Jakarta, TopBusiness – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Mojopahit, Mojokerto, Jawa Timur terus mencatatkan kinerja yang positif dalam beberapa tahun ini. Baik itu dalam kinerja bisnis maupun keuangan.
Hal ini salah satunya lantaran disokong IT yang mumpuni dan sederet inovasi lainnya yang turut mendongkrak kinerja. Sehingga dengan kondisi tersebut, Perumdam Mojopahit pun mencatatkan sebagai perusahaan yang sudah mencapai biaya pemulihan penuh atau full cost recovery (FCR).
Dan pada akhirnya dengan kinerja demikian, berdampak apik pula terhadap kontribusi Perumdam ke daerahnya yakni Kabupaten Mojokerto, baik itu berupa setoran PAD, maupun kontribusi ke masyarakat di daerah tersebut.
“Setiap tahun kami setor PAD ke Pemda (Mojokerto). Tahun kemarin dari laba yang kami dapat, (kami) setor Rp3 miliar. Dan tahun ini masih sama. Memang masih proses audit. Tapi setoran dividennya sekitar sama dari tahun lalu. Laba tahun 2022 lalu sekitar Rp5,3 miliar. Untuk PAD sendiri besarannya 55% dari laba,” tutur Fayakun Hidayat selaku Direktur Perumdam Mojopahit Mojokerto, saat penjurian TOP BUMD Awards 2023, Rabu (22/2/2023) secara daring.
Perumdam Mojopahit Mojokerto sendiri terpilih menjadi salah satu nominasi pemenang dalam TOP BUMD Awards 2023. Dan dalam ajang penjurian tersebut, Dirut Perumdam Mojopahit ini didampingi Ahmad Junaedi Kepala Bagian Umum, Sutrisno Kepala Bagian Perencanaan, Benny Sunartoyo Kepala Bagian Teknik, Agus S. Utomo Kepala SPI, serta Tim dari IT dan Akuntansi
Dilanjutkan Fayakun, tak hanya setoran PAD, sejatinya kinerja Perumdam kebanggan masyarakat Kabupaten yang sejarahnya kental dengan Kerajaan Majapahit itu juga berkontribusi ke kehidupan di daerah ini. Seperti berkontribusi ikut membantu program pemerintah dalam hal pelayanan air bersih ke masyarakat yang masih terdampak akibat pandemi covid-19 dengan memberikan diskon pasang baru sebesar 50%, bahkan gratis.
“Jadi sebagai BUMD, selain menyetor PAD, karena ada tugas dari pusat dan daerah adalah untuk mencukupi kebutuhan air minum masyarakat. Makanya kami memberikan kemudahan salah satunya pasang baru gratis atau diskon 50%. Ini juga sebagai bantuan dalam rangka membantu pengentasan gizi buruk atau stunting. Biasanya ada permintaan dari beberapa desa dan kami langsung proses untuk pelayanan membantu penguatan gizi itu,” jelas dia.
Keberhasilan dalam hal kontribusi ke daerah ini juga memang tak lepas dari peran jajaran top management. Setidaknya ada tiga keberhasilan yang ditorehkan Perumdam di bawah kepemimpinan Fayakun Hidayat ini.
“Pertama, selama kepemimpinan kami realisasi RKAP selalu di atas dari target RKAP setiap tahunnya. Dengan begitu, kami pun mendapat penilaian kinerja baik dari BPSPAM dan Kemendagri yang selalu meningkat.”
Kedua, lanjut dia, dari segi pelayanan Perumdam berdasar hasil survey kepuasan pelanggan setiap tahunnya pelanggan puas dengan peyanana Perumdam dengan nilai rata-rata tahun 2021 sebesar 99% dan 2022 sebesar 80%.
“Ketiga, di tahun ini dapat apresiasi dari Kementerian PUPR melalui program NUWSP berupa hibah optimalisasi jaringan perpipaan dengan nilai mencapai Rp32,5 miliar dan penyertaan modal dari Pemerintah Daerah untuk mendukung program tersebut sebesar Rp12 miliar,” jelas Fayakun.
Capai FCR
Salah satu kinerja positif dari Perumdam Mojopahit adalah dari sisi performa keuangan. Setiap tahun, perusahaan yang dikomandoi Fayakun Hidayat itu berhasil mencatatkan laba yang cukup besar mencapai Rp5 miliar lebih. Padahal dari sisi aset, diakuinya, relative kecil namun berhasil mendulang laba.
“Asset kami sebesar Rp52,3 miliar. Jadi sangat kecil. Tapi, laba kami sudah Rp5,3 miliar. Makanya kami bisa optimal memberikan pelayanan ke masyarakat. Kami pun sudah bisa FCR atau untung dengan menjual air ini,” terang dia.
Secara rinci dia mengurai tarif penjualan air baik ke konsumen rumah tangga maupun konsumen industri. Dengan tariff termurah adalah senilai Rp2.000 per meter kubik (m3) untuk kelas rumah tangga (RT) 1 atau untuk kalangan sosial dan yang paling atas sebesar Rp7.750 untuk konsumen industri. Kemuan tariff RT lainnya adalah untuk RT 2 sebesar Rp2.100/m3, untuk RT 3 di tarif Rp3.000/m3, dan untuk RT 4 sebesar Rp4.500/m3.
“Dengan tarif seperti itu, kami sudah FCR dari jual air ini. Jadi kami di Jatim ini salah satu yang sudah mencapai FCR. Sudah untung,” katanya. “Di tahun 2022 lalu, nilai pendapatan atau penjualan kami mencapai Rp30,21 miliar dari pelanggan kami sebanyak 31.770 pelanggan,” imbuhnya dengan tingkat kehilangan air (NRW) yang relative rendah di bawah 20%, tepatnya 19,51%.
Meski kinerjanya sudah positif, Fayakun pun masih mengeluh adanya cakupan pelanggan yang ternyata mengalami penurunan. Hal ini lantaran adanya perbedaan system penghitungan baru yang menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan penghitungan itu membuat hasilnya kian menyusut menjadi hanya 8,17%.
“Karena ada perhitunggan baru dari BPS. Per pelanggannya yang dulunya dihitung 6 sekarang menjadi 3 orang per-KK-nya. Padalah jumlah sambungan kami terus meningkat. Yang baru, jumlah sambungan kami meningkat 1.500 hingga 2.000 sambungan,” dia menjelaskan.
Lebih jauh dia menegaskan, performa keuangan yang apik saat ini masih akan terus ditingkatkan seiring adanya rencana bisnis baru dengan menelurkan produk air minum dalam kemasan (AMDK). Saat ini, kata dia, pihaknya masih menunggu proses perizinan dari BPOM. Padahal untuk sertifikat SNI dan halal sudah dikantonginya.
“Dari BPOM insya Allah bulan depan (Maret) sudah ada. Sehingga bisa kami produksi secara massal. Jadi saat ini AMDK masih untuk kalanngan sendiri. Belum kami jual secara umum karena izin edarnya belum turun,” tegas dia.
Mereka pun sudah melakukan kalkulasi yang menurutnya sangat menguntungkan. Dalam perhitungannya, jika air per meter kubik itu dijual ke industri harganya rata-rata Rp13 ribu, tapi begitu dikemas dalam galonan harganya sekitar Rp7.500 saja.
“Artinya kami bisa meraup Rp300 ribuan dari AMDK ini dalam setiap m3-nya. Karena kalau dikemas dalam galon jumlahnya menjadi 50 galon. Jadi, kami tetap mencari untung dari penjualan AMDK ini, akan tetapi tetap harga di pasaran tidak mahal dan masyarakat terjangkau sementara Perumdam tetap bisa untung,” jelasnya.
Ditopang IT Andal
Untuk mendukung bisnis yang jempolan, sistem IT yang andal menjadi salah satu penopangnya. Sejauh ini dijelaskan Fayakun, aplikasi yang digunakan sudah saling terintegrasi, sehingga dapat tercipta sistem informasi manajemen yang baik.
Contoh aplikasi yang sudah diterapkan adalah, Sipasba, Simasset, Simbat, Billing system, Siaku, Sipengaduan, GIS, Simpeg & Absen mobile.
Aplikasi Sipasba untuk system pemasangan baru. Calon pelanggan baru tidak harus datang ke kantor, bisa melalui aplikasi Sipasba ini. Mereka bisa langsung mengirim titik kordinat lokasinya, sehingga Perumdam bisa langsung survey dan ditindaklanjuti dalam waktu yang cepat.
Ada aplikasi Simasset aplikasi pelaporan aset dan persediaan barang. Lalu aplikasi Simbat yaitu pembacaan dan pencatatan meter air via mobile yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Selanjutnya aplikasi e-Billing untuk pembayaran tagihan air dan non air yang dilaksanakan di loket-loket atau di bagian keuangan di kantor pusat maupun di cabang-cabang.
Juga ada aplikasi e-Pengaduan. “Menggunakan aplikasi ini, pelanggan bisa melakukan pengaduan sewaktu-waktu atau 1×24 jam. Jam berapa pun pengaduannya, akan kami terima dan langsung kami tindaklanjuti. Kalau bisa diperbaiki malam itu juga, langsung kami laksanakan,” tegas Fayakun.
“Dengan memanfaatkan IT ini, kinerja kami menjadi lebih mudah. Sehingga saat ini dari 18 kecamatan yang ada di Mojokerto, sudah 15 kecamatan di antaranya sudah menikmati layanan air dari Perumdam tersebut,” lanjutnya.
“Kemudahan itu salah satunya dalam pelayanan pembayaran rekening air. Dulu pembayarannya dengan menagih ke rumah pelanggan satu persatu dan dengan adanya sistem yang sudah terintegrasi pembayaran selain tersedia di loket-loket resmi juga bisa melalui Kantor pos, Bank, mini market, bahkan Marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Linkaja,” pungkas dia.