Jakarta, TopBusiness – Beragam terobosan dan inovasi dilakukan PT BPRS Lampung Timur (Perseroda) untuk menggenjot performa bisnis dan layanan dari bank BUMD Kabupaten Lampung Timur ini.
Satu di antara langkah terobosan di bidang pemasaran yang dilakukan BPRS Lampung Timur adalah Jemput Bola. Ini merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh BPRS Lampung Timur untuk berhubungan dan turun langsung bekerja sama dengan nasabah-nasabahnya dalam skala besar.
Tahun 2022, BPRS Lampung Timur dipercaya menjadi Bank Penyalur Payrol Gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) sebanyak 1.400 pegawai
“Inovasi selanjutnya adalah memperluas jangkauan kantor dengan membuka kantor kas,” ujar Tony Adryansyah, Direktur Utama BPRS Lampung Timur dalam presentasi penjurian TOP BUMD Awards 2023 yang dilakukan secara daring, Kamis (23/2/2023). Dalam presentansi ini, Tony didampingi Sari Dewi selaku direktur kepatuhan BPRS Lampung Timur.
Inovasi lainnya adalah Keandalan. Pada strategi ini diupayakan agar para karyawan dapat membantu nasabah dalam memberikan pelayanan yang memuaskan. Inovasi selanjutnya adalah relationship marketing.
“Untuk meraih simpati nasabah adalah dengan menempatkan mereka sebagai partner atau mitra sehingga jarak antara bank dengan nasabah menjadi dekat,” tutur Tony.
Manajemen BPRS Lampung Timur juga berupaya menyelaraskan Sistem Manajemen sumber daya manusia (SDM) dengan Strategi Bisnis. Seperti diketahui, ada tujuh strategi bisnis yang dijalankan BPRS Lampung Timur, yaitu: Pertumbuhan Asset, Pertumbuhan Laba, Pertumbuhan Pelanggan, Peningkatan Loyalitas, Peningkatan Disiplin, Peningkatan Kepercayaan Pemegang Saham, dan Peningkatan Kepercayaan Mitra.
Untuk menyelaraskan dengan strategi bisnis, manajemen melakukan perencanaan perekrutan hingga proses pendidikan dan pelatihan untuk karyawan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki
Manajemen juga lebih memprioritaskan penciptaan SDM yang berkompeten dan berkualitas dengan terus-menerus mengikuti pelatihan, pendidikan, training dan workshop.
Kegiatan tersebut memiliki banyak manfaat bagi para karyawan, antara lain meningkatkan produktivitas, profesionalisme, kemampuan, keterampilan, keahlian dan sebagainya.
Manajemen BPRS Lampung Timur juga membangun Standard Operating Procedure (SOP) sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu. Ini untuk menghindari adanya kesalahan atau kegagalan.
“Untuk menjelaskan alur tugas dari pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab dari tugas terkait. Sebagai pedoman perusahaan dalam melaksanakan proses kerja dari awal hingga akhir,” kata Tony.
Sedangkan langkah terobosannya terkait SDM ini adalah penilaian Kinerja Karyawan melalui penerapan KPI atau key performance index. Selain itu, ada perencanaan pengembangan karir dengan pelatihan, rotasi posisi dan promosi.
BPRS Lampung Timur juga sudah melakukan penilaian GCG dengan skor 1,8 atau peringkat komposit 2.
Untuk mendorong peningkatan performa bisnis dan layanan bank, BPRS Lampung Timur melakukan inovasi terkait Teknologi Informasi (TI). Bank BUMD ini sudah memiliki aplikasi IBS Core, sebuah core banking system yang digunakan untuk mencatat, merekam, dan memproses transaksi nasabah setiap harinya, guna efisiensi dan meningkatkan kecepatan bertransaksi.
“Kami juga sudah menuju branchless sebagai bagian dari program financial inclusion untuk memberikan jasa keuangan dan sistem pembayaran secara terbatas melalui unit khusus pelayanan keuangan,” ujar Tony.
Meski demikian, ungkap Tony, digitalisasi BPRS ini terkendala dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksana Jasa Pembayaran yang mensyaratkan bahwa modal setor bank minimal sebesar Rp15 miliar.
Bank Sehat, Laba Meningkat
BPRS Lampung Timur merupakan BUMD yang 99,04 persen saham dikuasai Pemerintah Daerah Lampung Timur dan 0,96 persen dimiliki H. M. Mastur. Penghimpunan dana berupa tabungan wadiah dan tabungan mudharabah. dan deposito mudharabah, mulai dari jangka waktu 1 bulan, jangka waktu 3 bulan, jangka waktu 6 bulan, dan jangka waktu 12 bulan.
Penyaluran dana pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan multijasa, dan pembiayaan qordh.
Dalam presentasinya, Tony juga memaparkan soal pencapaian kinerja keuangan BPRS Lampung Timur sepanjang 2022. Total pembiayaan tahun 2022 sebesar Rp 75,711 miliar, meningkat dibandingkan pembiayaan tahun 2021 sebesar Rp 45,679 miliar. Demikian pula total penghimpunan dana tahun 2022 sebesar Rp 67,895 miliar, jauh di atas realisasi 2021 Rp 44,588 miliar.
Sementara itu, realisasi pendapatan BPRS Lampung Timur pada 2022 sebesar Rp 12,03 miliar atau di atas pencapaian laba 2021 Rp 11,34 miliar. Sementara itu, laba bersih setelah pajak pada 2022 sebesar Rp 2,428 miliar, naik dibandingkan 2021 sebesar Rp 2,244 miliar.
Tingkat kesehatan bank, tahun 2022 juga cukup baik. “Alhamdulillah semua indikator tingkat kesehatan bank ada di peringkat satu atau sangat sehat. Seperti CAR, BOPO, NPF, ROA, ROE, FDR dan lainnya,” kata Tony.
Total jumlah nasabah BPRS Lampung Timur pada 2022 sebanyak 8.875, naik 197,05 persen dibandingkan 2021 sebanyak 4.504 nasabah. Rinciannya adalah nasabah tabungan sebanyak 7.380, nasabah deposito 192 nasabah, dan nasabah pembiayaan 1.303 nasabah.
Kontribusi ke Daerah
Tahun 2022, BPRS Lampung Timur memberikan dividen atau setoran dalam bentuk pendapatan asli daerah (PAD) ke Pemda Lampung Timur sebesar Rp 1,323 miliar. untuk
Kontribusi lainnya juga diberikan dalam bentuk penyaluran zakat dan pelaksanaan program CSR. Sepanjang 2022, BPRS Lampung Timur menyalurkan dana zakat sebesar Rp 131,037 juta, denga rincian Rp 116,037 juta ke Badan Amil Zakat dan lainnya Rp 15 juta. Dana zakat tersebut dihimpun dari saldo perusahaan Rp 108,563 juta, zakat internal BPRS sebesar Rp 34,497 juta, dan zakat eksternal Rp 580 ribu.
Untuk program CSR, menurut Tony, BPRS Lampung Timur pada 2022 membantu industri kecil dan menengah di Lampung Timur dengan dana Rp 24,55 juta. Sedangkan pada 2021 CSR diberikan kepada masyarakat di tiga kecamatan (Kecamatan Semarang Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, dan Kecamatan Metro Kibang) berupa 1.050 paket sembako murah senilai Rp 75 ribu per paket dan di jual seharga Rp 45 ribu per paket, sehingga subsidi per paket senilai Rp 30 ribu.