Jakarta, TopBusiness — Sebagai salah satu finalis ajang TOP CSR Award 2023, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kembali tampil pada sesi penjurian yang diselenggarakan oleh Majalah TopBusiness beberapa waktu lalu. Mohamad Arifin Purwakananta, selaku Deputi Baznas, hadir memberikan paparan pada sesi penjurian TOP CSR Awards 2023 kali ini.
Sebelum memaparkan lebih jauh terkait program CSR yang telah dijalankan, di awal sesi penjurian Arifin menjelaskan posisi Baznas dan program CSR-nya yang diberi nama ‘Community Development Berbasis Zakat’. Seperti dikatakan Arifin, Baznas bukan perusahaan yang profit, tapi lembaga pemerintah non-struktural yang seluruh kegiatannya didedikasikan untuk community development (Comdev), mengentaskan kemiskinan, basisnya adalah dari dana zakat dari masyarakat.
“Jadi, kami mirip juga dengan badan usaha, karena kami harus mencari sendiri zakat dari masyarakat dengan berbagai program penyaluran, Comdev, dan program-program lain yang kami lakukan untuk mendapatkan kepercayaan publik. Sehingga dana masyarakat makin banyak kita himpun dan kembali kami berikan kepada publik untuk program-program berkelanjutan yang kita setting untuk membuat masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat yang lebih baik, terentaskan dari kemiskinan, dan juga mencapai masyarakat yang sejahtera,” ungkap Arifin di hadapan Dewan Juri TOP CSR Awards 2023.
Tata Kelola dan Tujuan CSR
Secara singkat, pada kesempatan kali ini Arifin juga mengungkap perihal prinsip yang dipegang Baznas terkait operasi dan tata kelola dana zakat, infak, dan sedekah. Baznas menyebutnya dengan sebutan Prinsip 3A, yakni Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.
“Aman Syar’i karena kami berbasis zakat, kami memiliki panduan syariah zakat dengan berdasarkan fatwa MUI. Kami juga men-declare sebagai Aman Regulasi, seluruh program Baznas tidak boleh menabrak perundangan dan peraturan yang berlaku di republik ini. Dan kami juga men-declare diri sebagai Aman NKRI, seluruh program yang kita buat tidak untuk memecah belah bangsa, tetapi untuk mengerahkan seluruh komponen kekuatan bangsa kita untuk menjadi negara NKRI yang lebih kuat di masa mendatang,” jelasnya.
Adapun terkait dengan CSR, Arifin mengatakan bahwa seluruh program dana zakat yang dihimpun oleh Baznas diperutukkan oleh Baznas untuk berbagai program Comdev. Saat ini program Comdev sedang jalankan terus menerus, dan diharapkan dapat memiliki dampak. Secara umum ada lima tujuan dari program CSR yang dijalankan Baznas.
”Pertama, menyasar kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Yang kedua menyasar bantuan-bantuan kemanusiaan, bencana alam, dan sebagainya. Yang ketiga menyasar program pendidikan. Kemudian yang keempat menyasar program kesehatan. Dan (kelima) juga menyasar program bantuan pengembangan usaha kecil untuk bisa mengangkat mereka dari fakir miskin menjadi tidak miskin. Bahkan kita memiliki jargon dari mustahik orang-orang yang berhak menerima bantuan, menjadi Muzakki orang-orang yang dapat membantu orang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan bahwa pihaknya selalu mendorong program CSR-nya dengan komprehensif, memperhatikan sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
“Kami memiliki program Rumah Sehat, kami memiliki program Baznas Tanggap Bencana, kami memiliki Program Layanan Sosial, kami memiliki Unit Beasiswa dan Sekolah Cendekia Baznas, kami memiliki program-program pemberdayaan petani dan peternak, kami (juga) memiliki program pengembangan ekonomi dan penyelamatan lingkungan terpadu,” ucapnya.
Kegiatan CSR yang dilakukan Baznas juga dikatakan telah mengacu pada skema yang telah dipelajari dari ISO 26000 dan ISO 37000. Harapannya program pembedayaan yang dijalankan Baznas tidak hanya mengarah pada tata kelola transparansi tetap juga menyinggung soal Sustainability Development.
”Kami juga menambahkan ISO yang lain, seperti ISO 9001 (Manajemen). Kami juga meng-adopt ISO Antisuap, di mana semua perilaku karyawan Bazanas itu mengacu kepada larangan-larangan untuk tidak menerima gratifikasi apalagi suap, dan penyelewengan lainnya. Yang terakhir kami juga sudah mendapatkan ISO Keamanan Data, karena kami menghimpun data para donor dan data orang-orang yang dibantu, maka kami melengkapinya dengan ISO Keamanan Data dan Informasi,” ungkap Arifin.
Program CSR Unggulan
Bicara mengenai program CSR unggulan, pada paparannya di hadapan dewan juri, Arifin mengungkap sejumlah program yang masuk kategori unggulan. Pertama, adalah Program Eco Fashion Batik di Desa Sumurgung, Tuban.
”Ini adalah program pemberdayaan masyarakat tetapi basisnya adalah pemberdayaan batik yang peduli lingkungan, di mana biasanya batik selalu terkait dengan isu lingkungan, pewarnaan, bahan kimia dan sebagainya, di Sumurgung Batik Tuban ini kami menggunakan pewarnaan dari alami sehingga itu tidak mencemarkan,” jelas Arifin.
Kemudian, selanjutnya juga ada program Penanganan Stunting dan program Pengurangan Resiko bencana.
Untuk program stunting, CSR ini dilakukan oleh unit kesehatan di Baznas. Dalam hal ini Baznas telah melakukan sejumlah program kegiatan, seperti pemberian gizi, kemudian pendampingan anak-anak yang bertubuh pendek, juga promosi kesehatan kepada mereka. Program ini diharapkan bisa memperbaiki atau mencegah jumlah stunting yang semakin lama semakin meningkat di beberapa daerah di Indonesia.
“Bagaimana cara kita menyelesaikannya, maka kami tidak saja memberikan berbagai bahan makanan, teapi kami mendorong masyarakat untuk bisa memproduksi sendiri seperti biscuit, mereka bisa diajari membuat VCO (virgin coconut oil) sehingga mereka tidak perlu membeli makanan juga obat-obatan tradisional, cukup dengan membuat industry lokal, karena kami meyakini dengan demikianlah maka program ini ini bisa berkelanjutan,” ujar Arifin.
Adapun yang terakhir, yakni program Pengurangan Resiko Bencana. Ada dua alasan yang diungkap Baznas kenapa lembaga ini harus masuk ke program Pengurangan Resiko Bencana.
“Kenapa kami masuk di dalam (program pengurangan resiko) bencana? Karena bencana ini minimal ada dua (dampaknya), pertama bencana ini menyebabkan kemiskinan karena ini menyasar orang-orang miskin, orang-orang kaya bisa menyelematkan diri, tetapi orang miskin selalu menjadi korban bencana, sehingga kami membuat berbagai program ketahanan agar mereka bisa kuat ketika bencana. Jadi, sebelum bencana kami sudah memiliki berbagai program ini, juga ketika bencana kami membuat program bantuan dan pasca bencana kami membuat program recovery,” pungkas Arifin.
Penulis: Fauzi