Jakarta, TopBusiness – Guna memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Pontianak yang meningkat setiap tahun,Perusahan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Khatulistiwa bersiap membangun instalasi pengolahan air (IPA) di Nipah Kuning dengan kapasitas 300 liter per detik. Saat ini, proses pembangunannya sudah dalam tahap feasibility study (FS).
Hal itu terungkap dalam sesi presentasi dan wawancara penjurian TOP BUMD Awards 2020 yang dilaksanakan oleh Majalah TopBusiness secara daring, Rabu (9/6/2021). Hadir dalam penjurian ini Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa Ardiansyah, Sekretaris Perusahaan Isubarmiono, Kepala Bagian Keuangan Erwin Lubis, serta Kepala Bagian Perencanaan & Pengawasan Teknis Isneini.
Ardiansyah menerangkan, kapasitas produksi air bersih Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa saat ini hanya hanya tersisa10 persen atau utilitasnya sudah mencapai 90 persen. Itu artinya, Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa ke depan hanya bisa menambah sekitar 10.800 pelanggan baru.
“Tahun 2021 kami menargetkan penambahan 5.800 pelanggan baru. Kalau tidak ada investasi pengembangan kapasitas produksi, saya yakin tahun 2023 kita tidak bisa meningkatkan cakupan layanan. Sebab itu kita dalam tahap penyusunan FSres untuk penambahan 300 liter per detik di Nipah Kuning,” kata Ardiansyah.
Menurut Ardiansyah, IPA baru yang berada di Pontianak bagian barat ini nantinya akan memenuhi kebutuhan air di Pontianak Utara, Pontianak barat dan Pontianak tenggara. Sedangkan untuk Pontianak selatan dan timur masih bisa dipenuhi dari IPA yang ada sekarang. IPA yang akan dibangun di Nipah Kuning tersebut nantinya bisa memenuhi kebutuhan air bersih hingga 2024 dengan jumlah pelanggan baru 17 ribu sambungan rumah (SR). Saat ini, Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa melayani 135.131 SR.
Pembangunan IPA baru juga harus dilakukan karena Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa juga mendapat tugas dari pemerintah pusat dalam program layanan air untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Setiap tahun hingga 2024, sesuai RPJMD dan business plan, Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa mendapat tugas untuk melayani 2.500 SR untuk MBR.
“Target kami, cakupan layanan Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa tahun 2024 sudah di atas 90 persen,” ujar Ardiansyah. Saat ini, kegiatan usaha Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa adalah 92,5 persen laba dan 7,5 persen layanan publik/sosial.
Terkait layanan ke masyarakat, berdasarkan survei kepuasan pelanggan terhadap layanan Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa, kinerjanya sangat baik atau dengan predikat A (nilai 3,52). Demikian penilaian Tata Kelola Perusahaan (GCG), Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa mendapat nilai 68,71 persen atau Cukup Baik.
Tekan Kebocoran Air
Selain menambah kapasitas produksi, menurut Ardiansyah, persoalan lain yang menjadi perhatian manajemen Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa adalah tingkat kebocoran air atau NRW yang pada akhir 2020 masih di angka 34,4 persen. Masih tingginya angka kebocoran ini disebabkan karena berbagai faktor, antara lain masih tingginya pencurian air di masyarakat.
Selan itu karena banyaknya pembangunan infstruktur di Pontianak, dan beberapa proyek tersebut mengenai pipa PDAM. Kondisi pipa yang sudah tua juga membuat tingkat kebocoran air di Pontianak masih tinggi.
“Kita sedang melakukan inventarisasi, untuk pipa-pipa yg sudah tua akan kita lakukan rehabilitasi atau pergantian pipa untuk mengurangi NRW. Dari sisi pelanggan, kita juga akan memperketat aturan maupun tindakan terhadap pelanggan-pelanggan yang melakukan pencurian,” ujar dia.
Kepada dewan juri, Ardiansyah juga menyampaikan soal kinerja bisnis Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa tahun 2020 yang sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi penjualan tahun 2020 turun 6,47 persen dari Rp 193,9 miliar menjadi Rp 184,78 miliar.
“Penurunan penjualan karena pandemi covid yg belum selesai. Di awal pandemi covid, di Pontianak ada penutupan hotel, cafe-cafe, rumah makan dan restoran menyebabkan turunnya pemakaian air di pelanggan-pelanggan bisnis kami,” kata dia.