,” jelasnya.
“Kami memiliki ekspektasi bahwa Perusahaan dapat mempertahankan porsi kas dan deposito berjangka di bank-bank terkemuka yang cukup besar dalam portofolio investasinya, untuk bisnis resiprokal dan untuk mengelola likuiditasnya terhadap potensi klaim,” lanjutnya.
Kondisi tersebut tercermin dari tingginya porsi kas dan deposito berjangka di atas 75% dari portofolio investasinya per akhir tahun2017 hingga kuartal III-2020. Pihaknya pun menilai profil investasi ini tidak akan terlalu terpengaruh oleh pandemi COVID-19.
“Namun, kami juga melihat bahwa penurunan ekonomi akibat pandemi menimbulkan kekhawatiran akan penurunan premi baru di beberapa kelas bisnis, seperti kargo, asuransi kredit, dan kendaraan bermotor. PEFINDO akan memonitor kondisi untuk menilai perkembangan dari dampak COVID-19, dan jika ada perubahan material, kami akan melakukan rating action yang diperlukan,” jelasnya.
Berdiri pada tahun 1991, PLN Insurance menyediakan berbagai macam produk asuransi, meliputi asuransi rekayasa, kebakaran, penjaminan, kendaraan, pengangkutan, rangka kapal, dan aneka.
Pada tanggal 30 September 2020, perusahaan dimiliki oleh Dana Pensiun PT PLN (Persero) (79,8%), Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (17,5%), dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera (2,7%). Saat ini, perusahaan beroperasi melalui kantor pusatnya di Jakarta, enam kantor cabang dan 15 kantor perwakilan di Jabodetabek, Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Foto: Ilustrasi (Istimewa)