Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) terus mendorong upaya transformasi digital perbankan demi meningkatkan customer experience dan mengakselerasi kinerja bisnis, Transformasi digital dipandang sebuah keniscayaan mengingat perkembangan teknologi yang mulai mengubah perilaku konsumen saat ini.
Direktur Utama bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, transformasi digital yang sudah dijalankan Bank NTT dilakukan dengan menjalankan langkah-langkah strategis, termasuk penyelarasan pemahaman transformasi digital dan penguatan jaringan digital melalui berbagai kerjasama dengan pihak regulator dan mitra bisnis lainnya.
“Transformasi digital suah dilakukan sejak tahun 2019, ini dimulai denganmengganti core banking, kemudian melakukan diversifikasi produk dan layanan. Kemudian secara internal kita memperbaiki struktur organisasi, kemudian membedah potensi-potensi daerah lokal yang unggul untuk menjadi bagian mapping skala prioritas digitalisasi,” kata Direktur Utama bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dalam wawancara TOP BUMD Awards 2024 yang diselenggarakan Majalah Top Business secara virtual pada Rabu (21/2/2024).
Pada tahap operasional, Bank NTT mulai melakukan simplifikasi layanan yang berbasis efisiensi melalui restorasi kantor kas menjadi kantor fungsional. Kantor fungsional ini adalah transformasi atau restorasi dari kantor-kantor kas yang semula tidak ada produktif atau tidak ada ekpansi bisnis.
“Berdasarkan riset dan data, kami merubah pola bisnis dan menemukan new business model untuk kantor-kantor yang tidak produktif, tidak profit menjadi kantor-kantor yang produktif dan profit,” ujar Alex.
Alex menuturkan saat ini Bank NTT telah menyusun blue-print transformasi digital dengan memetakan kondisi masyarakat provinsi NTT serta mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai Visi, Misi, dan Grand Strategy.
“Untuk mencapai perubahan dalam transformasi digital yang dilakukan tersebut, akan dilakukan inisiatif-inisiatif dalam empat pilar transformasi digital, yaitu Customer Experience, Operational Excellence, New Business Model, dan Human Resources and Leadership,” ujar Alex.
Pada aspek customer experience target yang ditetapkan bank adalah mampu menghadirkan solusi digital perbankan mBanking atau Internet Banking yang bisa memudahkan transaksi nasabah juga memiliki keamanan data yang terjamin. Inovasi ini saat ini dalam proses penyempurnaan di tahun 2024. Selain itu ada juga untuk digitalisasi layanan fisik dan digitalisasi pemda.
“Sementara pada Aspek operational excellence kita berharap transformasi digital mampu mendukung proses bisnis perbankan. Untuk itu kita terus upayakan digitallisasi proses bisnis ini, dengan membuat dashboard kinerja, mengadopsi standar Nasional untuk pembayaran seperti QRIS, SNAP, Siskeudes. Juga membuat kebijakan atau Policy & SOP terkait Data, Tech dan Risk Manajemen,” tutur dia.
Adapun New Business Model ke depannya Bank menagetkan mempu membuat SuperApps, Supplay Chain Tani & ternak, Payment Collection, Fasilitas Pinjaman pada platform P2P lending dan ECommerce. Untuk HR dan Leadership kedepan Bank juga melakukan langkah transformasi mulai pemetaan OD secara digital (Struktur Org/pekerjaan/jumlah pegawai), membentuk kultur digital perusahaan, KPI Digital juga managemen talent.
“Sehingga tujuan akhirnya dengan proses transformasi digital yang berjalan ada perubahan perilaku pada operasional dan nasabah. Dimana kedepan nasabah kita berinteraksi terutama melalui kanal digital Bank NTT, Proses bisnis kami terotomasi dan cepat dengan end to end digital operation, kemudian perluasan bisnis dilakukan dengan kolaborasi/ekosistem dan terakhir mulai dari struktur organisasi, alokasi SDM, Budaya dan Ketrampilan semuanya sesuai untuk Bank Digital,” jelas Alex.
Alex menekankan bahwa tahun 2023 salah satu fokus manajemen adalah perbaikan system/inovasi bisnis. Ini dilakukan dengan Mendekatkan layanan berbasis digitalisasi ke berbagai lapisan elemen Pemerintahan, Sekolah dan Swasta melalui berbagai produk perbankan yang dimiliki oleh Bank NTT, antara lain :
1. Di Bidang Kredit: Implementasi Pengajuan Pinjaman melalui Digital Loan, Be Pung Petani dan KKPD.
2. Di Bidang Dana: Optimalisasi transaksi Digital dan Elektronik Layanan Aplikasi Be Pung Mobile Bank NTT, IBI, IBB, COB, Mesin EDC, ATM/CRM dan Agen Bank NTT.
3. Layanan Digitalisasi Pemda melalui SIM-RS, CMS, Payroll, Siskeudes, Mbiz Market, Siplah, SP2D online, Pembayaran Pajak, Pembayaran uang sekolah .
4. Dalam meningkatkan Profit & Produktivitas pada Tahun 2023 telah dilakukan penataan Jaringan Kantor. Dimana Bank NTT telah Resmi telah menjadi Bank Devisa di Tahun 2023. Kemudian Penataan Layanan Kantor Fungsional (KF), menjadi 2 Kegiatan operasional yaitu : 39 KF yang melayani Dana dan 77 KFyang melayani Kredit, media layanan digital melalui Core Banking System (CBS) dan COB Dana/LOS.
“Bank NTT melalui produk berbasis Digital juga terus mendekatkan diri pada sektor produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi di NTT dengan menghadirkan manfaat bagi pelaku UMKM yang ada diseluruh wilayah operasional Bank NTT dengan bertransaksi menggunakan Produk Tabungan Pelaku Usaha serta transaksi menggunakan Mesin EDC/ QRIS Bank NTT,”kata Alex.
Kinerja Bisnis
Adapun transformasi digital yang telah dijalankan mempu mendongkrak kinerja keuangan Bank NTT sehingga menunjukkan capaian positif dengan modal inti mencapai Rp2,3 triliun lebih.
Dalam rincian kinerja keuangan, asset Bank NTT pada 2023 tercatat mencapai Rp 17,45 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) teralisasi sebesar Rp 12,89 triliun, dengan komposisi Giro Rp2,47 triliun, Tabungan Rp 4,08 triliun, dan kredit mencapai Rp 12,47 triliun, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 96,73 persen.
Alex memaparkan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil dari realisasi program strategis kerja Bank NTT, yang fokus pada layanan perbankan yang mudah, cepat, dan aman untuk mendukung kebutuhan masyarakat.
Dimana, Bank NTT telah menyebarluaskan fasilitas layanan elektronik dan digitalisasi di seluruh wilayah NTT, termasuk 33 unit mesin CRM, 215 unit mesin ATM, 17.995 unit merchant QRIS, 1.187 unit EDC Merchant, 8.223 agen Di@Bis@, 1.793 agen laku pandai, 119.929 pengguna B-Pung Mobile, serta 8 kas titipan Bank Indonesia dan 3 unit money changer.
Dalam jaringan kantor, Bank NTT memiliki 218 kantor yang tersebar di seluruh wilayah NTT, termasuk 1 Kantor Pusat, 23 Kantor Cabang, 46 Kantor Cabang Pembantu, 116 Kantor Fungsional, 25 Pos Pelayanan, dan 8 Kas Mobil.
Selain itu, untuk meningkatkan profit dan produktivitas kantor, Bank NTT telah melakukan penataan layanan bisnis pada 116 Kantor Fungsional, terdiri dari 39 KF Layanan Dana dan 77 KF Layanan Kredit.
Bank NTT turut mendukung pemulihan ekonomi dengan memberikan kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hingga 27 Desember 2023, tercatat 15.423 Noa dengan nominal Rp2.660 triliun, yang didukung oleh program-program UMKM Bank NTT dan pemanfaatan kanal pembayaran seperti QRIS, EDC, dan Mobile Banking.
“Bank NTT juga aktif bersinergi dengan pihak pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam berbagai program, termasuk Program Vokasi dan Training Industry, serta dukungan terhadap program peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti penanggulangan stunting,” jelas Alex.
Pada akhirnya, Bank NTT menunjukkan komitmennya terhadap transformasi digital dengan langkah-langkah strategis, termasuk penyelarasan pemahaman transformasi digital dan penguatan jaringan digital melalui berbagai kerjasama dengan pihak regulator dan mitra bisnis lainnya.
Editor: Nurdian