Jakarta, TopBusiness – PT Trimegah Bangun Persada Tbk melibatkan masyarakat untuk mendapatkan kesan melalui konsultasi publik agar tercipta transparansi, sekalian mengetahui dampak keberadaan dan aktivitas operasional perusahaan.
Pada akhirnya, perusahaan berstatus terbuka yang sahamnya tercatat di PT Bursa Efek Indonesia, ini akan mendapatkan berbagai masukan sehingga dapat memitigasi risiko yang mungkin bakal hadir dan mengoptimalkan efek positif ditimbulkan.
Saat menjawab pertanyaan Dewan Juri TOP CSR Awards 2024, di sesi pendalaman atau tanya-jawab materi presentasi berjudul ‘Redefining Mining : Greener Journey to the Downstream A Sustainable Approach for the Future’, M Yuda Pranata sebagai CSR Superintendent, menyinggung terkait upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengantisipasi munculnya risiko, seiring aktivitas perusahaan.
Dirinya menjelaskan, perusahaan melakukan upaya pendekatan dengan masyarakat untuk memaparkan berbagai hal terkait dengan keberadaan dan produktivitasnya di bidang pertambangan dan pengolahan bijih nikel. “Contohnya, kita beberapa kali mengadakan yang namanya konsultasi publik untuk berbagai keperluan amdal (analisis dampak lingkungan-Red),” ujar Yuda, di dalam jaringan melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, hari ini.
Selanjutnya, emiten dengan kode perdagangan saham yaitu NCKL tersebut melaksanakan proses dokumentasi. “Yang terakhir untuk keperluan dokumen social and enviromental impact assessment (SEIA). Nah Dalam konsultasi ini disampaikan dampak-dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan baik pertambangan maupun pengolahan/pemurnian nikel,” imbuh dia.
Dengan begitu, dapat dicatat potensi-potensi risiko dan beragam dampak dengan keberadaan perusahaan. Dan pada gilirannya, manajemen akan mengetahui masukan-masukan yang diberikan oleh masyarakat, sehingga terwujud semacam wadah atau tempat untuk saling berkomunikasi.
“Mereka bisa melihat potensi-potensi risiko, dampak-dampak segala macam dan upaya mitigasi dari perusahaan. Dan mereka memberikan masukan mitigasi apa lagi yang bisa dikerjakan baik dari sisi memitigasi dampak negatif, maupun memaksimalkan dampak positif yang dekat dengan perusahaan. Sehingga, persepsi mereka pun menjadi berubah, gitu yah,” papar Yuda.
Terakhir, dari hasil konsultasi tersebut maka muncul keterbukaan atau transparansi sebagai sarana untuk menciptakan keberlanjutan bisnis, namun tetap menciptakan tanggung-jawab sosial perusahaan pun terpenuhi.
“Menjadi tahu bahwa perusahaan ini transparan menyampaikan dampak-dampak yang dihasilkan. Kemudian mereka juga merasa memiliki tempat untuk memberikan masukan-masukan. Mereka terlibat dalam pengelolaan dampak dari perusahaan,” ungkap dia.
Menurut Yuda, pada akhirnya masyarakat akan melakukan konfirmasi dan sekaligus perusahaan akan mendapatkan identifikasi permasalahan akibat aktivitas perusahaan. “Jadi di dalam sesi konsultasi publik itu, mereka diminta untuk mengkonfirmasi dari temuan-temuan dampak yang kita identifikasi. Kemudian realisasi konfirmasi, itu mereka juga diminta untuk memberikan masukan dari apa yang direncanakan oleh perusahaan, ini sesuai atau tidak atau ada masukan-masukan yang lain,” kata dia.
Lalu, dirinya memberikan contoh konkret seputar CSR yang melibatkan masukan dari peran masyarakat. “Contohnya, sampah. Mereka terlibat dalam pengelolaan sampah di pantai, kemudian di permukiman dan lain sebagainya,” tutur dia.
Menyinggung dengan slag nickel, Yuda mengutarakan bahwa slag masih belum diperbolehkan untuk digunakan di luar Pulau Obi. “Jadi sementara kita dimaksimalkan untuk program-program infrastruktur, baik program-program infrastruktur yang kaitannya dengan community development maupun infrastruktur untuk kepentingan internal perusahaan,” ungkap dia.