Jakarta, TopBusiness – PT Wijaya Karya Realty atau Wika Realty untuk pertama kali terpilih menjadi nominator penerima penghargaan TOP Human Capital Awards 2024. Wika Realty sudah menyisihkan banyak Perusahaan lain di Indonesia.
Untuk menjadi finalis TOP HC Awards 2024 itu, Wika Realty sudah mengikuti proses penjurian pada Jumat (18/10/2024) lalu. Hadir untuk memaparkan terkait proses pengelolaan human capital (HC) di WIKA Realty adalah Direktur Utama Fery Safaria, Director of Development and Human Capital Adhi Priyanto Putro, dan beberapa jajaran tim HC lainnya.
Dalam presentasi kali ini, Fery mengawalinya dengan menjelaskan profil singkat Perusahaan. Dengan visi-misinya adalah visi: “Menjadi pengembang property dan hospitality group bertaraf internasional yang meningkatkan kualitas hidup dengan produk dan layanan terbaik.”
Adapun misi: Menciptakan produk dan layanan yang kompetitif dan inovatif dengan dukungan pada kelestarian lingkungan dan keunikan budaya Indonesia; Menghasilkan produk dan layanan bernilai investasi tinggi bagi konsumen dan memiliki nilai manfaat investasi yang tinggi bagi pemegang saham; Menyediakan lingkungan kerja yang inovatif dan praktik kerja yang menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan; dan Mewujudkan nilai sinergi melalui hubungan dengan mitra strategis dan seluruh pemangku kepentingan.
“Saya ini sangat excited jadi tertantang (mengikuti penjurian TOP HC Awards 2024) untuk memaparkan HR Management dari WIKA Realty ini,” ungkap Fery mengawali presentasinya itu.
“Misi saya di dalam HC management ini bagaimana bisa untuk meng-alignment secara ekonomi dan cost untuk menciptakan effective labor, dan coba men-develop organisasi dan HC bisa happy di perusahaan ketika bekerja dengan kami,” tutur dia.
WIKA Realty yang memiliki bisnis utama adalah pengembangan real estate ini, saat ini juga dipercaya untuk mengelola seluruh hotel di bawah HIN Group. Karena HIN Group sendiri memang menjadi salah satu pemegang saham perseroan.
“Sejak 2021, kami diberi tugas oleh pemerintah untuk menjadi holding hotel. Ada sekitar 27 hotel. Tentu di samping itu, kami juga punya bisnis building management yang kami kelola, yakni beberapa gedung. Dari total anak usaha dan cucu perusahaan kami, WIKA Realty mengelola sekitar Rp14 triliun dari asset company,” tutur dia.
Adapun HIN sendiri mempunyai saham 22,6% di WIKA Realty. Pemegang saham terbesarnya tentu saja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yakni mencapai 72,5%. Lalu ada koperasi yaitu KKMS (2,7%), Aerowisata (2,1%), dan Yawika (0,1%).
Pengelolaan HC
Dengan kondisi bisnis yang sebesar itu, tentu saja peran HC sangat vital. Hanya saja memang dalam beberapa waktu ini, Wika Realty mengalami sedikit perlambatan kinerja. Makanya beberapa postur kepegawaian juga mengalami perubahan. Ada yang bertambah ada juga yang berkurang.
Seperti, untuk jumlah eksekutif dari 5 di tahun 2022 menjadi 4 di tahun 2023. Lalu untuk total jumlah manajemen dari 12 ke 14, cuma untuk total headcount atau jumlah karyawan mengalami efisiensi dari 294 di tahun 2022 menjadi 271 di tahun 2023. Dan untuk jumlah total karyawan yang dilatih dari 795 di 2022 menjadi 287 di tahun lalu.
Meski begitu, disebut Fery, HC memang memiliki peran yang sangat signifikan. “(Makanya) kami sangat fokus dengan pengembangan karyawan. Training cost dan cost-nya (kami sesuaikan). Sehingga total headcount (jumlah karyawan) kami turun. Karena kami melihatnya total expense kami cukup besar. Maka dari itu, kami rasionalisasi dari karyawan kami. Tapi di samping itu, saya juga meng-upgrade kemampuan dari karyawan, sehingga bisa lebih multitasking,” papar dia.
Bagi Fery, kekuatan dari HC ini sangat fundamental. Sehingga diharapkan akan berdampak positif ke kondisi bisnis yang terus tumbuh berkelanjutan. “Makanya, saat saya masuk [diangkat jadi Dirut], hal yang pertama saya benahi adalah bagaimana kami develop HC ini. Antara lain dengan kami perkuat culture realignment ke hospitality, dam kami perkuat aplikasi core value berupa AKHLAK,” tegas dia.
Dan salah satu program yang diusung perseroan adalah change agent dan change leader. Karena program ini yang akan mem-boosting dari lingkungan sekitar untuk men-develop program Perusahaan dalam rangka melakukan transformasi.
“Karena kami punya keyakinan, even kita punya system yang hebat, kita mempunyai equipment yang hebat, kalau kita memunyai sumber daya yang lemah, ini tentunya akan menjadi ancaman yang sangat serius terkait sustainability dari perusahaan tersebut,” ujar dia.
Sejatinya, kata dia, ada lima strategi dalam pengelolaan HC di Wika Realty ini. Pertama, improvement organisasi. Wika Realty melakukan restrukturisasi organisasi dari struktur lama menjadi struktur baru.
Kedua, terkait KPI (key performance indicator). Soal KPI ini ada empat yaitu dari direktorat, lalu turunan ke divisi, lalu departemen, dan terakhir KPI individunya. Ini semua, kata dia, untuk menetapkan pengembangan pemberian individu dan reward yang diberikan secara adil kepada setiap individu.
Ketiga, ada model kompetensi. Ada dua program yang HC jalankan, yang pertama talent milenial dan kedua adalah talent woman. Persyaratannya apa? Dengan melakukan Change Leader, Chang Agent, Program Tour of Duty, dan Srikandi (khusus Talent Woman).
Keempat, menciptakan Budaya Akhlak. Ini dilakukan dengan menciptakan Budaya AKHLAK melalui Program Change Leader dan Change Agent. “Sehingga perusahaan mencari semua karyawan untuk menjadi change agent agar bisa mengimplementasikan Budaya AKHLAK ke semua pegawai,” katanya.
Dan kelima, yaitu Digitalisasi Sistem Human Capital. Saat ini WIKA Realty masih menggunakan Human Capital Information System (HCIS), dan akan upgrade ke Human Capital Management System (HCMS) dan kemudian ke SAP.
“Karena dengan integrasi HCIS dan HCMS ini kelebihannya adalah, mengefisiensi tenaga kerja dan waktu pengerjaan karena sudah terpusat, lalu menurunkan risiko kesalahan input dan mengurangi risiko tercecernya data, serta lebih akurat dan terpusat,” tegasnya.
Selain itu, kata Fery, perseroan juga di dalam divisi HC ini sudah mengembangkan tiga departemen. Yaitu, pertama, Compensation dan Benefit; kedua, Talent dan Development; dan Culture and Policy.
Dijelaskan dia, pihaknya sangat memperhatikan terkait pengembangan culture and policy ini. “Karena kami mempunyai pemikiran, corporate culture untuk menuju hospitality yang kaffah itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dibutuhkan satu gerakan massif kalau kita melihat dari beberapa Perusahaan kelas dunia. Ini butuh waktu lama. Makanya, kami rasa butuh satu divisi khusus yang terkait dengan culture ini,” pungkas dia.