Jakarta, TopBusiness – Berdiri sebagai perusahaan pakaian jadi pada 1980, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) kini sudah merambah ke bisnis terkait garmen dari hulu hingga ke hilir (upstream to downstream).
Fasilitas produksi yang dimiliki PT Pan Brothers saat ini sebanyak 22 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa (Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah) dengan total jumlah pekerja 31.682 orang per akhir 2021. Produk garmen Pan Brothers juga sudah menembus pasar ekspor antara lain ke Amerika Serikat, Eropa, Asia, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Visi perusahaan ini adalah To be an integrated and worldwide sustainable apparel supplier company. Sedangkan strategi bisnis yang dilakukan perusahaan untuk mencapai visi tersebut adalah di hulu adalah melakukan ekspansi sektor baru.
” Secara aktif kami mengupayakan kolaborasi dengan supplier bahan baku (kain) di dalam negeri maupun di mancanegara,” kata Gun Gun Gunawan, People Organization Development & Management System Manager PT Pan Brothers Tbk dalam penjurian TOP GRC Awards 2022 yang dilakukan secara daring, Jumat (8/7/2022).
Tim dari PT Pan Brothers Tbk yang hadir dalam penjurian ini antara lain Iswar Deni (GM Corporate Secretary), Elysia Intan Permatasari (Corporate Secretary), Nurdin Setiawan (GM HRM), Denny Henry Samboh (Senior Manager HRM), Satrio Boediarto (GM Business Development & Investor Relationship), serta Rizal Tanzil Rakhman (Manager Government Relations and Sustainability).
Di industri manufaktur pakaian jadi, upaya yang dilakukan PT Pan Brothers Tbk antara lain memproduksi produk pakaian jadi yang memiliki nilai tinggi (high-value). Perusahaan juga berupaya meningkatkan secara terus menerus pabrik yang ada menjadi pabrik garmen Industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi, kualitas prima, dan produktivitas. “Kami juga terus meningkatkan skill pekerja untuk memastikan konsistensi dan QC,” tuturnya.
Sedangkan di hilir, PT Pan Brothers Tbk melakukan ekspansi dengan mendirikan perusahaan pengembangan produk. Tak hanya itu, Pan Brothers mendirikan PT Apparelindo Prima Sentosa untuk meningkatkan eksistensi dalam bisnis ritel pakaian jadi, dengan merek in-house antara lain ZOE Label dan ZOE Black, SnP, FTL, Asylum, Sokya, dan Wastu. “Kami juga berkolaborasi dengan beberapa merek lokal dan pengecer multi-merek,” ujar Gun Gun.
Organ Pendukung GRC
Sebagai perusahaan garmen dengan kualitas ekspor, PT Pan Brothers Tbk berupaya meningkatkan kinerja dan produk dengan menerapkan praktik manajemen terbaik secara terus menerus dengan dampak negatif sekecil mungkin terhadap ekosistem. Itu pula yang menjadi salah satu misi perusahaan.
Komitmen itu dilaksanakan dengan mengimplementasikan governance , risk management, dan compliance management (GRC) dalam pengelolaan perusahaan. Saat ini, PT Pan Brothers Tbk sudah memiliki organ yang menunjang pelaksanaan GRC.
Pertama adalah Komite Nominasi Remunerasi yang posisinya berada di bawah komisaris. Tugas Komite ini adalah menelaah dan menstruktur rekomendasi paket remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan hak dan tanggung jawab mereka, serta menyampaikan rekomendasi itu ke pemegang saham untuk disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Kedua adalah Komite Pemantau Resiko yang juga berada di bawah komisaris. Komite ini bertanggung jawab memantau risiko bisnis, bekerja sama dengan Divisi Legal, Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Sumber Daya Manusia, dan divisi lainnya yang terkait.
Ada pula Komite Audit yang berada di bawah komisaris. Komite ini bertugas membantu dewan komisaris dalam memenuhi tanggung jawab kepengawasan sehubungan dengan integritas laporan keuangan; manajemen risiko dan pengendalian internal; kepatuhan kepada hukum dan peraturan; kinerja, kualifikasi, dan indepedensi akuntan publik; serta kinerja fungsi audit internal.
Organ pendukung GRC lainnya adalah Internal Audit yang berada di bawah direksi. Tugas Internal Audit ini berkomunikasi langsung dan bermitra dengan Komite Audit, dalam rangka memastikan berjalannya Sistem Pengendalian Internal secara efektif dan pengendalian risiko yang memadai. GCG merupakan tujuan utama dari Unit Audit Internal.
Selanjutnya ada Sekretaris Perusahaan yang juga berada di bawah direksi. Sekretaris perusahaan bertugas sebagai: investor relation, compliance officer dan contact person yang mewakili Perseroan.
Dalam pelaksanaan GRC, PT Pan Brothers juga mengacu pada regulasi eksternal dan internal. Regulasi eksternak misalnya buyer requirement yang menyangkut 3P (People, Planet, Profit) serta regulasi pemerintah. Misalnya UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, PP No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselataman dan Kesehatan Kerja (SMK3). Ada pula Environment Risk : SK.31/PPKL/SET.6/WAS.7/4/2022 tentang Keputusan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan mengenai PROPER, serta UU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
Dalam penerapan good corporate governance (GCG), PT Pan Brothers Tbk sudah mengimplementasikan Whistleblowing System (WBS). Ini merupakan sistem pelaporan pelanggaran merupakan bagian dari Kode Etik Perusahaan dan Karyawan.
“Ruang lingkup WBS yang saat ini diutamakan meliputi informasi mengenai permasalahan pengendalian internal, akuntansi, auditing, pelanggaran peraturan, dugaan kecurangan dan/atau dugaan korupsi, dan pelanggaran kode etik,” ujar Gun Gun.
Seluruh pelaporan yang masuk akan diperiksa oleh team Internal Audit, untuk ditindak lanjuti secara internal dan dilanjutkan ke direksi dan Komite Audit jika diperlukan tindakan lebih lanjut.
Menurut Gun Gun, mekanisme pelaporan dilakukan melalui SMS dan email, yang dijaga kerahasiaannya. Program WBS ini juga telah disosialisasikan dan telah dipahami oleh karyawan.
“Bagi pelapor internal, direksi memberikan jaminan perlindungan tidak akan dikenai pemecatan; penurunan jabatan atau pangkat, pelecehan atau diskriminasi dalam segala bentuknya,” kata dia.
Identifikasi Profil Risiko
Sedangkan untuk implementasi manajemen risiko yang dilakukan PT Pan Brothers Tbk antara lain melakukan identifikasi profil risiko (risk profile). Ada beberapa risiko yang yang diidentifikasi antara lain Risiko Operational yang mengacu kepada tiga hal yaitu People, Planet, dan Profit.
“Untuk People, kami mengidentifikasi melalui potensi resiko kecelakaan kerja, demonstrasi, dan lainnya, kemudian untuk Planet, kami mengidentifikasi melalui resiko penggunaan energi, pemanfaatan air dan limbah domestik maupun limbah industri, serta untuk profit kami mengidentikasi kualitas pelayanan kepada pelanggan,” papar Gun Gun.
Manajemen juga melakukan Identifikasi Risiko Keuangan yang mengacu pada empat hal. Pertama adalah risiko nilai tukar mata uang asing. PT Pan Brothers menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing dari berbagai mata uang yang digunakannya, penghasilan perusahaan mayoritas dalam dolar AS.
Kedua, PT Pan Brothers juga menghadapi risiko tingkat bunga. Perusahaan memiliki pinjaman dengan tingkat bunga variabel. Untuk mengantisipasi kenaikan tingkat bunga, PT Pan Brothers memonitor pergerakan suku bunga dan memastikan bahwa perusahaan mempunyai perhitungan margin yang memadai untuk pembayaran bunga.
Ketiga adalah risiko kredit. Gun Gun menegaskan, perusahaan saat ini tidak memiliki konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa penjualan barang dan jasa hanya dilakukan kepada konsumen yang memiliki sejarah kredit yang baik.
“Selain itu, posisi piutang pelanggan dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih,” tuturnya.
Terakhir adalah risiko likuiditas, di mana PT Pan Brothers Tbk mempunyai pinjaman yang berupa pinjaman modal kerja jangka panjang. Perusahaan mengantisipasi risiko likuiditas ini dengan penggunaan sesuai order yang diterima, dan memastikan tersedianya kas dan setara kas dalam jumlah yang memadai untuk melunasi pinjaman yang jatuh tempo. “Kami juga mencadangkan dana untuk pembayaran bunga atas pinjaman,” ucap dia.
Untuk menilai Risk Maturity Level, menurut Gun Gun, PT Pan Brothers menggunakan SIPOC atau penilain risiko terhadap lingkungan, produk, potensi kecelakaan kerja dan nilai peluang serta frekuensi. “Walaupun kami belum menggunakan ISO 31000, namun Perseroan telah comply dengan ISO 45001; ISO 14001; SA 8000 di mana juga mengandung Risk Management,” tuturnya.
Untuk implementasi manajemen kepatuhan, menurut Gun Gun, mekanismenya sudah tertuang dalam perjanjian kerja bersama (PKB), kebijakan direksi, dan pembentukan Social Performance Team (SPT). Kriteria keberhasilan implementasi Kepatuhan ini antara lain tidak ada buyer compliance findings, tidak ada teguran instansi pemerintah, serta perizinan TKA terpenuhi (imigrasi).
Untuk mendukung operasional bisnis dan implementasi GRC, PT Pan Brothers Tbk juga menerapkan digitalisasi sistem di semua proses bisnis, line produksi, HRM, dan System (SOP). Teknologi digital yang sudah diimplementasikan perseroan antara lain artificial inteligence, Internet of things, advance robotics, augmented reality, dan 3D forming.
Dukung Ekonomi Sirkular
Selama masa pandemi covid-19 pada 2020-2021, PT Pan Brothers Tbk menempatkan kesehatan dan keselamatan pekerja sebagai prioritas utama, yaitu dengan menerapkan protokol yang sangat ketat dan menggerakkan vaksinasi secara proaktif. Itu dilakukan untuk menjaga kesehatan pekerja dan keberlangsungan operasional perusahaan.
“Perseroan juga mengambil bagian dalam menanganan kesehatan nasional dengan menambahkan lini produk APD (hazmat dan masker) sesuai standar dan bersertifikat yang memasok kebutuhan domestik dan internasional,” tutur Gun Gun.
PT Pan Brothers Tbk juga memiliki beberapa kegiatan bisnis berbasis sistem ekonomi sirkular. “Kami memiliki inisiatif pengalihan sampah untuk mengubah scrap kain menjadi barang bernilai. Inisiatif pengalihan limbah hanya diberlakukan untuk scrap kain dengan konten 100 persen cotton & cotton blend dimulai di awal 2022,” paparnya.
Perseroan juga memiliki kegiatan yang relevan dengan Presidensi G20 Indonesi terkait rransisi energi. PT Pan Brothers saat ini memiliki instalasi solar panel di pabrik Boyolali dengan kapasitas 10 kWp.
“Pada kuartal ketiga 2021, PBRX telah memulai secara mandiri dan berhasil menyelesaikan instalasi solar panel tahap pertama dengan kapasitas sampai 2,554 kWp (kilowattpeak) di lima pabrik yang berlokasi di Jawa Tengah (Boyolali dan Sragen) dan Cikande,” kata Gun Gun.
Berbagai langkah terobosan bisnis yang dilakukan PT Pan Brothers, dan juga komitmennya pada implementasi GRC membuat performa perusahaan tetap stabil kala pandemi. Penjualan atau sales PBRX pada 2021 naik menjadi US$ 689,4 juta, dibandingkan US$ 684,9 juta pada 2020. Penjualan selama kuartal I 2022 mencapai US$ 127,2 juta.
EBITDA turun menjadi US$ 56 juta, dibandingkan US$ 68,6 juta pada 2020. Sedangkan laba bersih perusahaan pada 2021 mencapai US$ 15,5 juta, turun dibandingkan 2020 sebesar US$ 19,4 juta.