Jakarta, TopBusiness – Selain bantuan yang sifatnya kepedulian atau charity, dalam melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT IPC Terminal Petikemas juga telah mengadopsi konsep Creating Shared Value (CSV) dalam program Corporate Social Responsibity (CSR) yang dapat memberikan manfaat bersama bagi kelangsungan usaha perusahaan. Selain itu, untuk menekan dampak lingkungan, terutama emisi karbon, IPC TPK juga mulai menerapkan konsep green port (pelabuhan hijau) yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu entitas usaha di lingkup BUMN yang bergerak di bidang penanganan bongkar muat petikemas, IPC Terminal Petikemas menyadari pentingnya bisnis berkelanjutan, bertumbuh dengan memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Dalam kaitan ini, perusahaan memiliki komitmen kuat untuk menciptakan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk komitmen dalam memberikan dukungan bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang juga menjadi agenda pembangunan nasional.
“Terkait hal ini, IPC TPK telah mengambil langkah strategis dengan mengimplementasikan aspek ESG atau Environmental, Social, Governance sebagai bagian dari strategi bisnis untuk mencapai sustainability. Perusahaan berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip LST (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) atau ESG ke dalam kegiatan operasional dan CSR dengan mengusung visi dan misi tersendiri,” ujar Amanda Maulida, Corporate Secretary dan Hubungan Eksternal IPC TPK dalam sesi presentasi dan Wawancara Penjurian “TOP CSR Awards 2022” di depan tim dewan juri yang diselenggarakan Majalah TopBusiness secara virtual, Kamis (17/2/2022).
Dewan Juri yang hadir kali ini adalah Melani Harriman dari Melani K Harrman Associate, Sulistio (Lembaga Kajian Nawacita /LKN), dan Ahmad Churi (Solusi Kinerja Bisnis /SKB). Adapun dari pihak perusahaan turut hadir dalam wawancara penjurian itu adalah, Puti Febia selaku ACS Hubaga, Humas dan CSR, serta Budi Darmadi selaku Officer Hubaga, Humas dan CSR PT IPC Terminal Petikemas.
Menurut Amanda Maulida, dalam pelaksanaan TJSL, IPC Terminal Petikemas melakukan penyelarasan program CSR sesuai tata kelola yang telah ditetapkan. Di antaranya perencanaan program dibuat melalui tahapan atau proses social mapping dari kondisi masyarakat dan lingkngan sekitar.
Terutama yang ada di sekitar wilayah operasi IPC TPK dengan melibatkan stake holder, termasuk inisiasi dari masyarakat sekitar yang menjadi wilayah operasi perusahaan. Adapun wilayah operasinya mencakup enam area, antara lain Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Dwikora Pontianak (Kalimantan Barat), Pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera Barat), pelabuhan di Jambi, Pelabuhan Palembang (Sumatera Selatan), dan Pelabuhan Panjang (Lampung).
“Pembahasan program usulan TJSL di 6 area kerja dilakukan setiap tahun (pembahasan menyangkut tujuan program, target, RAB serta kesesuaian dengan Roadmap TJSL perusahaan. Usulan dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perusahaan, seperti adanya rencana pengembangan dan investasi oleh perusahaan.”
“Beberapa program TJSL IPC Terminal Petikemas disusun dengan komitmen mendukung bisnis inti denga mengadopsi konsep Creating Shared Value (CSV) bagi CSR perusahaan. Sedangkan alokasi biaya CSR berasal dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diajukan oleh manajemen dan disetujui oleh pemegang saham untuk Program TJSL,” sambungnya.
Konsep CSV dalam kegiatan CSR merupakan strategi yang dilakukan dalam program CSR atau TJSL yang bisa mendukung dan menciptakan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya kampanye Safety Driving di Pelabuhan Tanjung Priok, pelatihan Safety Truck Driving bagi para driver truk, vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat di wilayah Jakarta Utara, pencegahan penyebaran pandemi covid-19 melalui penyediaan vitamin, suplemen dan new normal kit bagi karyawan mitra dan karyawan internal, serta beberapa program lainnya.
Ditambahkan, dengan adanya CSV dalam pelaksanaan CSR ini, ada manfaat bersama yang bisa dipetik untuk mendukung kelangsungan operasional perusahaan. Misalnya pelatihan safety driving bagi para pengemudi truk, di mana kegiatan ini juga selaras dengan ISO 26000 yang bertujuan memberikan edukasi melalui sharing knowledge kepada pengemudi eksternal, baik dari asosiasi pengusaha truk dan mitra kerja terkait Basic Safety.
“Dengan pemahaman yang makin baik dari pengemudi akan pentingnya disiplin lalu lintas, haI ini juga berdampak pada penurunan angka kecelakaan yang juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas angkutan peti kemas di pelabuhan. Hal ini sangat penting mengingat pelabuhan sebagai pintu gerbang perekonomian negara, dimana kelancaran dan kecepatan proses bongkar muat akan berdampak besar bagi roda ekonomi nasional,” ujar Budi Darmadi menambahakan.
Selain itu, juga masih banyak program CSR lainnya yang dilakukan selama 2021, termasuk bantuan untuk penangan pandemi Covid-19. Di anataranya bantuan untuk tenaga kesehatan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta Utara.
Bantuan berupa vitamin, suplemen serta alat pelindung diri (APD) seperti masker, handsanitizer dan disinfektan diserahkan kepada dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Pelabuhan dan Port Medical Center, bantuan untuk tenaga medis dan relawan Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran berupa vitamin dan suplemen, paket sembako untuk masyarakat di 5 titik sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.
Terkait lingkungan, sejak 2016 IPC TPK juga berupaya memperbaiki ekosistem dan biota laut yang terdampak atas kegiatan bongkar muat di Pelabuhan dengan melakukan rehabilitasi penanaman terumbu karang. Antara lain sebanyak 240 bibit terumbu karang ditanam di perairan Pulau Pahawang, Bandar Lampung (dengan total luas area penanaman 100m2). Penanaman terumbu karang dilakukan dengan melibatkan komunitas pecinta lingkungan Lampung Underwater Community (LUC).
Di samping itu, dalam upaya mendukung dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) nomor 14 yaitu menjaga eko sistem laut (life bellow water), pada November tahun lalu juga dilakukan restocking pelepasan 20.000 benih ikan nila dan patin di Sungai Batanghari, Jambi. Di samping itu, juga dilakukan aksi penanaman 1.000 batang pohon mangrove di Desa Cemara, Kecamatan Sadu, Tanjung Jabung Timur-Jambi. Kelestarian mangrove memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir melalui ekonomi biru.
Program CSR lainnya, ada bantuan untuk bencana alam seperti korban bencana alam di Palu dan Sukabumi beberapa waktu lalu melalui kolaborasi dengan IPC Group, di mana IPC TPK menyalurkan bantuan bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga yang diantarkan langsung ke lokasi. Bantuan untuk korban banjir dan lainnya.
Selain itu juga ada bantuan untuk dunia pendidikan, seperti penyelenggaraan sekolah kejar paket B dan C (setara SMP dan SMA) untuk anak-anak putus sekolah dan kurang mampu di lingkungan pelabuhan. Selain itu, ada bantuan untuk tempat ibadah, pembagian hewan kurban, berbagi takjil pada bulan Ramadhan, santunan anak yatim dan lainnya yang dilakukan di wilayah operasional IPC TPK.
Green Port
Dalam upaya menekan dampak lingkungan dan mewujudkan pelabuhan yang lebih ramah, IPC TPK juga menerapkan konsep green port (pelabuhan hijau). Green Port merupakan konsep dalam pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan antara aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, community development, dan kepentingan ekonomi dari kegiatan usaha pelabuhan itu sendiri.
Untuk menghadirkan pelabuhan yang sejalan dengan kaidah green ini, dilakukan perbaikan terkait pengelolaan energi dan limbah, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan sampah, termasuk pengendalian sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya).
“Kami mengajak semua pihak yang ikut terlibat dalam aktivitas di pelabuhan untuk sama-sama mendukung konsep green port ini. Dari sisi perusahaan, kami sudah mulai mengkonversi atau melakukan transfomasi penggantian alat bongkar muat seperti mobile crane, Container Crane (CC) dan Gantry Luffing Crane (GLC) dan lainnya. Dari mesin bertenaga BBM ke sistem elektrik bertenaga listrik yang lebih ramah lingkungan dan rendah polusi udara,” imbuh Puti Febia – ACS Hubaga, Humas dan CSR, menambahkan.
“Di Tanjung Priok, saat ini sudah lebih dari 70% alat bongkar muat beralih ke sistem elektrikal bertenaga listrik,” pungkas Puti lagi. Dengan diimplementasikannya konsep Green Port di IPC TPK akan dapat meningkatkan daya saing pelabuhan dan juga sistem logistik nasional.
Penulis: Ahmad Chury