Jakarta, TopBusiness – PT Pertamina EP Tarakan Field terpilih sebagai Finalis ajang TOP CSR Awards 2022 yang diselenggarakan majalah Top Business. Perusahaan telah mengikuti Tahapan Penjurian ajang tersebut secara daring pada Kamis (17/02/2022).
Sesi presentasi dibawakan oleh Isrianto Kurniawan selaku Field Manager PT Pertamina EP Tarakan Field dengan memaparkan materi bertajuk “Benuanta Bersemi, Daerah yang harus dibangun dan dipertahankan kesejahteraannya Berdaya di Masa Pandemi”.
Aktivitas utama Pertamina EP Tarakan Field yaitu eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, meliputi kegiatan produksi operasi baik melalui operasi sendiri maupun polakemitraan. Komersialitas minyak dan gas bumi, baik dari hasil operasi sendiri maupun mitra Technical Assitance Contract (TAC) dan Kerjasama Operasi (KSO).
“Per 26 Januari 2022, area kerja kami seluas 30,07 km2 di Provinsi Kalimantan Utara yaitu lapangan Sembakung, Mangatal, Juata, Sesanip, dan Pamusian,” jelas Isrianto kepada dewan juri, saat memaparkan profil Pertamina EP Tarakan Field.
“Dengan jumlah produksi 2.106 BPOD untuk minyak dan 2,15 MMSCFD untuk gas. Lapangan produk kami ini termasuk yang tertua di Indonesia dan sudah ada sejak jaman Belanda, ia menambahkan.
Kubedistik sebagai Program CSR Unggulan
Dalam ajang TOP CSR Awards 2022 ini, sebagai program unggulan Pertamina EP Tarakan Field menampilkan Program Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kerajinan Batik yaitu Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik disingkat Kubedistik.
“Program Kubedistik kami jalankan di Kelurahan Kampung Satu, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara,” tutur Isrianto.
Lebih jauh ia pun menjelaskan latar belakang pihaknya menggelar program tersebut. “Kami perhatikan di Kota Tarakan terdapat 278 penyandang disabilitas dengan komposisi 58% laki-laki dan 42% perempuan. Dimana ada 64% usia produktif, dengan hanya lebih dari 11% yang terserap ke dunia kerja. Dan sisanya, 22% tidak bersekolah dan sangat sedikit yang menyelesaikan SMA atau pendidikan tinggi.”
“Sementara ada potensi yang belum dikembangkan yaitu limbah bakau kurang termanfaatkan, belum ada motif batik khas Tarakan, ada pengrajin batik setempat yang peduli dengan isu disabilitas, dan batik sebagai warisan nasional yang harus dilestarikan.”
“Setelah kami pelajari, akhirnya solusi yang kami ajukan berupa program Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kerajinan Batik yaitu Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik),” terang Isrianto kepada dewan juri.
“Setelah melalui sejumlah proses, maka dari kegiatan itu, produk yang dihasilkan berupa batik
ramah lingkungan dengan motif khas Tarakan,” imbuhnya.
Saat ini, ada 3 batik khas Tarakan yang sudah didaftarkan HAKI yaitu motif Pagun Patra, Telaga Patra, dan Rig Patra. Dan 3 motif lainnya sedang dalam proses memperoleh HAKI yaitu Burung Enggang, Enggang Sejoli, dan Pakis Pesisir.
Menurut Isrianto, keterlibatan Pertamina EP Tarakan Field ini berarti menjawab kebutuhan sosial dan meningkatkan kapasitas kalangan penyandang disabilitas di Kota Tarakan yang tergabung dalam Kubedistik.
“Sebelumnya, mereka tidak memiliki keahlian, kurang percaya diri, tidak memiliki karya, dan tidak memiliki pendapatan.”
“Keterlibatan kami dengan memberdayakan mereka melalui mengadakan pelatihan produksi, menyediakan Rumah Batik, mempromosikan produk, dan mengadakan acara Kubedistik Talk.”
“Kini, mereka pun telah berkembang dan maju. Sebagai contoh ada yang ahli dalam pembatik, pembuat motif, penjahit, dan membuat batik cap,” ujar Isrianto.
Tidak hanya itu, Isrianto mengutarakan bahwa Pertamina EP Tarakan Field pun menggalang keterlibatan stakeholder dalam menjalankan Program Kubedistik ini.
“Untuk Diseminasi Pengetahuan dan Ketrampilan, pihak yang terlibat yaitu Universitas Borneo Tarakan, Universitas Nasional, SLB Negeri Tarakan, Yayasan Al Marhamah Tarakan, dan Enviro Strategic Indonesia.”
“Untuk Pelatihan dan Pendampingan kami melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi, dan Kelurahan Kampung Satu.”
“Sedangkan untuk Promosi dan Pemasaran, program ini melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Bapekraf, Pemkot Tarakan, PT Telkom Indonesia, dan Bank Indonesia.”
Menurut Isrianto, Program Kubedistik telah menghasilkan sejumlah manfaat. “Dari aspek Lingkungan berupa 360 kg/tahun limbah bakau dimanfaatkan sebagai pewarna batik; 6.600 kg CO²e/tahun berupa Berkurangnya Emisi; 360 kg/tahun limbah sisa pewarnaan bakau diolah menjadi pupuk kompos oleh KSM Ramah Lingkungan.”
“Aspek Ekonomi berupa diraihnya Rp143.000.000,-/tahun pendapatan kelompok dari penjualan kain batik; Rp1.300.000,-/bulan rata-rata pendapatan anggota kelompok dari produksi batik; Rp17.500.000,- efisiensi biaya pengelolaan lingkungan
“Kemudian dari aspek Sosial (Wellbeing) 22 anggota Kubedistik berdaya; terciptanya Inklusivitas kelompok; Kubedistik menjadi pelopor batik khas Tarakan; Jadi pembatik ramah lingkungan yang pertama di Tarakan; 93,95 nilai IKM program (sangat baik); dan 2,48 nilai SROI.”
Terakhir, aspek Sosial yaitu 12% penyandang disabilitas usia produktif Kota Tarakan berdaya; didapatnya 3 HAKI untuk karya seni motif batik; 1 unit bangunan Rumah Batik Disabilitas; 1 kelompok disabilitas Kota Tarakan; 1 fasilitator batik warna alam; dan 2 akademisi sebagai pendamping.
Program Corporate Social Responsibility
Dalam hal Program Corporate Social Responsibility (CSR), Isrianto menegaskan Pertamina EP Tarakan Field dalam menjalankan bisnisnya mendukung penerapan prinsip 3P (People, Planet, Profit) dan 5P (People, Prosperity, Peace, Partnership, Planet).
“Termasuk telah mengadopsi konsep Creating Shared Value dan ISO 26000 dalam kebijakan dan program CSR yang kami jalankan,” ungkapnya.
“Program CSR yang kami jalankan meliputi 4 pilar yaitu pertama, Lingkungan dengan program Inovasi ENBARTER (Biodiesel Minyak Jelantah), Desa Tepian Mandiri Energi, Aliansi Kerja Bebas Sampah, dan Konservasi Anggrek Langka.”
“Pilar kedua, Kesehatan kami menjalankan pengelolaan sampah di lingkungan Kelurahan Kampung Enam dan peduli Covid-19.”
“Pilar ketiga, Pendidikan yaitu Sekolah Tapal Batas.”
Pilar keempat, Ekonomi melalui Pemberdayaan Disabilitas Melalui Kerajinan Batik.”
Lebih lanjut Isrianto menjelaskan, “Di masa pandemi ini kami juga menjalankan program CSR penanggulangan Covid-19 di Kalimantan Utara. Dengan penerima manfaat yaitu RS rujukan Covid-19, Satgas Covid-19, mitra binaan dan masyarakat umum yang berada di Kab. Nunukan, Kab. Tana Tidung, Kab. Sebatik, Kab. Malinau, Kab. Bulungan, dan Kota Nunukan.”
Program CSR Pertamina Tarakan Field telah memperoleh sejumlah apresiasi di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Dalam tahapan Penjurian TOP CSR Awards 2022 ini, bertindak selaku dewan juri yaitu Melani K. Harriman, Eri Sumiarso dan Febrizal.
Penulis: Teguh IS.