Jakarta, TopBusiness – Meskipun baru beroperasi di Indonesia sekitar dua tahun, PT Lami Packaging Indonesia alias LamiPak sudah aktif menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Maklum saja, PT Lami Packaging Indonesia merupakan perusahaan dengan status penanaman modal asing (PMA), di mana induknya, Lami Packaging (Hongkong) Company Limited alias LamiPak, berkomitmen kuat terhadap praktik bisnis berkelanjutan (sustainable). Saat ini, LamiPak sudah beroperasi di 71 negara, termasuk Indonesia.
“LamiPak global sangat berkomitmen untuk berkembang bersama di Indonesia dengan konsep Triple Bottom Line (People, Product dan Planet). Jadi tidak sekadar aspek bisnis yang kita kejar, tapi bagaimana menyeimbangkan pada aspek people dan aspek lingkungan,” ujar Rizalmi, head CSR PT Lami Packaging Indonesia dalam sesi presentasi penjurian TOP CSR Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (24/5/2024).
Hadir pula dalam penjurian ini, Yusuf Hisyam (direktur utama PT Lami Packaging Indonesia) dan Tina Cao (direktur PT Lami Packaging Indonesia). Mereka membawakan materi presentasi berjudul “LamiPak Indonesia, Toward Sustainable CSR”.
Berkaitan dengan penerapan sustainability di PT Lami Packaging Indonesia, kata Rizalmi, paling tidak ada lima aspek yang menjadi perhatian utama khususnya dalam produk yang dibuat perusahaan, yakni Sustainable Innovation, Governance, Food Safety, Climate Change, dan Diversity & Inclusion.
Secara operasional, kata dia, LamiPak memperhatikan tiga aspek yakni pertama Green Operational. Pihaknya memastikan semua tersertifikasi seperti ISO 9001 dan juga sertifikasi TiGroup untuk lingkungan. LamiPak juga sudah mengantongi sertifikat PEFC dan FSC untuk penggunaan sumber bahan baku yang bertanggung jawab.
Kedua adalah aspek Food Safety, di mana LamiPak saat ini sudah mengantongi sertifikat FDA untuk pasar Amerika Serikat. Selain itu ada sertifikat GMP, BRC, sertifikat Halal, ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, dan ISO 22003 tentang Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
LamiPak khususnya pabrik di Kunshan, China juga sudah mendapat sertifikat LEED atau Leadership in Energy Efficiency Design. “Ini merupakan penghargaan secara global bahwa perusahaan atau manufaktur kami telah menerapkan energi yang ramah lingkungan dan sudah menerapkan emisi reduction dalam penggunaan energi,” tuturnya.
PT Lami Packaging Indonesia di samping membuat produk utama berupa aseptik packaging, juga membuat LamiStraw atau sedotan kertas yang 100 persen limbahnya bisa didaur ulang karena menggunakan food grade materials. “Untuk bungkus sedotan kertas yang tadinya memakai plastik, sekarang sudah kami ganti dengan paper wrapping sehingga ramah lingkungan,” tuturnya.
Seperti diketahui, LamiPak Indonesia melakukan groundbreaking pembangunan pabrik kemasan aseptik pertama di Kawasan Industri Cikande, Serang, Banten pada Mei 2022. Untuk membangun pabrik tersebut, LamiPak investasi US$ 200 juta.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi aseptik packaging sebanyak 9 miliar per tahun dan 3,7 miliar pcs per tahun untuk sedotan kertas. Saat ini, pabrik tersebut sudah beroperasi secara komersial, bahkan melakukan ekspor ke sejumlah negara antara lain ke Mesir dan India.
“Kalau sudah normal semua, kapasitas produksi LamiPak di Indonesia mencapai 21 miliar pcs per tahun,” ujar Rizalmi.
Selain produk yang ramah lingkungan, kata Rizalmi, LamiPak Indonesia juga membangun Automatic Warehouse yang operasionalnya sudah terkomputerisasi. Automatic Warehouse ini tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi dan higienitas produk karena nir sentuh tangan manusia, tapi juga bisa mengurangi konsumsi energi.
“Kalau masih manual pakai forklife yang mondar mandir dengan penggunaan bahan bakar juga tidak baik buat kesehatan,” tuturnya.
Selain itu, inventory management produk di gudang menjadi lebih rapi karena semuanya bisa diketahui. “Jika ada kelebihan atau kekurangan stok bisa dideteksi lebih dini,” ucapnya.
Community Engagement dan CSR
LamiPak Indonesia juga rutin melakukan kegiatan Community Engagement dan CSR terutama di sekitar area pabrik yang masuk ring 1, ring 2 dan ring 3. Ada tiga Kampung yang masuk area ring 1 pabrik, yakni Kampung Julang, Kampung Pandan dan Kampung Jati.
“Isu potensial yang dihadapi adalah pengangguran, kesehatan yang kurang, kompetensi yang kurang, dan permukimam kumuh,” kata dia.
Inisiatif CSR yang dilakukan LamiPak Indonesia untuk masyarakat sekitar terutama yang terkait masalah pengangguran adalah pengembangan ekonomi, peningatan kesadaran kesehatan publik, peningkatan skill kompetensi, dan kompetisi kampung bersih.
Rizalmi mengakui bahwa perusahaan memiliki tantangan sendiri terkait tenaga kerja, karena pabrik di Cikande sudah menerapkan industry 4.0 atau high technology sehingga tidak banyak pekerja di pabrik. Total karyawan LamiPak Indonesia saat ini hanya 331 orang karyawan.
“Meski demikian, kami ada diskresi dengan tantangan yang cukup besar terutama terkait low competency atau pekerja yang belum memenuhi standar requirement. Tapi kita punya kewajiban untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pekerja dari warga sekitar dengan bekerja sama dengan Balai Latihan kerja dan Universitas-Universitas yang ada di Kabupaten Serang,” tuturnya.
Meskipun saat ini belum ada peraturan daerah Kabupaten Serang yang mewajibkan perusahaan merekrut pekerja dalam jumlah tertentu, tapi LamiPak Indonesia sudah menyerap sekitar 20 persen pekerja dari masyarakat sekitar pabrik.
Dalam paparannya, Rizalmi juga menyampaikan bahwa saat awal berdiri, kegiatan CSR perusahaan banyal dilakukan dalam bentuk charity atau donasi serta bantuan untuk even perayaan hari besar nasinal.
Tapi sekarang mulai beralih ke Sustainable CSR lewat program Green Lifestyle (eco friendly), Program Skilling Up (kompetensi), Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat, serta program untuk meningkatkan pola hidup sehat kepada masyarakat sekitar pabrik.
“Untuk program peningkatan ekonomi masyarakat, LamiPak ada kegiatan pemanfaatan limbah potongan-potongan kertas untuk produk papper craft dengan bekerja sama dengan Ichinogami. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar sekolah. Ke depan ini akan dikembangkan terus melalui kerja sama dengan ibu-ibu PKK,” ujarnya.
LamiPak Indonesia juga memiliki Program Agriculture untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakat lokal. Program ini memanfaatkan banyaknya lahan-lahan tidur di sekitar pabrik, termasuk yang dimiliki LamiPak Indonesia.
“Lahan kita cukup luas ada 16,2 hektare, kita tanam tanaman produktif yang diharapkan bisa dimanfaatkan juga oleh masyarakat. Dan untuk penyiraman tanaman ini kita menggunakan air dari waste water treatment kami,” kata Rizalmi.
Pihaknya juga akan mengembangkan program dana bergulir untuk kelompok tani dan peternak, misal untuk tanaman cabe, sayuran serta peternakan seperti ikan atau ayam. “Nanti diharapkan kelompok tani ini akan menjadi supplier untuk kantin internal perusahaan yang saat ini melayani karyawan 300 orang,” kata dia.
Untuk program pemberdayaan, LamiPak Indonesia juga punya program internship dengan bekerja sama dengan universitas dan politeknik yang ada di Serang. Ada pula Program Curriculum Collaboration, LamiPak Goes To Campus serta program beasiswa . “Karena ini adalah pabrik aseptik packaging pertama di Indonesia sehingga kami perlu menjelaskan tentang teknologi ini,” tuturnya.
Sedangkan terkait pola hidup sehat, menurut Rizalmi, ada kegiatan rutin yang diinisiasi perusahaan misalnya jalan sehat, senam, program cuci tangan dan minum susu untuk anak sekolah. Selain itu, LamiPak Indonesia juga menggelar lomba kampung bersih yang diadakan di Desa Julang dan Desa Bakung.