Jakarta, TopBusiness – Begitu World Health Organization (WHO) resmi mengumumkan kejadian luar biasa virus korona atau Covid-19 sebagai pandemi global dimulai 11 Maret 2020, Tren relaksasi dan reopening global menguat. Hal ini dirasakan juga oleh Tokio Marine Life Insurance Indonesia.
Menurut Yulius Richard Belly VP Head of Risk Management PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia dalam penjurian TOP GRC 2023, sekalipun pandemi Covid-19 masih berdampak pada bisnis perseroan, namun berkat keberhasilan penerapan GRC, perusahaan dicatat mampu melakukan recovery atau perbaikan kinerja.
Keberhasilan penerapan GRC ini, salah satunya adalah kepedulian/awareness dari seluruh karyawan terkait dengan aktivitas yang berhubungan dengan penerapan GRC di Perusahaan. Hal ini terlihat dari keikutsertaan dan ketepatan waktu seluruh karyawan dalam menyelesaikan aktivitas yang terkait dengan GRC.
Kinerja Keuangan Membaik
Beberapa perbaikan kinerja tersebut adalah sebagai berikut. Premi Bruto tumbuh dari Rp 596 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 667 miliar di tahun 2022. Hasil Investasi termasuk pendapatan komprehensif lain meningkat dari Rp 34 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 94 miliar di tahun 2022 karena pemulihan pasar keuangan pasca pandemi meskipun belum kembali ke level sebelum pandemi.
Sementara itu, Total Beban meningkat dibandingkan tahun 2021 karena Klaim Bruto dan Kompensasi Penjualan yang lebih tinggi seiring pertumbuhan bisnis perusahaan. Pergerakan Rasio Pencapaian Solvabilitas juga mampu dipertahankan pada level 676%.
Selain itu, Total Rugi Komprehensif Tahun Berjalan membaik dari Rp 192 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp 170 miliar pada tahun 2022. Perbaikan ini disebabkan karena tidak adanya pengulangan klaim kematian yang tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2021 yang dikombinasikan dengan peningkatan produksi.
Penerapan GRC Terintegrasi
Menurut Yulius kembali, penerapan GRC di perusahaan juga dilakukan secara terintegrasi, baik dengan Tokio Marine Indonesia (TMI) sebagai entitas utama maupun dengan Tokio Marine Asia (TMA) dan Tokio Marine Holding (TMHD). Perusahaan memiliki Kebijakan maupun Prosedur yang dibuat bersama dengan TMI, TMA maupun TMHD yang mengatur mekanisme penerapan GRC Terintegrasi.
Beberapa contoh penerapan GRC terintegrasi tersebut adalah sebagai berikut. Pertama. Penilaian standar kontrol di Perusahaan. Kedua. Penilaian Profil Risiko terintegrasi. Ketiga. Penilaian kecukupan permodalan terintegrasi.
Dukungan Teknologi Informasi
Menyadari bahwa pengelolaan bisnis perlu didukung oleh teknologi informasi, perusahaan kemudian dicatat mengembangkan teknologi informasi. Baik untuk mendukung pengelolaan bisnis baik untuk mendukung implementasi GRC di Perusahaan.
Dalam mendukung pengelolaan bisnis, perusahaan dicatat mengembangkan new core system dan telah diluncurkan di tahun 2022. Dengan new core system ini, diharapkan proses di internal menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan terhadap customer yang lebih baik lagi.
Sementara itu dalam mendukung implementasi GRC, perusahaan dicatat mengembangkan beberapa sistem/aplikasi. Seperti misalnya: system/aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan control standard assessment dari unit bisnis, dan juga pengelolaan temuan/finding dari audit internal.
Penulis: Irawan Joko Nugroho