Jakarta, TopBusiness – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di PT Bursa Efek Indonesia hingga penutupan perdagangan hari ini berpotensi bergerak melanjutkan pelemahan.
Daily Research Report oleh Samuel Research Team yang dipublikasikan PT Samuel Sekuritas Indonesia melalui website samuel.co.id, menyatakan bahwa IHSG Berpotensi Bergerak Melemah
Bursa AS kemarin ditutup melemah. Dow Jones -1,02%, diikuti S&P 500 1,16% dan Nadaq 1,47%. Penurunan terjadi seiring dengan adanya penambahan tenaga kerja baru yang jauh melebihi estimasi pasar sehingga data tersebut cukup mengejutkan mengingat The Fed sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.
Pasar komoditas terpantau bergerak bervariasi. Minyak naik 1,14 ke level USD 73,7/bbl, batubara 0,75% ke level USD 397,5/ton. Sebaliknya, nikel turun 4,6% ke level USD 27.910 dan CPO 1,9% ke level MYR 4.091, dan emas 0,99% ke level USD 1.841/toz.
Bursa Asia kemarin (05/01) ditutup cenderung menguat. Nikkei naik 0,4%, Hang Seng 1,25%, Shanghai 1,01%.
IHSG ditutup turun 2,34% ke level 6.653,8 dengan investor asing mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp 806.8 miliar. Net sell asing di pasar reguler Rp 643,2 miliar dan net sell asing di pasar negosiasi Rp 163,6 miliar. Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBCA (Rp 265 miliar), TLKM (Rp 186,5 miliar), dan BMRI (Rp 95,3 miliar). Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh MDKA (Rp 68,3 miliar), UNTR (Rp 57,9 miliar), dan ADRO (Rp 55,5 miliar). Top leading movers mengeluarkan AMRT, CPIN, MIKA, sementara top lagging mover mengeluarkan BYAN, BBRI, ASII.
Terjadi penambahan 535 kasus baru Covid-19 di Indonesia (05/01) dengan daily positivity rate sebesar 1,9%. Kasus sembuh sebanyak 681 dengan recovery rate sebesar 97,4%.
Pagi ini Nikkei dibuka melemah 0,99% dan KOSPI 0,99%. “Kami perkirakan IHSG hari ini akan cenderung melemah, seiring dengan sentimen global dan regional,” demikian tertulis.