Jakarta, TopBusiness – Bagi PT Migas Utama Jabar atau MUJ (Perseroda) kepedulian sosial untuk melaksanakan program Environmental, Social dan Governance (ESG) tak bisa dipisahkan dengan penciptaan Corporate Sosial Resposobility (CSR), serta pencapaian target SDG’s.
Karena itu, MUJ turut membangun perekonomian masyarakat di sekitar Jawa Barat dan Kepulauan Seribu.
Ditegaskan Direktur Teknik dan Operasi PT Migas Utama Jabar, Muhammad Sani. “Kami sebagai perusahaan energi, mendukung program energi baru terbarukan (EBT) dengan solar panel yang ramah lingkungan, tentunya akan memberikan kebaikan energi bersih,” kata dia.
Selain, akan terus tumbuh bisnis seiring dengan program EBT bersama pemangku kepentingan lainnya. “Juga akan turut berkembang dan maju bersama masyarakat serta pula berkelanjutan,” tegasnya kepada Dewan Juri TOP CSR Awards 2024 melalui jaringan sistem rapat zoom, di Jakarta, hari ini.
Turut mendampingi, seperti, Ridwan sebagai Kadiv TJSL, Wahyu Wardana (Kadiv. Bina Lingkungan), Rima Solihat (Staf Departemen Kemitraan).
Untuk mengintegrasikan konsep CSR, ESG dan SDG’s, MUI menciptakan program “Terintegrasi Berkelanjutan”. Program yang dibesut oleh perusahaan hulu energi, hilir migas, energi terbarukan, pertambangan mineral, jasa penunjang energi sehingga terjadi berkelanjutan usaha.
Menurut Sani, salah satu program ditujukan kepada petani dan petambak udang vaname. “Para petambak di kawasan Jawa Barat mendapatkan pembinaan langsung dari MUJ, dengan diberikannnya listrik solar panel di seluruh kolam-kolam benih vaname. Ini sangat memberikan hasil yang sangat signifikan,” kata dia.
Sebelumnya, peternak udang vaname bergantung dengan listrik non EBT dan selalu kesulitan dengan listrik mati dan tarif sangat tinggi, akan tetapi setelah menggunakan listrik solar panel, listrik tidak pernah padam.
“Budidaya udang ini tergantung dengan kipas di dalam kolam harus hidup selama 24 jam, apabila listrik sering padam, maka udang di dalam kolam akan mengalami kematian. Rotasi air dalam kolam harus terus berputar dengan ditanamkan beberapa kincir air di beberapa titik agar keasaman air kolam bisa terurai dengan kincir tersebut. Dengan penggunaan kincir, bisa hidup selama 24 jam dengan listrik solar panel ini,” papar dia.
Setelah para petambak udang vaname menggunakan listrik solar panel ini, para petambak pun menjadi sumringah. Pasalnya, hasil panen udang vaname jadi meningkat hinga mencapai 100 persen.
Dan tidak berhenti di situ saja, pembangunan kelompok petani udang. Mereka digerakkan pula aktivitas dengan berkolaborasi dengan masyarakat yang langsung membangun usaha rumahan, seperti keripik udang, abon udang dengan penghasilan Rp 70 juta per bulan.
“Dibangun kelompok masyarakat pembudidaya dan kreasi dengan memanfaatkan tanaman bambu menjadi berbagai kerajinan dan kriya, yang sebagian hasil kriya tersebut sangat direspon pasar. Juga menjadi cindera mata perusahaan bagi kriya yang kreatif desain-desainnya, serta dari hasil residu dan sampah bambu ini pun masih bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bahan bakar,” ungkap Sani.
Kebijakan dan strategi bisnis MUJ langsung menyentuh juga para disabilitas. “Kaum disabilitas ini diberikan pembinaan dalam memproduksi kaki dan tangan buatan. Produksi kaki dan tangan buatan mendapatkan respon sangat baik di masyarakat. Produk unggulan disabilitas ini sangat digemari, karena seluruh produknya sangat apik dan sesuai dengan kebutuhan para disabilitas dari seluruh golongan, anak-anak, dan dewasa. Dan tentunya memberikan kesempatan berusaha, lowongan kerja serta keyakinan bagi disabilitas untuk bisa berkarya,” pungkasnya.