Jakarta, TopBusiness—Dalam fase tahun 2019 sampai pada saat ini, PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi (Sumatera Utara) telah mendapatkan sejumlah kemajuan daripada sebelumnya. Satu di antara itu adalah dalam status kinerja.
“Untuk tahun 2020, kami mendapatkan nilai kinerja 3,14 atau ‘sehat’,” kata Direktur PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi, Khoiruddin, dari Tebing Tinggi hari ini, saat presentasi virtual untuk Dewan Juri Top BUMD Awards 2021.
Kondisi keuangan pun kini membaik. BUMD tersebut pada saat ini sudah tidak terganggu lagi oleh pemutusan pasokan listrik yang diakibatkan terlambat pembayaran. “Saat ini, operasional kami sudah 24 jam. Kalau dulu, keuangan kami minus, sehingga sering mendapatkan pemutusan listrik,” dia menjelaskan.
Pendapatan perusahaan saat ini pada kisaran Rp10 miliar setahun. Ada kondisi defisit, tetapi bisa dikatakan sedikit. Sementara, PDAM Tirta Bulian pun punya piutang tunggakan rekening senilai kisaran Rp5 miliar, yang berasal dari pelanggan tidak aktif.
“Ada rencana bahwa di tahun 2023, kami sudah FCS (full cost recovery),” papar Khoiruddin.
Bagi PDAM Tirta Bulian, kini yang terpenting adalah kontribusi berupa perbaikan level pelayanan kepada masyarakat. PDAM Tirta Bulian punya pelanggan sebanyak 10.329 SL (sambungan langsung), pada tahun 2020. Untuk area cakupan pelayanan, kini di tingkat kisaran 40%.
Sejumlah inovasi dilakukan untuk memerbaiki level pelayanan dan kinerja. Contoh dari hal tersebut adalah adanya sistem pembacaan meteran pelanggan berbasis aplikasi Android, fasilitas pembayaran secara digital, adanya aplikasi akuntansi online, dan lain-lain.
“Inovasi seperti ini sudah menghasilkan manfaat nyata. Antara lain, proses kerja kami menjadi lebih efisien,” Khoiruddin menjelaskan.
Khoiruddin juga menjelaskan sejumlah strategi untuk mengurangi tingkat NRW (non-revenue water atau tingkat kebocoran air). Dalam hal ini, ada pelatihan untuk kompetensi mengurangi tingkat NRW.
Juga, ada tim NRW yang dibentuk, yang diharapkan mampu mengurangi level kebocoran tersebut. “Kami pun membuat data base untuk mengatasi NRW ini. Jadi, upaya menurunkan NRW, terus kami lakukan,” kata dia.
Penggunaan teknologi GIS untuk memantau data pelanggan di lapangan pun, kata Khoiruddin lagi, terus dikembangkan.