Jakarta, TopBusiness – Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang atau Tugu Tirta merasa tak terlalu khawatir dengan kemungkinan berpindahnya pelanggan, karena dinilai sudah lebih memahami tentang pemanfaatan air minum yang sehat.
Saat sesi pendalaman materi presentasi, Direktur Utama Tugu Tirta, M Nor Muhlas, menjawab salah satu pertanyaan soal kemungkinan adanya persaingan terkhusus dengan pemanfaatan air bor atau sumur oleh masyarakat. Dirinya merasa tak terlalu khawatir, sebab menilai masyarakat Kota Malang sudah mempunyai tingkat kesadaran tersendiri akan betapa pentingnya air minum yang sehat.
“Alhamdulillah, Malang ini ‘kan rata-rata orang yang terdidik yah. Jadi ternyata mereka sadar sekali tentang pentingnya air. Sehingga mereka pun seandainya di tanah mereka tidak ke luar air ketika dibor, itu tetap mereka uji lab. Dan setelah mereka uji lab dibandingkan dengan produk air minum kita, mereka yah kembali lagi ke PDAM. Tidak bersaing dengan air sumur rumah,” kata Nor Muhlas, di hadapan Dewan Juri TOP BUMD Awards 2024, yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, Jumat.
Perumda bisa membidik pelanggan yang sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat. Dengan begitu, loyalitas konsumen terhadap air minum yang sehat terbilang tinggi, sehingga terciptalah captive market dengan sendirinya.
Perusahaan pada gilirannya akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Kota Malang akan pentingnya pemanfaatan air minum sehat secara dewasa dan lebih bijak serta bertanggung-jawab.
Dalam konteks itu, perumda memaksimalkan media sosial dalam rangka mengedukasi kepada masyarakat melalui pengembangan inovasi yakni penciptaan konten-konten yang lebih mendorong pemahaman saat mereka ada masalah.
“Kami ‘kan memiliki media sosial. Yah media sosial, kami tidak hanya memberikan informasi misal tentang perbaikan kebocoran, pegaduan dan sebagainya, tapi konten-konten kami juga. Kita memproduksi seperti semacam cerita pendek tentang pelayanan, tentang bagaimana mereka kalau di rumahnya water meter mati? Kalau di rumahnya bocor bagaimana? Kalau, misalnya menghemat air seperti apa? Ketika ada sesuatu, misal, airnya kok keruh dan sebagainya harus lapor ke siapa? Itu semua konten-konten itu kita tampilkan,” kata dia.
Beberapa kanal yang telah digunakan perumda untuk lebih dalam mengedukasi masyarakat, seiring dengan tingkat pemahaman dengan dukungan teknologi informasi. “Di kanal YouTube kami, website kami. Di Instagram, TikTok, Facebook. Nanti ‘kan semua bisa dilihat oh ini, ada cerita pendek yang lucu-lucu tapi mengedukasi. Karena kami melihat masyarakat sekarang sudah masyarakat IT. Masyarakat yang sudah melek IT. Yang semua Kang Di, Kang Lim, itu sudah pakai hape,” paparnya.
Tak terkecuali, Tugu Tirta Kota Malang memiliki produk yang telah dipakai oleh sekolah-sekolah. Selanjutnya, memilih beberapa siswa untuk dijadikan duta tentang kesadaran air minum yang sehat. “Selain dari itu, kita punya produk zamp atau zona air minum prima. Dan sekolah-sekolah itu ‘kan salah satu user kami yang memanfaatkan zamp. Kami memilih duta-duta zamp dari SMP, SMA dan mereka juga menjadi salah satu duta atau ambassador buat kita. Menjadi salah satu kaki tangan kita untuk mensosialisasikan betapa pentingnya air, bagaimana mereka merawat dengan benar dan memanfaatkannya juga dengan benar,” kata Nor Muhlas.
Dia menjelaskan, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan BUMD-BUMD lain. Perumda tak segan-segan untuk memberikan bantuan.
“Misalkan ada program dari Pemerintah Pusat bahwa semua sudah harus memiliki dokumen air PAM. Ternyata tidak semua BUMD itu memiliki kemampuan untuk menyusun dokumennya, itu pasti akan kta dampingi untuk penyusunan dokumen air PAM. Itu yang membantu adalah kita. Karena salah satu dari pegawai, kami itu adalah orang yang pada saat penyusunan strategi tentang kriteria air PAM dilibatkan dalam pembahasan-pembahasan di Kementerian PUPR,” ucap Nor Muhlas.