Sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia saat ini, PT Jasa Marga Tbk memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai bisnis berkelanjutan atau sustainability business. Itu tentu sesuai visi Jasa Marga yakni menjadi perusahaan jalan tol nasional terbesar, terpercaya, dan berkesinambungan.
Saat ini, berdasarkan data PT Jasa Marga, total ruas jalan tol yang dioperasikan BUMN tersebut di seluruh Indonesia sudah mencapai 1.246 Kilometer (Km) atau menguasai sekitar 51 persen pangsa pasar tol di Indonesia. Adapun total konsensi jalan tol yang dimiliki Jasa Marga telah mencapai 1.603 Km yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Bagi kami, sustainability merupakan kata kunci karena itu sudah tercantum dalam visi dan misi Jasa Marga.” kata Dwimawan Heru Santoso, Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga Tbk dalam wawancara khusus secara daring dengan TopBusiness, Senin (7/3/2022).
Hadir pula dalam wawancara tersebut, Irra S. (Regional Metropolitan Tollroad Dept Head), Panji (Regional Nusantara Tollroad Department Head), Tody (Regional Trans Jawa Tollroad Dept. Head), Jatmiko (Section CSR Head Division), Endang (Senior CSR Division ), dan Arief Basuki (Senior CSR Division).
Dwimawan Heru menjelaskan, pengertian berkesinambungan ini adalah Jasa Marga harus menjadi sustainable company. “Jadi tidah hanya mencari untung untuk 1, 2,3 atau 10 tahun ke depan, tapi selama-lamanya sustainable. Sebab itu kami harus membangun upaya atau inisiatif sustainable terutama dalam pengurangan dampak, dengan program-program sustainability,” tutur Heru.
Pengelolaan usaha jalan tol diakui manajemen memiliki berbagai dampak antara lain kondisi habitat lingkungan yang berubah, peningkatan nilai ekonomi lokal, perubahan sosial dan resistensi sosial, serta ekspektasi tenaga kerja lokal. Sebab itu, PT Jasa Marga Tbk melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di berbagai daerah di mana perusahaan beroperasi.
Arief Basuki, senior CSR division menambahkan, salah satu program TJSL unggulan Jasa Marga adalah Inisiatif Program Green Toll Road Indonesia. Lokasi program ini berada ruas Tol Gempol – Pandaan (Jawa Timur) dan Ruas Tol Pandaan – Malang (Jawa Timur). Dalam pelaksanaan program ini, Jasa Marga bermitra dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Green Product Council Indonesia (GPCI), dan NGO Global Eco Network.
Dalam Program Green Toll Road Indonesia, kata Arief, ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain penggantian lampu-lampu penerangan jalan umum (JPU) menggunakan jenis lampu LED. Langkah ini berhasil memangkas biaya operasional dalam penggunaan sumber daya listrik.
Berdasarkan penghitungan, menurut Arief, biaya penggunaan LED hanya menghabiskan Rp sekitar 81 juta, sedangkan biaya penggunaan non-LED mencapai Rp 169 juta. Itu artinya penggunaan listrik untuk lampu LED menghemat 48 persen dibandingkan non-LED.
Selain mengganti lampu dengan LED, Jasa Marga juga melakukan penanaman jenis-jenis vegetasi penyerap polutan di area terbuka pada ruang milik jalan tol (rumijatol). Manfaat dari kegiatan ini adalah menambah jumlah oksigen (O2) ke lingkungan dan mengurangi beban emisi dari karbon (CO2).
“Kami sudah melakukan mapping untuk kebutuhan jenis tanaman yang ada di koridor jalan tol. Dengan karakteristik jalan tol yang berbeda-beda, jenis pohon yang ditanam juga berbeda-beda. Seperti di kawasan industri biasanya ada polusi debu dan suara, karena yang melintas kendaraan-kendaraan besar . Untuk jalan tol yang berpotensi ada debu dan bising kita tanam pohon-pohon seperti bintaro, glodokan, pinus dan flamboyan. Kalau untuk tanaman hiasnya, kami tanam tabebuya,” ujar Irra, menambahkan.
Secara rinci, kata Arief, ada beberapa jenis pohon yang ditanam di sisi jalan tol antara lain pohon randu yang dipilih karena berdasarkan pengukuran mampu menyerap CO2 sebesar 35,336 kg/tahun, kemudian pohon tabebuya kuning dengan penyerapan CO2 sebesar 211,99 kg/tahun. Selain itu, pohon trembesi dengan penyerapan CO2 sebesar 28.488,39 kg/tahun dan pohon kasia mas dengan penyerapan CO2 sebesar 5.295,47 kg/tahun.
Menurut Arief, jenis tanaman atau pohon yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk yang tebal dan bermassa daun padat. Jenis-jenis tanaman tersebut diperlukan pada tempat-tempat yang berada di pinggir jalan yang membutuhkan ketenangan dan kenyamanan, antara lain yaitu tempat fasilitas umum (tempat ibadah, pendidikan, kesehatan, perkantoran dan lainnya).
“Contoh tanaman yang bertajuk tebal dan massa daun padat antara lain tanjung, kiara payung, teh-tehan pangkas, puring, pucuk merah, kembang sepatu, bougenville, dan oleander,” tutur Arief.
Menurut dia, penanaman dan pemeliharaan akan terus dilakukan oleh Jasa Marga sebagai tanggung jawab atas dampak dari pengelolaan bisnis. Di samping juga bisa meningkatkan kualitas lansekap sepanjang jalan tol menjadi lebih asri dan lebih teduh.
Hingga tahun 2021, kata Arief, Perseroan telah memperoleh Sertifikasi Green Toll Road perdana di Indonesia untuk dua jalan tol yang dikelolanya; yaitu Jalan Tol Gempol-Pandaan dengan level Silver dan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan level Gold Plus.
Fokus penilaian Green Toll Road Indonesia meliputi tujuh indikator,yaitu akses, kelayakan dan pelayanan, efisiensi energi, efisiensi air, lingkungan, material, konstruksi serta kerja sama kewilayahan. Indikator tersebut memiliki tujuan sebagaimana tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) United Nations.
Terkait penanaman pohon ini, PT Jasa MargaTbk melalui anak usahanya di Bali pada 2020 melakukan penanaman pohon mangrove sebanyak 42 ribu pohon. Program tersebut untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia sekaligus juga untuk merayakan hari ulang tahun Jasa Marga ke-42 tahun. “Itu inisiatif kami dalam kegiatan TJSL,” ucap Heru.
Dukung Pariwisita
Program TJSL unggulan lainnya dari PT Jasa Marga adalah Kebon Kopi Hutan Majaksingi di Kabupaten Magelang dengan nama “Pusat Budidaya dan Proses Olah Kopi Organik”. Kegiatan yang dilakukan Perseroan antara lain membangun Balai Ekonomi Desa (Balkondes), homestay, rumah semai dan rumah kompos, dan lainnya.
Jasa Marga juga melakukan budidaya kopi dan pelatihan barista bekerja sama dengan Komunitas Kopi Borobudu. “Kami melakukan pengembangan budidaya tanaman kopi endemik sebagai bagian dari konservasi keanekaragaman hayati di kawasan hutan setempat,” ujar Arief.
Dampak positif dari program tersebut antara lain, masyarakat desa Majaksingi saat ini memiliki mata pencaharian lain yakni mengolah kopi organik. Program tersebut juga mengurangi pengangguran di kalangan pemuda desa karena adanya pelatihan barista. “Petani di desa bisa dapat tambahan pendapatan Rp 600 ribu dari budidaya kopi,” ujar Dwimawan Heru.
Selain di Magelang, menurut Arief, PT Jasa Marga juga memiliki program TJSL terkait pengembangan pariwisata di Dukuh Nanggulan, Desa Wijimulyo, Kabupaten Kulonprogo bernama Pengembangan Wisata Nanggulan Agrotech.
Dalam program yang dilakukan sejak tahun 2020 ini, kegiatan yang dilakukan antara lain budidaya tanaman klengkeng new chrystal melalui teknologi tepat guna bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). “Kami mengembangkan 1.250 batang klengkeng dengan 350 di antaranya ditanam di rumah-rumah penduduk,” ujar Arief.
Pengembangan Wisata Nanggulan Agrotech dengan atraksi petik buah dan kuliner khas dari klengkeng tersebut saat ini menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta. “Kegiatan ini selain mengurangi pengangguran di Desa Wijimulyo, juga meningkatkan pendapatan masyarakat desa,” tutur Arief.
Kampanye Keselamatan Berkendara
Jasa Marga juga aktif melakukan Kampanye Keamanan dan Keselamatan Berkendara atau Road Safety Rangers. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memberikan edukasi pesan kepada masyarakat umum, terutama kalangan muda tentang road safety di jalan tol.
Berdasarkan data, kata Arief, sekitar 49,7 persen korban kecelakaan kendaraan bermotor berusia 15-39 tahun. Sekitar 81,9 persen dari jumlah kecelakaan di jalan tol disebabkan faktor pengemudi (speeding, lelah, kurang antisipasi, dan sebagainya). Selain itu, sekitar 57,07 persen kecelakaan berasal dari kurangnya bekal kemampuan dasar pengemudi.
Kampanye Road Safety Rangers ini juga untuk meningkatkan skill dasar pengemudi pada usia muda secara baik, berkeselamatan dan aman di jalan tol. “Kegiatan ini juga menjadi sarana mempromosikan aplikasi Travoy (aplikasi untuk pengguna jalan tol) kepada masyarakat umum dan menjalin relasi kerja berkelanjutan dengan BUMN Muda,” tuturnya.
Sinergi program antara PT Jasa Marga dengan elemen masyarakat juga dilakukan dalam pemberian bantuan untuk usaha mikro dan kecil (UMK) di rest area. Perseroan dalam kegiatan ini menggandeng Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM)
Bantuan yang diberikan kepada UMK antara lain berupa pendanaan, pendampingan dan pembinaan. Pendanaan UMK ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sedangkan pendampingan dan pembinaan kepada UMK dilakukan untuk meningkatkan kompetensi, kemudahan dalam pemasaran dan permodalan dengan program terarah untuk menghasilkan UMKM naik kelas,” kata Arief.
Vaksinasi Drive Thru
Pada masa pandemi covid-19 dan masa kenormalan baru, PT Jasa Marga Tbk banyak melakukan program TJSL atau CSR terkait penanggulan covid. Salah satu program unggulannya adalah Program Vaksinasi Drive Thru di Pintu Tol Jagorawi.
Regional Metropolitan Tollroad Dept Head PT Jasa Marga, Irra S menjelaskan, untuk melaksanakan program ini, perseroan bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat seperti Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan BEM Universitas Indonesia.
Menurut Irra, program vaksinasi ini digelar selama satu bulan mulai 1 September 2021 di Tol Jagorawi Jalur A KM 14A (SS Cawang–Bogor / Ciawi) dan Tol Jagorawi Jalur B KM 18+600 B (Ciawi/Bogor –SS Cawang). Sedangkan jenis vaksin yang digunakan adalah Pfizer dan Sinovac.

Irra menjelaskan, ada beberapa manfaat dari penyelenggaraan Program Vaksinasi Drive Thru ini, antara lain Ikut menyukseskan program pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19. “Ini juga mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 sehingga herd immunity bisa segera tercapai,” tuturnya.
Sampai program vaksinasi ini berakhir pada 30 September 2021, tercatat total penerima vaksin Pfizer di KM 14 A sebanyak 7.016 orang, atau 47,95 persen dari kuota vaksin Pfizer yang tersedia sebanyak 14.632 dosis. Sedangkan penerima vaksin Sinovac di KM 18 B sampai 30 September 2021 sebanyak 17.377 orang, atau 57,9 persen dari kuota vaksin Sinovac yang tersedia sebanyak 30.000 dosis.
Program TJSL lainnya terkait penanggulangan covid-19 adalah bantuan alat kesehatan (alkes) untuk klinik perusahaan dan handsanitizer untuk anak perusahaan. Selain itu penerapan protokol kesehatan di masjid rest area dengan menyediakan handsanitizer dan sarana mencuci tangan. Jasa Marga juga menggelar kegiatan donor plasma konvalesen.
Deretan program TJSL atau CSR tersebut yang membuat PT Jasa Marga Tbk mendapat apresiasi positif dari berbagai kalangan, termasuk investor publik di pasar modal. Saat ini, PT Jasa Marga Tbk masuk IDX KEHATI dari Bursa Efek Indonesia (BEI). IDX Kehati merupakan indeks berisikan 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja Environment, Social, and Governance (ESG) dan kualitas keuangan perusahaan, serta memiliki likuiditas yang baik.
Tak hanya itu, Jasa Marga pada akhir 2020 lalu juga masuk indeks ESGL atau Environmental, Social, Governance Leaders dari Bursa Efek Indonesia. Ada 30 saham yang dinilai memiliki ESG baik, salah satunya saham berkode JSMR.