Jakarta, TopBusiness – PT BPRS Artha Madani sadar betul bahwa peningkatan kualitas menjadi salah satu kunci keberlanjutan bisnis, termasuk bagi jasa keuangan. Sebabnya, pada tahun 2024 ini, perbankan tersebut secara konsisten meningkatkan kualitas untuk menjaga keberlanjutan bisnis.
Demikian pernyataan Tian Purnama Pajar selaku Direktur Operasional saat mengikuti wawancara penjurian TOP GRC Awards 2024 secara daring, Senin (15/72024).
“Untuk judul kali ini kami beri judul QUES, apa itu Ques? Ques adalah Quality and Sustainability. Memang bapak ibu kebetulan tema bisnis kami di tahun 2024 adalah ques ini, dimana memang kami sangat menjadikan keberlanjutan menjadi salah stu fokus utama kami dan keberlanjutan itu tentu saja tidak akan dapat kami capai tanpa kualitas yang terjaga,” kata Tian mengawali presentasi.
Dalam kesempatan tersebut, Tian membeberkan secara komprehensif upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas baik internal perusahaan maupun terhadap layanan, mulai dari nilai-nilai perusahaan, strategi hingga kelengkapan struktur GRC (Governance, Risk & Compliance).
Terkait dengan nilai perusahaan, lanjut Tian, BPRS Artha Madani memiliki pedoman nilai bagi manajemen dan seluruh karyawan yang perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan dan perilaku yang sesuai secara konsisten dilakukan setiap harinya. Adapun nilai-nilai tersebut yakni FOKUS. “Untuk nilai-nilai perusahan kami kami singkat menjadi FOKUS,” latanya.
“Di mana F-nya itu Fokus kepada pada nasabah, O-nya Orientasi pada kualitas, K-nya itu Kerjasama tim yang kuat, U-nya itu Utamakan integritas dan S-nya itu Selalu mengejar prestasi,” imbuhnya.
Nilai-nilai tersebut sebagai landasan para insan BPRS dalam melakukan kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan dan visi misi perusahaan, terutama dalam aktivitas usaha baik penghimpunan maupun penyaluran dana usaha.
Strategi Bisnis
Selain itu, lanjut Tian, untuk menunjang kinerja bisnis, Artha Madani juga memiliki ragam strategi untuk mencapai target dan kualitas layanan kepada nasabah. Beberapa diantaranya seperti, Menjaga rasio NPF (Non Performing Finance), meningkatkan portofolio pembiayaan, pengembangan teknologi informasi yang berkesinambungan dan lain sebagainya.
“Untuk strategi bisnis kami saat ini ada beberapa strategi utama, yang utama yaitu Menjaga rasio NPF atau Non Performing Finance maksimal di 3 persen,” ungkapnya.
Strategi kedua, yakni meningkatkan portofolio pembiayaan. Strategi tersebut mulai dilakukan sejak pandemi Covid-19 mulai menyebar, khususnya terhadap sektor perumahan dan pembiayaan umroh.
“Memang kami dari tahun 2022 ketika Covid 19 itu mulai menyebar, kami mulai fokus ke portofolio pembiayaan perumahan sehingga kalau nanti kita liat laporan keuangan portofolio pembiayaan perumahan atau KPR Syariah itu mempunyai komposisi tertinggi di angka kisaran 65 sampai 70 persen,” bebernya.
Strategi berikutnya, BPRS Artha Madani menyasar pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Strategi tersebut sebagai upaya perbankan mendukung ekonomi masyarakat agar tetap tumbuh.
“Yang ketiga Mengembangkan Pembiayaan UKM berbasis property. Jadi selain kami memberikan pembiayaan perumahan kepada konsumen atau nasabah atau pembeli rumah itu sendiri, kami juga memberikan pembiayaan UKM terhadap developer-developer, pengembang perumahan yang bekerjasama dengan kami,” terangnya.
“Yang keempat Melakukan peningkatan efisiensi dalam hal bagi hasil terhadap pemilik dana pihak ketiga dengan melakukan optimalisasi produk tabungan sebagai sumber dana berbiaya murah,” lanjutnya.
“Lalu Menjaga rasio efisiensi usaha (BOPO) pada tingkat yang optimal, Menyempurnakan Ketentuan Dan Prosedur Kerja sesuai dengan perkembangan bisnis bank, Pengembangan Teknologi Informasi Yang Berkesinambungan dan Memperoleh profitabilitas yang optimal,” imbuhnya dalam presentasi.
Implementasi GRC
BPRS Artha madani sadar betul bahwa perkembangan dan tantangan dunia perbankan saat ini yang mengalami ketidak pastian dengan kompleksitas tersendiri. Sebab itu, penerapan GRC (Governance, Risk & Compliance) sangat dibutuhkan agar dapat mampu bersaingan sesuai dengan tuntutan perkembangan.
“GRC adalah salah satu sistem yang harus dilaksanakan oleh perbankan, dimana kami wajib untuk mengelola risiko dan kepatuhan secara holistik untuk mencapai bisnis kami. Karena seperti yang kita tahu bahwa memang bisnis perbankan ini adalah bisnis yang highly regulated sehingga kalau kita sambungkan antara ESG (Environmental, Social, dan Governance) dan GRC harus terjadi integrase,” ujar Tian.
“Yang bias kita sambungkan itu di governance-nya, di tata kelola dengan harapan integrasi antara ESG dan GRC ini ini bisa mengidentifikasi risiko dan peluang terkait isu lingkungan dan sosial yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan,” sambungnya.
Masih menurut Tian, dalam implementasi GRC, BPRS ARtha Madani juga telah memiliki struktur dan infrastruktur yang lengkap sesuai dengan ketentuan dan regulasi, seperti POJK No. 24/POJK.03/2018 tentang Penerapan Tata Kelola BPRS, SEOJK No. 9/SEOJK.03/2022 tentang Penerapan Tata Kelola BPRS, POJK No. 23/POJK.03/2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS dan SEOJK No. 10/SEOJK.03/2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS.
“Pemenuhan struktur organisasi kepengurusan BPRS sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (Termasuk) Ketersediaannya kebijakan dan prosedur pembiayaan, operasional, Kepatuhan, SDM, pengelolaan likuiditas, dan sistem IT,” katanya dalam presentasi.
Berkat implementasi GRC dan integrasi antar system terkait, BPR ARtha Madani berhasil mencatatkan kinerja positif dari tahun ketahun, salah satunya nilai aset yang tarsus bertambah dari tahun 2019 sebesar Rp 183 miliar dan tahun 2023 menjadi Rp 454 miliar.
“Alhamdulillah dari tahun 2019 sampai 2023 aset kami secara konsisten tumbuh terus, begitu juga dengan pembiayaan yang kami lempar ke masyarakat kemudian yang kami berikan itu dari tahun 2019 sampai 2023, Alhamdulillah konsisten naik terus,” pungkasnya.