Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Daerah Jambi atau Bank Jambi merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) yang sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Jambi serta pemerintah kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Bank Jambi mengusung visi menjadi bank yang ideal dan sehat yang berkontribusi nyata untuk perekonomian Jambi khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan layanan berbasis digital dan berkelanjutan serta dikelola secara profesional, dengan prinsip kehati-hatian.
Dibawah kepemimpinan Khairul Suhairi selaku direktur utama, Bank Jambi menorehkan kinerja yang mentereng baik dari sisi bisnis, layanan pelanggan, tata kelola perusahaan, dan kontribusinya terhadap pemerintah daerah.
Tahun 2023, aset Bank Jambi seara year on year (YoY) tumbuh 7,1 persen dari Rp 12,82 triliun pada 2022 menjadi Rp 13,73 trilin. Demikian pula kredit dan pembiayaan naik 1,13 persen dari Rp 9,19 triliun menjadi Rp 9,3 triliun.
Pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja sepanjang 2023 mampu menaikkan portofolio kredit produktif dari 13,28 persen pada 2022 menjadi 14,77 persen atau meningkat Rp104,5 miliar.
“Hal ini sejalan dengan salah satu misi Bank Jambi dalam mendukung program keuangan berkelanjutan melalui penyaluran kredit dan pembiayaan produktif yang pada akhirnya akan berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat di Provinsi Jambi,” ujar Khairul Suhairi dalam presentasi penjurian TOP BUMD Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (8/3/2024).
Sementara itu, total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Desember 2023 sebesar Rp 336 miliar atau terealisasi sebesar 67,32 persen. Penyaluran KUR yang masih di bawah target di antaranya disebabkan karena penyaluran KUR yang baru dibuka pada awal Maret 2023 dan berlakunya Permenko Perekonomian Nomor 1 Tahun 2023 tentang perubahan Permenko No 1 Tahun 2022. Ini membuat Bank tidak dapat mengakomodir calon debitur KUR yang mengajukan kredit modal kerja dengan kondisi mereka pernah menikmati kredit produktif sebelumnya.
Untuk dana pihak ketiga tahun 2023 secara YoY tumbuh 1,88 persen dari Rp 9,67 triliun pada 2022 menjadi Rp 9,85 triliun. Terdapat peningkatan deposito sebesar Rp 1,439 triliun (35,98 persen). Namun, giro turun 32,97 persen pada 2023 disebabkan oleh pemberlakuan Peraturan Kementerian Keuangan / PMK Nomor: 19 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil dan / atau Dana Alokasi Umum yang disalurkan secara nontunai melalui Treasury Deposit Facility (TDF) Bank Indonesia. Aturan tersebut membuat dana pemerintah daerah (pemda) akan masuk ke rekening kas daerah sesuai dengan pengajuan dan kebutuhan dari pemda yang berakibat pada penurunan giro pemda di Bank Jambi sebesar Rp 1,14 triliun.
Menurut Khairul, kenaikan BI7DRR sepanjang 2023 hingga posisi 6 persen turut mendorong kenaikan suku bunga simpanan pihak ketiga, namun masih dapat dikelola dengan baik sehingga pada akhir laporan keuangan tahun 2023 Bank Jambi meraih laba setelah pajak Rp 361,26 miliar, secara yoy tumbuh 5,43 persen dibanding laba 2022 sebesar Rp 342,65 miliar.
Sementara itu, tingkat kesehatan bank dengan nilai komposit 2 yang mencerminkan kondisi Bank Jambi secara umum Sehat, baik dari faktor profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan. Bank dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain.
Inovasi Digital dan Tata Kelola
Sebagai bank berbasis layanan digital, Bank Jambi mengembangkan inovasi teknologi antara lain Instant Loan yaitu Pinjaman Konsumtif yang dilakukan secara online melalui Mobile Banking Bank Jambi.
Bank Jambi juga menerapkan QRIS Dinamis yang merupakan fitur pembayaran berbasis QR secara dinamis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Bank Jambi juga memiliki layanan Top Up yang merupakan fitur pengisian ulang secara digital. Saat ini Bank Jambi memiliki fitur top up shopee pay, Pesantren, Link Aja, dan Gopay.
Selain itu, Bank Jambi juga memiliki layanan Virtual Account atau sistem yang membantu dalam proses pembayaran melalui Mobile Banking. Ada pula Open API Banking yang merupakan layanan untuk mendapatkan akses ke berbagai data nasabah dari perbankan dan menggunakanya untuk membangun layanan keuangan alternatif.
Bank Jambi juga memiliki inovasi Branch Digitalization(Smart Branch System, KIOSK, Customer on Boarding) yang merupakan kumpulan proses perbankan yang menggunakan proses digital dalam pengoperasiannya.
Bank BUMD ini juga sudah mengimplementasikan Fraud Detection System atau aplikasi yang berfungsi untuk mengelola dan mendeteksi fraud pada channel Bank.
Sedangkan inovasi terkait tata kelola yang dilakukan Bank Jambi antara lain self assessment secara digital kepada karyawan yang berada pada unit kerja yang rentan terjadinya benturan kepentingan. Misalnya di Divisi Umum terhadap proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Bank Jambi dan divisi Sumber Daya Manusia terhadap proses penerimaan karyawan Bank Jambi.
Aksi Korporasi
Untuk tahun 2024 ini, kata Khairul, strategi bisnis yang akan dilakukan antara lain dengan program peningkatan dana murah. Seperti diketahui, akibat penurunan giro pemerintah daerah pada 2023, Bank Jambi harus menutupinya dengan dana pihak ketiga berupa deposito.
“Deposito ini yang menjadi concern kita ke depan supaya tidak lagi ketergantungan pada dana yang mahal ini. Tahun 2024 ini kita akan mencoba untuk menurunkan ketergantungan pada dana pihak ketiga berupa deposito,” tuturnya.
Strategi bisnis lainnya adalah optimalisasi layanan digital penyaluran dana. Khairul mengklaim Bank Jambi merupakan salah satu bank daerah di Indonesia yang pertama kali meluncurkan produk penyaluran dana dengan layanan digital.
“Untuk ASN dan karyawan yang gajinya dibayar payroll melalui Bank Jambi bisa mengakses pinjaman melalui mobile banking. Artinya tidak perlu datang ke bank dan bisa dilayani secara realtime,” kata dia.
Bank Jambi juga memberikan dukungan terhadap pemerintah melalui program-program yang selaras dengan program-program yang sudah dibuat oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
Tahun 2024 ini, Bank Jambi juga akan mengoptimalisasi bisnis treasury yang pada tahun lalu tidak fokus menggarap bisnis tersebut. “Insya Alloh tahun 2024 ini kita mengoptimalisasikan bisnis treasury,” tuturnya.
Dalam rangka memenuhi modal inti sebagai BPD yakni sebesar Rp 3 triliun pada akhir Desember 2024, Bank Jambi melakukan aksi korporasi dengan melakukan KUB (Kelompok Usaha Bank) dengan Bank BJB sebagai induk KUB.
“MoU sudah kita tandatangani, tinggal penandatanganan PKS dan SHA atau share holder agreement. Mudah-mudahan ini bisa menggugurkan modal inti sampai akhir tahun 2024,” ujar Khairul.
Seperti diketahui, berdasarkan POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, BPD wajib meningkatkan modal intinya minimal Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024, atau cukup memiliki Rp1 triliun sepanjang BPD tersebut efektif tergabung menjadi anggota dari KUB. Apabila hal itu tidak dapat terpenuhi maka BPD tersebut wajib menyesuaikan bentuk usahanya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).