Jakarta, TopBusiness—Nielsen, penyedia layanan pengukuran-hasil terdepan di dunia telah mengumumkan peluncuran Nielsen Market Lift secara global. Nielsen Market Lift adalah alat pengukuran iklan berbasis teknologi cloud yang mampu menguji, menganalisis dan mengevaluasi tingkat keefektifan dan efisiensi iklan, baik dalam skala besar-nasional, maupun skala kecil.
Dengan menyatukan metode penelitian dan keahlian terpercaya dari Nielsen, didukung oleh teknologi terbaru dan tercanggih, Nielsen Market Lift dapat memberikan hasil cepat dalam menganalisis berbagai strategi pemasaran bagi para pengiklan meliputi kondisi pasar, kategori produk, serta menentukan pilihan jenis media dan channel yang tepat.
“Dengan Nielsen Market Lift, para pemasar kini dapat menjawab berbagai tantangan dan pertanyaan yang kerap muncul seputar target iklan yang disasar dan bagaimana membuat keputusan strategi peluncuran produk secara cepat,” kata Lana Busignani, Wakil Presiden Eksekutif Nielsen, Perencanaan dan Hasil Internasional, via keterangan pers tadi pagi.
Nielsen Market Lift akan tersedia di 37 negara di seluruh dunia yang mencakup Asia, Eropa, Amerika Latin, dan Amerika Utara, memungkinkan bagi para pemasar di seluruh dunia untuk mendapatkan hasil analisis dari alokasi investasi iklan secara cepat, dengan cakupan skala iklan dan wilayah yang lebih luas.
Nielsen Market Lift saat ini tersedia di Argentina, Australia, Austria, Belgia, Brasil, Kanada, Chili, Cina, Jerman, Indonesia, Italia, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Malaysia, Meksiko, Polandia, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Selatan Korea, Spanyol, Swedia, Taiwan, Thailand, Turki, UEA, Inggris, dan AS. Dengan Kolombia, Denmark, Prancis, India, Jepang, Peru, Filipina, dan Vietnam akan menyusul pada 2021.
Lana Busignani mengatakan: “Seiring dengan percepatan digitalisasi dan teknologi, para eksekutif perusahaan berharap kepada para pemasar agar dapat bertanggung jawab atas alokasi investasi iklan yang mereka jalankan dan mampu memberikan hasil bisnis dengan didukung oleh bukti yang kuat, dan juga berdasarkan eksistensi produk di pasaran.”