Jakarta, TopBusiness – Dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/ CSR), PT Pupuk Kalimantan Timur selalu memastikan bahwa perusahaan telah menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dalam bentuk program-program unggulan di bidang lingkungan, efisiensi energi, serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.
Demikian seperti disampaikan oleh Anggono Wijaya, Vice President CSR PT Pupuk Kaltim dalam wawancara penjurian Top CSR Award 2021 yang diselenggarakan Majalah Top Business secara virtual pada Jumat, 26 Februari 2021.
Anggono mengatakan dalam menjalankan strategi CSR, saat ini Pupuk Kaltim telah mengadopsi standar global dalam pelaksanaan CSR, yaitu international organization for standardization (ISO) 26000:2010 serta telah melakukan pendekatan creating shared value (CSV) atau pola penciptaan manfaat bersama.
Menurutnya, strategi ini dilakukan untuk menciptakan kemitraan strategis yang mendorong kemandirian ekonomi dan pembangunan berkelanjutan (Sustainability Develovment) . Disamping itu, pola pendekatan CSV yang dirancang secara terstruktur demi menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Salah satu program CSR yang telah dilaksanan menggunakan pendekatan CSV antara lain Program Pemberdayaan Masyarakat Cangkang Salona dengan memberdayakan mitra binaan PT Pupuk Kaltim di Bontang.
“Ini merupakan Program Pemberdayaaan Masyarakat dalam pemanfaatan limbah cangkang kepiting untuk memproduksi Pupuk Chitosan sebagai senyawa penting untuk bahan baku pupuk organik cair yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI),” kata Anggono.
Chitosan sendiri memiliki potensi sebagai produk yang bisa dimanfaatkan kembali, khususnya bahan biomedical, makanan, produk agrikultur dan horticultural, hingga bahan kosmetik. Produk chitosan kata dia, merupakan Proyek Kendali Mutu (PKM) yang dikembangkan Pupuk Kaltim, melihat banyaknya limbah cangkang kepiting yang ada di pesisir Bontang
Selain itu Chitosan juga dapat dikomersialkan sebagai pupuk organik cair yang berfungsi sebagai growth promotor, dengan penyediaan senyawa amino, sekaligus dapat menstimulasi tahap pertumbuhan awal parameter tinggi tanaman, luas area daun dan bobot kering tanaman.
Program ini, kata dia, juga memiliki manfaat bersama baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, konsumen, pemerintah, pemasok hingga lingkungan. Dengan demikian tujuan CSV atau pola penciptaan manfaat bersama untuk pembangunan berkelanjutan juga terpenuhi.
“Manfaatnya bagi perusahaan, program ini menghasilkan inovasi produk pupuk berbasis bahan baku terbarukan yang berasal dari cangkang kepiting. Lalu bagi masyarakat program ini dapat Meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan,” ujar Anggono.
“Lalu konsumen juga bisa mendapat manfaat dengan ketersediaan Produk pupuk alami yang ekonomis. Pemerintah juga mendapat manfaat karena program ini dapat meciptakan lapangan pekerjaan dan menekan angka pengangguran khusunya di kota Bontang. Sementara bagi pemasok ada keuntungan dengan limbah cangkang kepiting dapat dimanfaatkan menjadi produk dengan nilai tinggi. Dan bagi lingkungan sekitar program ini tentunya dapat membantu menekan jumlah limbah rumah tangga maupun industri kuliner yang dibuang setiap hari,” sambungnya.
Disamping program Program Pemberdayaan Masyarakat Cangkang Salona yang telah dilakukan dengan pendekatan CSV, PT Pupuk Kaltim juga telah melaksanakan program CSR yang mengadopsi ISO 26000:2010 dengan tujuan untuk memberikan kontribusi bagi tercapainya target pembangunan berkelanjutan yaitu sustainable Development Goals (SDGs).
Anggono menyebut, beberapa program CSR dengan mengadopsi ISO 26000:2010 yang telah direalisasikan antara lain;,
Pertama, Program Server Mang Budi (Konservasi dan Diversifikasi Mangrove serta Budidaya Kepiting). Program ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada usaha budidaya tanaman mangrove dan pengolahannya menjadi produk turunan serta pengembangan kegiatan ekoeduwisata.
“CSR Pupuk Kaltim memiliki komitmen yang tinggi dalam program konservasi mangrove. Program ini dilakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang dan telah berhasil melakukan penanaman 310.167 pohon mangrove. Selain itu kami juga melakukan edukasi masyarakat mengenai tanaman mangrove serta ekosistem pesisir,” terang Anggono.
Kedua, Program TPST untuk penanganan sampah terpadu. Kegiatan ini sebagai upaya Pupuk Kaltim menguatkan kelembagaan binaan CSR Perusahaan, khususnya Kegiatan Swadaya Masyarakat (KSM) binaan dan mitra bank sampah di TPST Bessai Berinta, sekaligus mendorong pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan dengan menekan jumlah sampah melalui pemilahan dan pengeloaan terpadu, sehingga mampu memberikan manfaat bagi mitra binaan KSM.
“TPST merupakan pengembangan program Bank Sampah Bessai Berinta bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang, yang disinergikan mulai tahap perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Gagasan ini berjalan sejak 2018, dengan kesinambungan program hingga 2022 mendatang,” tutur Anggono.
“Program ini memiliki tujuan utama sebagai tempat pengolahan sampah terpadu dan mampu menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang. Dan hingga saat ini kehadiran program TPST berhasil melakukan pembuatan kompos dari sampah organik sebanyak 14.945 kg,” sambungnya.
Ketiga, Program Konservasi Terumbu Karang. Peresmian area konservasi terumbu karang buatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2018 ini merupakan wujud keseriusan Pupuk Kaltim dalam menjaga ekosistem laut, agar kualitas perairan Bontang dapat terus terjaga dengan baik dan menjadi kawasan produktif bagi nelayan.
“Program ini sendiri telah berhasil melakukan penurunan terumbu karang sebanyak 5.822 sejak tahun 2009 hingga sekarang,” pungkasnya.
Penulis: Abi Abduljabbar Siddiq