Jakarta, TopBusiness – Transformasi digital di sektor perbankan yang mengalami lompatan baru sejak pandemi covid-19, menuntut adanya penguasaan lebih bagi jajaran Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang teknologi informasi. Tak mau ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memiliki 40 ribu lebih karyawan di seluruh Indonesia, juga melakukan transformasi masif dalam pengelolaan SDM dengan meningkatkan skill, wawasan dan kemampuan mereka terkait digital technology.
Transformasi digital bidang perbankan menjadi keniscayaan yang tak terhindarkan. Selain mampu meningkatkan keunggulan kompetitif atau daya saing, di sisi lain juga menjadi tantangan bagi SDM. Dampak yang di timbulkan dari digitalisasi bidang perbankan adalah terjadinya pergeseran fungsi dan cara kerja pegawai atau karyawan. Mulai dari pegawai jajaran frontliner, manajemen, dan berbagai bagian dengan dinamika dan tantangan masing-masing.
Pada bagian frontliner, digitalisasi diperbankan memberikan dampak yang begitu nyata dengan adanya pergeseran layanan bank online, internet banking, mobile banking dan sejenisnya. Dengan adopsi sistem teknologi informasi yang semakin meningkat, membuat sebagian pekerjaan konvensional, digantikan oleh mesin-mesin atau produk layanan digital. Apalagi dalam pramtiknya juga lebih memudahkan nasabah dalam melakukan berbagai bertransaksi perbankan. Sehingga perbankan konvensional. Apalagi saat pandemi harus menutup beberapa cabang, merelokasi SDM, melakukan penataan di tengah perkembangan digitalisasi ini, untuk eksistensi dan kelangsungan usaha.
“Dinamika ini juga kami alami. Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku nasabah yang beralih ke layanan digital. Tentu ini jadi tantangan yang harus cepat disikapi, termasuk dalam hal peningkatan kemampuan SDM. Apalagi di sisi lain, BCA juga menghadapi kompetisi bisnis yang ketat dengan adanya perusahaan teknologi finansial (fintech), berbagai digital banking yang menawarkan beragam jasa dan produk layanan keuangan dengan kemudahan berbasis teknologi digital. BCA pun sigap menyikapi tantangan ini sebagai peluang untuk memacu transformasi internal untuk eksistensi dan memenangi persaingan bisnis di masa depan. Untuk itu, BCA menginisiasi HR Transformation, di antaranya dengan membekali kemampuan digital kepada semua karyawan di semua lini,” ungkap Executive Vice President Human Capital Management PT BCA Tbk,. Rudi Lim, dalam wawancara penjurian di hadapan Tim Dewan Juri “TOP Human Capital Awards 2023” yang berlangsung secara daring melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, Rabu (30/08/2023).
Tahun ini PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengukir prestasi dalam pengembangkan dan pengelolaan SDM yang masuk nominasi Human Capital Management System (HCMS) Terbaik, dari 400-an perusahaan di Indonesia dari riset dan studi lapangan. TOP Human Capital Awards merupakan kegiatan rating atau penilaian dan juga pembelajaran bidang Human Capital, sekaligus untuk penghargaan kepada perusahaanperusahaan yang dinilai berhasil dalam mengimplementasikan HCMS dalam meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh majalah Top Business bekerjasama dengan LKN (Lembaga Kajian Nawacita), dan beberapa Asosiasi yang terkait dengan Human Capital, serta para Akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran Bandung, PPM Manajemen dan Universitas Pertamina, dan didukung juga oleh beberapa perusahaan konsultan bisnis dan GCG, seperti Sinergi Daya Prima, SGL Management, Dwika Consulting, Melani K Harriman & Associate, Solusi Kinerja Bisnis.
Sedangkan Tema TOP Human Capital Awards 2023 yakni “Transformation of Human Capital Management System to accelerate the Sustainable Business Growth”. Artinya, melalui kegiatan ini, diharapkan bisa terus mendorong pengembangan pertumbuhan kinerja bisnis yang berkelanjutan, melalui trasnformasi Human Capital Management System (HCMS).
Turut hadir Tim BCA dalam wawancara penjurian ini, di antaranya Yonathan Kurniawan – Senior Vice President Human Capital Management, Laura Andiny – Vice President Human Capital Management, Anton Hartono – Vice President Human Capital Management, Angela Redyanvi – Member, serta Steffi Fung – Member. Sedangkan Tim Juri terdiri DR. Melani K Harriman (CEO Melani K. Harriman & Associates), DR Sofi Suryasnia Saman -praktisi bidang finance, Goenawan Loekito -Praktisi dan Pemerhati IT & Advisor MSI Group yang dipandu moderator- Ahmad Chury dari Solusi Kinerja Bisnis (SKB).
Dalam presentasi berjudul “Innovation For Better Tomorrow” , Rudi Lim juga menyampaikan banyak hal terkait terobosan, inovasi transformasi SDM di perusahaan dan juga keberhasilan BCA melewati pandemi dengan kinerja yang tetap optimal dengan kinerja usaha yang tetap meningkat.
Di tengah tekanan akibat pandemi covid-19, PT BCA tetap mampu menunjukkan performa bisnis terbaik dengan meraih laba, bahkan membukukan peningkatan usaha yang signifikan. Terobosan inovasi digital yang terus dikejar akselerasinya sejak pandemi lalu, termasjuk peningkatan SDM yang menjadi kekuatan tersendiri sebagai pendongkrak utama kinerja perusahaan. Transformasi digital juga terus diperkuat dengan membangun digital culture bagi jajaran sumber daya manusia (SDM) untuk peningkatan kinerja dan penguatan corporate branding sejalan dengan tuntutan layanan perbankan di era digital dalam lingkungan bisnis yang kian dinamis.
Program pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan staf, termasuk tentang digital technology di semua divisi. Mulai dari bagian layanan nasabah, pemasaran, manajemen risiko dan pengendalian internal. Selain melalui pelatihan in-house, BCA juga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti program pelatihan eksternal sesuai dengan kebutuhan spesifikasi bidang karyawan atau memberikan pelatihan untuk meningkatkan atau mengembangkan keterampilan baru.
“Saat ini, BCA sedang melakukan HR Transformation, di mana salah satu fokus HR Transformation BCA yakni peninbkatan kemampuan bidang. Untuk menghadapi disrupsi bisnis akibat kemajuan teknologi, BCA mempersiapkan kapabilitas karyawan agar mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan bergerak secara agile untuk menjadi bagian dari perubahan dengan terus mendorong kemampuan SDM yang unggul dan terlatih, seraya mempertahankan posisinya sebagai perusahaan pilihan (employer of choice) di Indonesia. Kontribusi karyawan di semua tingkat organisasi ditingkatkan sesuai dinamika yang berkembang untuk mempertahankan soliditas posisi BCA di tengah kompetisi bisnis perbankan yang makin ketat,” tuturnya.
Strategi transformasi SDM BCA dimulai dengan perencanaan SDM melalui Man Power Planning (MPP) yang dilakukan secara berkala. Melalui proses ini, diharapkan kebutuhan SDM di unit kerja dapat disampaikan kepada manajemen untuk dianalisis dan disepakati. Perencanaan tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya sourcing yang lebih luas dan mengedepankan employer value proposition sebagai company branding. BCA juga fokus pada digitalisasi dan otomasi proses di bidang rekrutmen dengan tujuan menjangkau seluas-luasnya talenta melalui media sosial, serta meningkatkan applicant experience selama menjalani proses rekrutmen dan seleksi.
Dalam struktur organisasi HR, setelah Direktur Sumber Daya Manusia, manajemen BCA membagi tugas dan tanggung jawab pengelolaan SDM ke dalam dua divisi, yaitu Human Capital (HC) Management dan Learning and Development. Pada setiap divisi tersebut terdapat unit khusus yang fokus pada inovasi teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan dalam proses manajemen SDM ataupun dalam proses pembelajaran.
Pada Divisi HC Management terdapat unit bisnis Partner, Rekrutmen, dan Kebijakan yang menyiapkan pelatihan, proses kerja, dan kebijakan terbaru. Adapun Divisi Learning and Development terus mencari metode pelatihan yang paling efektif bagi pekerja sekaligus menyelenggarakan pembekalan ilmu-ilmu baru bagi pekerja agar Insan BCA dapat terus memperkaya dirinya dengan pengetahuan baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.“BCA dapat mengakomodasi pengelolaan sumber daya yang didasarkan pada kualitas kemampuan dan keterampilan individu, serta memungkinkan proses belajar berlangsung terus-menerus,” kata Rudi.
Peningkatan keterampilan setiap Insan BCA terbagi dalam dua kategori, yaitu soft skill dan hard skill. Karyawan dibekali dengan berbagai program pelatihan. Misalnya, pelatihan kandidat leadership, dengan memberikan kursus terkait agile leadership agar mereka dapat berperan sebagai penggerak budaya agile dan kolaboratif. Selain itu, juga membangun budaya kerja inovatif melalui ajang BCA Innovation Award untuk menuangkan ide inovasi kreatifnya, menyesuaikan proses kerja dan tools sesuai dengan kebutuhan bisnis, meningkatkan kemampuan mengenal nasabah berdasarkan data analitics, serta mengembangkan kualitas keterampilan pegawai, seperti menambah kapabilitas tim TI.
Terkait peningkatan skill dan kemampuan digital, karyawan non-TI pun dibekali dengan pelatihan bidang TI, seperti low-code programming dan machine learning, agar dapat mengembangkan solusi digital yang dibutuhkan pada unit kerjanya. Selain itu, BCA juga melakukan reskilling dan retraining bagi pekerja non-TI agar bisa terus beradaptasi dengan sistem perbankan digital.
Selain itu. BCA juga memiliki BCA Way untuk memberikan performa terbaiknya dan mendukung bisnis perusahaan secara maksimal dengan merumuskan 4 Tata Nilai BCA (Customer Focus, Integrity, Teamwork, dan Continuous Pursuit of Excellence), menanamkan pentingnya team engagement, membangun semangat One BCA (One Goal, One Soul, One Joy) untuk meningkatkan kerjasama antar-unit di BCA. Ada pula nilai-nilai Senada (Senantiasa di Sisi Anda), yang dipegang Insan BCA untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal melalui penerapan nilai Setia, Naungi, dan Dampingi kepada seluruh stakeholder BCA. “Dengan Senada, BCA memastikan adanya transfer values dari generasi lama ke generasi baru di BCA, sehingga nilai dan tujuan BCA tetap dibawa oleh pekerja BCA lintas generasi,” kata Rudi.
Peerusahaan juga selalu menekankan pola pikir pada jajaran SDM yang berorientasi pada pertumbuhan (growth mindset) serta cara kerja yang agile. Hal ini dilakukan agar setiap pekerja siap menghadapi berbagai tantangan dan dinamika perkembangan bisnis yang selalu dinamis. Termasuk karena kemajuan teknologi informasi yang telah mendorkng adanya kenajuan digitalisasi perbankan ini.
Selain membekali pekerja dengan berbagai ilmu terkait teknologi dan digitalisasi, BCA juga menyediakan berbagai peranti (tools) untuk pengembangan HR ini. BCA pun mengimplementasikan teknologi terbaru. Antara lain, artificial intelligence (AI), dengan membuat chatbot khusus SDM bernama EViA (Employee Virtual Assistant); Robotic Process Automation (RPA), untuk melakukan otomasi dan simplifikasi proses operasional; serta machine learning untuk membuat kajian-kajian data analitics.
Peningkatan keterampilan setiap Insan BCA terbagi dalam dua kategori, yaitu soft skill dan hard skill. Karyawan dibekali dengan berbagai program pelatihan. Misalnya, pelatihan kandidat pemimpin, dengan memberikan kursus terkait agile leadership agar mereka dapat berperan sebagai motor penggerak budaya agile dan kolaboratif.
Selain itu, juga membangun budaya kerja inovatif melalui ajang BCA Innovation Award untuk menuangkan ide inovasi kreatifnya, menyesuaikan proses kerja dan tools sesuai dengan kebutuhan bisnis, meningkatkan kemampuan mengenal nasabah berdasarkan data analitics, serta mengembangkan kualitas keterampilan pegawai, seperti menambah kapabilitas tim TI. Karyawan non-TI pun dibekali dengan skill TI (IT knowledge low-code programming and machine learning) for non-IT employees). Hal ini agar dapat mengembangkan solusi digital yang dibutuhkan unit kerjanya. “Selain itu, BCA juga melakukan reskilling dan retraining bagi pekerja non-TI agar dapat beradaptasi dengan sistem perbankan digital,” tandas Rudi.
Penulis: Ahmad Chury