Jakarta, TopBusiness – Dihadiri langsung oleh Direktur Utamanya, H. Rokidi, S.E., M.M., PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar), telah menyelesaikan sesi penjurian TOP HC Awards 2023 yang digelar secara offline pada 4 Oktober 2023 lalu. Banyak hal menarik terkait pengelolaan human capital terungkap ketika direktur utama Bank Kalbar memberikan paparannya di hadapan dewan juri, mulai dari isu gender hingga grand design SDM pada perusahaan perbankan tersebut.
Secara umum, Bank Kalbar tergolong bank yang berhasil meraih pencapaian positif dalam dua tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan yang diraih, mulai dari aset hingga laba bersih perusahaan.
“Berkaitan dengan kinerja kami, kita sama-sama tahu, tahun 2021 dibanding 2022, di aset (pencapainnya) 108,97%, kredit dan pembiayaan 101,47%, DPK 103%, modal disetor juga 102%, modal inti 104%, dan laba bersihnya 102%. Ini dengan aset 23 triliun itu (kita) menghasilkan laba net Rp424 miliar. Ini suatu yang luar biasa menurut kami,” ungkap Rokidi mengawali presentasinya di hadapan dewan juri.
“Terkait dengan produk digital kami, Alhamdulillah semua sudah berjalan, makanya Pemprov kemarin dapat juara kedua se-Indonesia,” ungkapnya.
Grand Design MSDM & HC Initiative
Pada tahun 2022, Bank Kalbar diketahui memiliki jumlah karyawan sebanyak 1.874 pegawai. Dari sisi jenis kelamin, komposisi pegawai Bank Kalbar terdiri dari 1328 pegawai laki-laki dan 546 di antaranya berjenis kelamin perempuan.
Dengan hampir ¼ dari total jumlah pegawainya diisi pegawai dari kalangan perempuan, ini merupakan salah satu upaya Bank Kalbar untuk tidak mengesampingkan isu gender. “Kami nggak mau nanti di dalam perjalanannya ada isu gender dikesampingkan. Makanya sekarang salah satu yang kami soroti adalah pejabat setingkat kepala divisi baru hanya satu perempuan, maka target kami minimal dua. Supaya nanti tidak ada isu seperti itu. Dan insya Allah mungkin nanti akan dipenuhi (minimal dua). Kita akan mengakomodir, tetapi tetap basisnya adalah berbasis kompetensi, bukan asal comot duduk di situ,” ujar Rokidi.
Lebih lanjut selain isu gender, yang tak kalah penting dalam pengelolaan human capital-nya, Bank Kalbar memiliki apa yang disebutnya sebagai Grand Design MSDM. Jadi topik bahasan HC Planning dan Strategy yang tercakup pada Human Capital Management System (HCMS) yang dijalankan perusahaan, Grand Design MSDM merupakan suatu desain yang komprehensif dan terintegrasi yang saling terkait dengan semua sub sistem yang ada di dalam Grand Design MSDM dengan cakupan:
- Perencanaan SDM (Manpower Planning)
- Rekrutmen-Seleksi-Penempatan (Recruitment-Selection-Placement)
- Manajemen Kompetensi (Talent Management)
- Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
- Manajemen Jalur Karir (Career Path Management)
- Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
- Skala Kepangkatan (Job Grading)
- Manajemen Kompensasi (Compensation Management)
- Sistem Manajemen SDM (Human Resources Information System)
- Manajemen Audit SDM (Human Resources Audit)
- Pemutusan Hubungan Kerja (Exit Policy).
Terkait Grand Design MSDM Bank Kalbar yang terdiri dari 11 item itu, dikatakan Rokidi dibuat dengan harapan agar tidak ada yang ditutup-tutupi. Misalnya dalam tahap rekrutmen pegawai, Rokidi menegaskan bahwa hasil seleksi dari uji kompetensi itu semuanya ada (laporannya).
“Jadi, saya tidak bisa loncat misalnya karena ketidakcocokan dengan saya. Semua (dalam hal rekrutmen pegawai) memang dasarnya uji kompetensi. Jadi, katalebece atau keinginan dari orang tertentu itu Alhamdulillah itu bisa kita tepis,” tegasnya.
Tidak berhenti pada topik di atas, pada paparannya di hadapan dewan juri, Rokidi juga mengungkap beberapa hal terkait dengan inisiatif yang sudah dijalankan Bank Kalbar dalam pengembangan human capital. Inisiatif tersebut antara lain berupa Program Talent Pool dan Program Akselerasi (Fast Track) terhadap kandidat Jabatan Kepala Divisi, Pemimpin Cabang, Wakil Pemimpin Cabang, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Unit sampai dengan Kepala Seksi.
Adapun inisiatif yang sedang berjalan antara lain:
- Saat ini Bank Kalbar telah melakukan optimalisasi Human Resources Information System atauSistem Informasi SDM yang terkonfigurasi agar internal proses bisnis dapat lebih efektif dan efisien.
- Perlu dilakukan berbagai upaya untuk memenuhi kompetensi SDM secara terencana, terukur dan berkelanjutan melalui penyusunan Kamus Kompetensi SDM Bank Kalbar.
Sementara berkaitan dengan Perspektif Reward and Performance Management. Dalam hal ini Bank Kalbarmempertimbangkan kinerja individu, kinerja unit bisnis, kinerja bank dan tingkat risiko secara adil sesuai POJK No.45/POJK.03/2015 dan SEOJK No.40/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum. Bahwa remunerasi yang dikaitkan dengan kinerja dan risiko, yang telah diperhitungkan dengan Key Performance Indicator (KPI) sehingga bagi pegawai Risk Taking Unit tentunya menerima remunerasi yang bersifat variabel berbeda (lebih besar) dengan pegawai Non-Material Risk Takers. Sehingga dengan nilai KPI yang sama, pegawai Risk Taking Unit mendapatkan remunerasi yang bersifat variabel lebih besar/tidak sama.
“Alhamdulillah semuanya berjalan baik dan insya Allah kami oke. Saya tidak mau menganut pola manajemen itu hanya untuk kepentingannya sendiri, kesejahteraannya sendiri. Harusnya kinerja bank bagus, maka semua (pegawai) juga harus sejahtera, tanpa mengabaikan tujuan akhirnya kinerja dan bisnis yang terus berlanjut,” tutup Rokidi.