Jakarta, TOPBusinees – Sembilan perusahaan meraih Golden Trophy , kategori penghargaan tertinggi dalam ajang TOP CSR Awards 2022.
Kesembilan perusahaan itu adalah PT Kideco Jaya Agung, PT Badak NGL, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Borneo Indobara, PT Asmin Bara Bronang, PT Astra International Tbk, PT Indonesia Power, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Perusahaan-perusahaan tersebut menyabet Golden Trophy didasari atas pencapaiannya meraih penghargaan TOP CSR Awards kategori Bintang 5 selama tiga tahun berturut-turut.
TOP CSR Awards 2022 diikuti oleh 850 perusahaan di Indonesia (long list kandidat pemenang). Ada sebanyak 200 perusahaan yang mengikuti penilaian, dan 160 perusahaan mengikuti secara lengkap.
“Jumlah ini meningkat 10% dibanding tahun lalu yang sebanyak 145 perusahaan,” kata Ketua Penyelenggara TOP CSR Awards 2022, M. Lutfi Handayani, yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TOP Business, dalam sambutan ajang TOP CSR Awards 2022 yang digelar di Dian Ballroom, Hotel Raffles Jakarta, Rabu (31/3/2022).
Ajang TOP CSR Awards 2022 dihadiri ratusan profesional bisnis dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia, baik swasa maupun BUMN dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19 yang ketat. TOP CSR Awards 2022 ini mengangkat tema Being a Responsible Company is the Key Strategy for Business Sustainable Growth (Menjadi Perusahaan yang bertanggungjawab, merupakan kunci strategi untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan).
Menurut Lutfi, kegiatan TOP CSR Awards merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan bidang CSR yang tertinggi, dan insya Allah yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia, yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, yang dinilai berhasil dalam menjalankan program CSR/ TJSL/Community Development, yang efektif dan berkualitas.
Sekaligus, TOP CSR Awards bukan hanya sekadar kegiatan penilaian dan pemberian perhargaan semata, namun didalamnya ada banyak proses pembelajaran bersama untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas CSR perusahaan.
Contoh proses pembelajaran itu, adalah adanya sesi Nilai Tambah dalam kegiatan Wawancara Penjurian, yang terus dibudayakan dalam kegiatan award-award yang diselenggarakan oleh Majalah TOP Business atau MSI Group. “Di dalam Sesi Nilai Tambah ini, Dewan Juri memberikan masukan dan saran-saran perbaikan kepada para peserta, untuk meningkatkan kualitas CSR perusahaan, ke depan,” papar Lutfi.
Lutfi juga menjelaskan, ada pembeda antara TOP CSR Awads dengan award CSR yang lainnya. Yakni sebagai berikut:
Pertama, kegiatan award-award CSR yang lain, fokus penilaiannya hanya pada aspek comply terhadap ISO 26000/aspek lingkungan saja. Sedangkan penilaian TOP CSR Awards 2022 lebih lengkap. Tidak hanya sekadar comply terhadap ketentuan ISO 26000 dan aspek lingkungan, tapi juga memperhatikan aspek CSV (Creating Shared Value), dan keselarasan CSR untuk mendukung bisnis perusahaan agar tumbuh berkelanjutan.
Kedua, di dalam TOP CSR Awards 2022, ada kategori khusus yang terkait dengan 5 Visi Presiden RI 2019-2024, ini menunjukkan bahwa CSR perusahaan seharusnya tidak saja selaras dengan strategi bisnis perusahaan, namun juga bisa sejalan dengan program dan kebijakan Pemerintah. Sehingga sinergi CSR antar-perusahaan maupun sinergi CSR perusahaan dengan Pemerintah, perlu dijalankan dengan baik.
Ketiga, penilaian dalam TOP CSR Awards 2022, tidak hanya melibatkan pakar dan konsultan CSR saja. Tetapi juga menyertakan konsultan dan asosiasi bisnis, serta menimbang tata kelola perusahaan, termasuk dari pasar modal dan lembaga pembiayaan. Sehingga keberhasilan CSR, dapat dinilai dan dilihat lebih komprehensif, dari sudut pandang (bisnis) yang lebih luas.
Sekitar seminggu sebelum acara puncak TOP CSR Awards 2022, ada Webinar TOP CSR Awards 2022, dengan mengangkat tema Adopsi ISO 26000 SR dalam Kebijakan dan Implementasi CSR. Itu dengan pembicara dari para pakar CSR di Indonesia dan ada sharing dari para kandidat pemenang TOP CSR Awards 2022.
Sementara, dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Hidup dan Kehutanan, Sigit Reliantoro, menyampaikan sejumlah hal. Antara lain bahwa konsep community development yang dilakukan perusahaan-perusahaan, banyak yang sudah memproteksi ekosistem. “Selain menyelesaikan masalah sosial-lingkungan, ada juga CSR perusahaan yang menimbulkan biodiversity,” kata Sigit.
Sigit pun mengatakan bahwa ekonomi sirkular akan semakin penting. “Pengolahan barang tertentu selama mungkin, diperlukan. Dunia usaha pun harus menyiapkan strategi agar produknya survive saat pembatasan plastik dalam produknya,” ucap Sigit.