Jakarta, TopBusiness – Sinergitas Pemerintah Kota Surabaya dengan PT BPR Surya Artha Utama atau Bank SAU sedemikian harmonis. Keduanya saling memberikan peran terbaik dengan sasaran utama agar percepatan pembangunan dan pengurangan angka kemiskinan serta mempercepat naik kelasnya pelaku usaha super mikro menjadi usaha mikro dan menengah.
Ditegaskan Direktur utama Bank SAU, Renny Wulandari, pihaknya menjadi mitra yang harmonis bagi Pemerintah Kota Surabaya agar goals yang telah ditetapkan dapat tercapai yaitu meningkatkan kualitas UMKM naik kelas dan menekan angka pengangguran.
“Tentunya porsi penyaluran dan pembinaan kepada UMKM yang langsung kami bina sebanyak 80% dan ASN sebanyak 20%. Ini sebuah wujud sinergitas nan apik dibangun antara pemerintah dan bisnis (G To B)”, tegas Renny Wulandari kepada Dewan Juri TOP BUMD Awards 2024, Selasa (12/3/2024) melalui aplikasi rapat zoom.
Dikatakan Renny, berbagai program yang digagas Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka meningkatkan pelaku usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil dan terus-menerus berkembang. “Berbagai upaya yang ditempuh Pemkot Surabaya, ini mendapatkan pembinaan langsung dari Bank SAU, di mana lembaga perbankan ini tidak hanya sekedar mengucurkan kredit modal kerja dan investasi bagi UMKM di Kota Surabaya, akan tetapi bagi UMKM langsung mendapatkan pembinaan agar program pemberian kredit ini dapat menekan angka kredit macet,” ungkap Renny.
Berbagai program pendampingan dilakukan Bank SAU, seperti program pembinaan kepada sentra industri pakaian, kerajinan, makanan khas Surabaya dan kuliner serta aneka cemilan. Dan juga mendukung program Kota Surabaya dalam dmendukung program padat karya. Program ini langsung berhubungan kuat dengan program kota yang terintegrasi dengan progam “KOTAKU”, ini sebuah program dari pusat Kemen PUPR untuk memperindah kota-kota dan program pemberdayaan kepada masyarakat yang rentan penghasilan. Untuk itu, direkut para masyarakat yang rentan pekerjaan dan penghasilan untuk pembuatan “Batako press”. Seluruh masyarakat yang terjaring program akan langsung mendapatkan pembinaan dari Dinas PUPR dan mendapatkan training sebelum diterjunkan untuk memproduksi batako. Setelah mereka terampil maka mereka sudah bisa langsung memproduksi batako.
“Saat ini rata-rata penghasilan pembuat Batako sangat bervariatif, dari Rp 2 juta hingga 5 juta per bulan, tergantung dari kerajinan masing-masing. Bank SAU juga menyalurkan kredit mulai dari tingkat RT, RW, LPMK dan Kader Surabaya Hebat (KSH) dengan total penyaluran sebanyak 10.494 orang,” imbuh Renny.
Keberhasilan Pemkot Surabaya ini dengan melansir program Puspita dengan kucuran kredit sebesar Rp 3.867 miliar, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 1.395 orang. Puspita Paving dengan pengucuran kredir sebesar Rp 331.500.000 dengan penerima manfaat sebanyak 130 orang.
Menurut dia, dalam rangka memberikan daya dongkrak usaha super mikro ini, Pemerintah Kota Surabaya ini mengucurkan anggaran untuk peningkatan pelaku usaha sehingga bisa meningkat dan naik kelas maka dikucurkan anggaran sebasar Rp 10 miliar dan pemberian bunga bank yang sangat rendah yaitu 3% per tahun. Program ini dimaksud agar tujuan Pemkot Surabaya dapat tercapai dengan baik.
Dikatakan, dalam rangka menghimpun dana murah dan memberikan pendidikan sejak dini kepada masyarakat agar rajin menabung diwujudkan dengan terjalin kerjasama lintas sekolah di Kota Surabaya. “Sebanyak 8 lembaga pendidikan, lantas melakukan kerja sama melalui penggunaan pembayaran QRIS dengan Bank SAU dengan pihak pelabuhan, perusahaan transportasi di pelabuhan dan perusahaan bongkar muat pelabuhan serta stasiun kereta api,” papar dia.
Portofolio kinerja Bank SAU kinclong yang terlihat pada pendapatan tahun 2022 sebesar Rp 140,545 miliar dan 2023 meningkat 25,66% menjadi Rp 176,606 miliar, dengan Jumlah pelanggan tahun 2022 sebanyak 2.693 dan 2023 (2.664).