Jakarta, TopBusiness – RSUD dr. Soeratno Gemolong menyadari bahwa industri rumah sakit merupakan salah satu entitas yang sarat risiko, mulai dari risiko keuangan hingga risiko hokum.
“Kalau kita lihat rumah sakit itu suatu entitas yang penuh risiko, risikonya sangat banyak baik dari risiko finance, dari risiko pasar, risiko keamanan, dari risiko hukum itu sangat tinggi,” ungkap Kinik Darsono Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong saat mengikuti wawancara penjurian TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) Awards 2024 secara daring, Kamis (25/7/2024).
Oleh sebab itu, lanjut Kinik, agar target bisnis tercapai dan berjalan sesuai dengan harapan bersama, pihaknya mengimplementasikan pada nilai-nilai atau program keberlanjutan bisnis (Sustainable Development Goals/SDGs) yang memiliki 17 tujuan.
“Nah kalau kita dari SDGs yang ada 17 (poin) itu, kami sebenarnya sudah menerapkan sesuai di visi misi kami,” katanya.
Masih menurut Kinik, adapun nilai atau program SDGs yang telah dilakukan itu dituangkan ke dalam visi dan misi perusahaan. Pertama, Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pelanggan. Kedua, Menerapkan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan IPTEK terkini, didukung SDM yang profesional serta ramah lingkungan. Ketiga, Meningkatkan kemitraan dengan institusi pendidikan dan pihak terkait.
“Jadi kalau disini kita lihat misalnya misi pertama itu adalah pelayanan yang berorientasi pada pelanggan. Kemudian adalah penggunaan IPTEK, SDM dan ramah terhadap lingkungan,” ujarnya sambal menampilkan slide profil perusahaan di hadapan dewan juri.
“Jadi isu environment itu sudah masuk pada misi yang kedua,” lanjutnya.
Berikutnya, Kinik menjelaskan, bahwa keberlanjutan bisnis juga menjadi salah satu isu yang menjadi fokus bisnisnya. Sebab itu, pihaknya berupaya menjaga dan membangun hubungan baik (kemitraan) dengan berbagai pihak termasuk dengan alam (lingkungan).
“Kemudian Kemitraan ini juga, saya melihat satu filosofis yang paling penting bagi rumah sakit adalah kalua kita ingin sustain di jangka panjang, ya kita belajar dari hukum yang ada di dunia ini. (misalnya) Yang pertama adalah kalua kita itu menyayangi bumi, bumi akan menyayangi kita,” bebernya.
Tak hanya itu, Kinik juga mengibaratkan keberlanjutan bisnis itu dengan dinosaurus yang sekarang punah akibat kesalahannya sendiri. “Yang kedua kalua kita mau sustain dalam jangka panjang, kuncinya cuma satu, kenapa dinosaurus itu punah? Karena tidak efisien, kemudian yang kedua karena dia mengambil resource terlalu besar. Kalau kita mau sustain kuncinya hanya satu kerjasama,” jelasnya.
Kmudian, tambah Kinik, karen tantangan dunia ke depan itu sangat besar. Kalau ingin sustain itu harus bermanfaat. “Kalau tidak bermanfaat ya akan tersingkir oleh evolusi dan kita pasti akan punah, segera itu,” tegasnya.
“Nah yang kami jaga untuk sustain terutama adalah kebermanfaatan kita, kerjasama kita dengan sesama, kemudian tetap sayangi planet bumi ini,” imbuhnya.
Implementasi SDGs
Dalam presentasinya berjudul Leadership For Sustainable Impact: GRC, ESG and SDGs, Kinik menjelaskan secara komprehensif bahwa tujuan berkelanjutan bisnis (SDGs) telah tertuang dalam visi dan misi perusahaan secara lengkap sesuai dengan aktivitas bisnis.
Ada 10 tujuan tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah diimplementasikan di RSUD dr. Soeratno Gemolong, tiga diantaranya seperti Kesehatan yang baik dan Sejahtera, Pendidikan Bermutu dan Kesetaraan Gender.
“Tadi kita menyinggung SDGs ya, kami menerapkan di visi misi sedikit agak berbeda dengan yang diambil pemerintah kita dengan hanya mengambil tujuh poin saja. Kami mengambil agak (lebih) banyak poin yang ada di tempat kami, misalnya poin ketiga pasti yang sering di rumah sakit adalah kesehatan yang baik dan sejahtera,” katanya.
Terkait hal ini, RSUD dr. Soeratno Gemolong telah mengimplementasikan melalui program prioritas kesejahteraan, pelayanan dan perlindungan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang merupakan aset yang paling berharga.
“Kita memang memprogramkan prioritas kesejahteraan karyawan sehingga kami mendpatkan jauh lebih tinggi di banding rumah sakit di atas kami. Kemudian pemenuhan pelayanan tingkat lanjut dan perlindungan ke seluruh karyawan kami,” jelasnya.
“Karyawan kami juga vaksinasi secara rutin, ada layanan fasilitas gratis yang membuat mereka diperiksa secara rutin sesuai dengan risiko yang dihadapi. Karena bagaimanapun juga kita harus menghargai, dan yang paling penting aset yang berharga itu adalah sumber daya manusia,” imbuhnya.
Terkait Pendidikan Bermutu, lanjut Kinik, menjadi hal yang ditekankan sebagai upaya RSUD dr. Soeratno Gemolong meningkatkan kualitas sumber daya melalui ragam kemitraan dengan lembaga pendidikan dan lembaga terkait lainnya.
“Kemudian Pendidikan Bermutu, kami juga menerapkan karena kami juga menjadi mitra dengan lembaga pendidikan baik itu Koas maupun Fakultas Keperawatan dan Kebidana ataupun yang lainya sebagai kebijakan pengembngan SDM rumah sakit,”
“Intinya adalah yang selalu saya tekankan sebagai seorang pemimpin kita harus melindungi anak buah kita, membantu menata hidupnya. Rugi kalau kita hidup sekarang tidak bisa optimal bermanfaat pada sesama. Itu yang selalu saya tekankan,” tambahnya.
Kemudian poin yang tak kalah pentingnya adalah Kesetaraan Gander. RSUD dr. Soeratno Gemolong memandang bawa setiap karyawan memiliki peluang yang sama untuk meraih keduduak dan tanggungjawabnya sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Maka tak heran, jika dalam struktur rumah sakit tak sedikit keterlibatan perempuan dalam menduduki jabatan tertentu.
“Kemudian Kesetaraan Gender. Kami juga menerapkan bahwa meritokrasi yang menempati tugas itu adalah betul-betul yang punya kompetensi. Kami tidak liahat ini laki-laki atau perempuan sehingga kalua kita lihat di struktural kami jelas sekali wanita itu cukup banyak. Secara keseluruhan petugas kami lebh banyak wanita dibanding laki-laki,” ungkap Kinik.