Jakarta, TopBusiness – Perumda Tirtanadi merupakan BUMD air minum yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Ini tentu berbeda dengan mayoritas perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia yang dimiliki pemerintah kabupaten/kota.
BUMD ini mengusung visi menjadi perusahaan mandiri yang memberikan pelayanan prima dan terdepan kepada masyarakat serta bermanfaat kepada seluruh stakeholders. Dari visi ini, ada tiga kata kunci yang difokuskan Perumda Tirtanadi yakni perusahaan mandiri, layanan prima dan terdepan, serta bermanfaat bagi stakeholder.
“Jadi perusahaan mandiri ini artinya kami mampu melaksanakan kegiatan operasionalnya sendiri, tidak bergantung kepada pemerintah daerah. Jadi semua yang menjadi program kerja Perumda Tirtanadi baik dari sumber dana, SDM dan lainnya dilakukan sendiri oleh jajaran Perumda Tirtanadi,” kata Ewin Putra, Plt Direktur Utama Perumda Tirtanadi dalam presentasi penjurian TOP BUMD Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Kamis (16/1/2025).
Hadir dalam sesi presentasi penjurian ini antara lain Nurleli (Kepala Penelitian dan Pengembangan), Nurlin (Kepala Sekretaris Perusahaan), Relli Sinulingga (Kepala Divisi Pengolahan Air Minum) dan TM Dicky Anggara (Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen).
Sedangkan untuk layanan prima, Perumda Tirtanadi memberikan layanan air secara kontinyu selama 24 jam dengan tekanan di atas 0,3 bar. “Alhamdulillah mayoritas pelanggan kami sudah mendapatkan pelayanan yang sesuai harapan mereka, walaupun di beberapa titik ada pelayanan yang belum maksimal, tapi kami tetap berupaya melakukan perbaikan-perbaikan,” ujarnya.
Perumda Tirtanadi juga berkomitmen menjadi perumda air minum yang terdepan dibandingkan BUMD air minum lain di Indonesia.
Selanjutnya adalah bermanfaat bagi stakeholder. Perumda Tirtanadi sejauh ini konsisten memberikan setoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov Sumut. “Tahun 2024 kami memberikan PAD sebesar Rp 35 miliar. Kalau dibandingkan BUMD air minum lain di Indonesia, Perumda Tirtanadi kategori pemberi PAD yang terbesar,” kata Ewin.
Seperti diketahui, Perumda Tirtanadi memiliki tiga aktivitas usaha. Pertama adalah mengelola, mendistribusikan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan kepada masyarakat secara merata, tertib dan teratur.
Kedua, melaksanakan segala usaha kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan pembuangan air limbah perpipaan dan nonperpipaan. Ketiga adalah melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL).
Strategi Bisnis
Ewin dalam presentasinya memaparkan sejumlah strategi bisnis yang dilakukanPerumda Tirtanadi guna mencapai visi perusahaan. Strategis bisnis yang pertama adalah peningkatan cakupan pelayanan air minum dan penambahan kapasitas produksi air minum dengan membangun unit-unit produksi strategis.
“Pertumbuhan masyarakat Kota Medan ini cukup besar, berdasarkan data BPS rata-rata 2-2,5 persen per tahun. Sehingga dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, kebutuhan airnya juga cukup besar. Saat ini kami memang masih mengalami defisit, cuma kami memiliki program untuk penambahan-penambahan kapasitas produksi. Tahun 2024 kami sudah bekerja sama dengan pihak swasta, Alhamdulillah semua itu sudah operasi,” tutur dia.
Sepanjang 2024, Perumda Tirtanadi berhasil mengoperasikan dua SPAM baru yakni SPAM Johor dengan kapasitas 400 liter/detik, SPAM Brayan dengan kapasitas 500 liter/detik untuk menyuplai kawasan industry, serta penambahan kapasitas SPAM Regional Mebidang dengan kapasitas 1.100 liter/detik.
Ewin mengakui, cakupan layanan air Perumda Tirtanadi berdasarkan audit kinerja BPKP untuk Kota Medan masih di angka 79 persen. “Masih ada potensi penambahan cakupan layanan yang akan kami kejar dengan bekerja sama dengan Pemprov Sumut dan Pemkot Medan,” tuturnya.
Strategi bisnis lainnya yang juga menjadi perhatian Perumda Tirtanadi adalah penurunan tingkat kehilangan air (NRW) secara sistematis. Angka NRW Perumda Tirtanadi saat ini masih 31 persen, di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 33 persen.
“Kami masih berupaya menurunkan NRW, karena total produksi kami sebesar 7.100 liter per detik, sehingga 31 persen angka yang cukup besar, sekitar 1.400 liter per detik. Itu kami kejar dengan bekerja sama dengan perusahaan air minum asal Jepang, Yokohama Waterwork. Kami melakukan sistem zonasi di daerah-daerah pelayanan kami,” ujar Ewin.
Strategi bisnis selanjutnya adalah peningkatan kehandalan sistem penyediaan air minum; modernisasi unit sistem dengan integrasi GIS, hydraulic analysis, SCADA dan Data Logger. Perumda Tirtanadi saat ini sedang membuat sistem SCADA di semua instalasi yang ada, kemudia membuat data-data logger sehingga semua termonitor secara realtime. “Jadi ketika ada kendala atau gangguan, langsung ada notifikasi sinyal sehingga bisa segera dilakukan perbaikan-perbaikan,” kata dia.
Tak kalah penting juga, Perumda Tirtanadi memiliki strategi bisnis berupa peningkatan cakupan layanan air limbah melalui sambungan pelanggan SPALDT dan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) SPALDS. Saat ini, pelanggan air bersih juga merupakan pelanggan layanan air limbah.
“Apabila tidak ada jaringan perpipaannya, kami memberikan pelayanan melalui mobil-mobil tangki. Jadi secara terjadwal kami akan sedot limbah-limbah di masyarakat kemudian untuk pembayarannya dicicil selama tiga tahun,” tutur Ewin.
Strategi bisnis lainnya adalah optimalisasi IPAL dan jaringan pipa air limbah di Kota Medan dan Parapat, serta optimalisasi/uprating IPLT eksisting dan pembangunan IPLT baru serta pengadaan truk tinja.
“Kami juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari alternatif pembiayaan baik untuk air minum maupun air limbah. Untuk kerja sama secara b to b, kami sudah lakukan sejak 1999,” kata dia.
Saat ini, jumlah pelanggan Perumda Tirtanadi mencapai 501.372 pelanggan dengan 98,96 persen merupakan pelanggan komersial. Hanya 1,06 persen pelanggan social.
Inovasi Unggulan
Sepanjang tahun 2024, Perumda Tirtanadi melakukan banya inovasi unggulan untuk para pelanggan. Salah satunya adalah layanan Zona Air Minum Prima di salah satu komplek perumahan komersial menengah atas di Medan, yaitu Komplek perumahan dibuat layanan Zona Air Minum Prima.
“Jadi pelanggan ketika membuka keran di rumah mereka, airnya sudah layak untuk diminum. Saat ini baru dibuat di satu komplek perumahan, yaitu di Taman Malibu Indah,” ujar Ewin.
Inovasi lainnya adalah baca meter android. Inovasi ini sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun lalu, tapi tahun 2024 lebih optimalkan lagi dengan membuat koordinat pelanggan, sehingga memudahkan dalam pembacaan meter.
Selanjutnya adalah layanan call center 24 jam 7 hari dalam seminggu. Ada pula layanan catat meter mandiri. “Pelanggan bisa melakukan pembacaan meter mandiri dengan mengirimkan gambar meternya dan dikirim ke nomor masing-masing cabang. “Angka yang diinputkan akan ditagihkan di bulan-bulan berjalan,” tuturnya.
Inovasi lainnya adalah QGIS ata Quantum GIS atau pemetaan berdasar koordinat baik untuk peta pelanggan, perpipaan dan peta asesoris lainnya. Kemudian ada E-procurement untuk pengadaan barang dan jasa.
“Dengan E-procurement prinsip-prinsip GCG bisa diterapkan, transparansi, akuntable dan lain sebagainya. Ini sudah diuji oleh LKPP dan mereka mengapresiasi terhadap E-procurement yang dibangun Perumda Tirtanadi,” kata Ewin.
Masih terkait pengadaan barang jasa, Perumda Tirtanadi tahun 2025 ini membuat E Catalog. “Kita akan mengeluarkan harga satuannya kepada beberapa vendor. Setelah ada di E-Catalog, kita bisa langsung order atau pesanan pembelian,” jelasnya.
Inovasi lainnya yang tak kalah menarik adalah pengembangan aplikasi My Tirtanadi. Ini merupakan salah satu aplikasi andalan Perumda Tirtanadi yang banyak digunakan oleh pelanggan. Aplikasi berbasis android dan bisa didownload di Playstore.
“Isinya semua yang dibutuhkan pelanggan ada di My Tirtanadi, baik catatan pemakaian, tagihan, jika ada keluhan juga bisa disampaikan melalui aplikasi ini. Pasang baru, laporan gangguan bisa disampaikan lewat My Tirtanadi,” paparnya.
Perumda Tirtanadi juga memiliki inovasi berupa penagihan Rekening Air Keliling. “Kita ada mobil yang dilengkapi dengan prasarana untuk pembayaran tagihan air. Mobil ini diletakkan di tempat-tempat keramaian masyarakat,” kata Ewin.
Inovasi selanjutnya adalah PPOB (Payment Point Online Bank) bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) dan beberapa bank swasta. Dengan PPOB ini, pelanggan dimudahkan karena pembayaran tagihan bisa dilakukan melalui autodebet maupun mobile banking.
Untuk tahun 2025 ini, Perumda Tirtanadi menargetkan peningkatan kapasitas produksi air minum sebesar 5.457 liter/detik dengan penambahan sambungan air minum 178.620 SR (sambungan rumah). Untuk cakupan layanan air minum tahun 2025 ini ditargetkan untuk zona 1 dari 69 persen menjadi 84 persen dan Zona 2 naik dari 26 persen menjadi 35 persen.
Sedangkan untuk pengendalian NRW, Perumda Tirtanadi menargetkan tahun 2025 ini untuk Zona 1 turun dari 30 persen menjadi 25 persen dan Zona 2 turun dari 33 persen menjadi 31 persen.
Berdasarkan Hasil Survei Kepuasan Pelanggan tahun 2024, Tingkat Kepuasan Terhadap Seluruh Aspek Pelayanan Air Minum Perumda Tirtanadi yang ada di seluruh cabang nilainya sebesar 78,07 atau masuk kategori Baik/Puas.
Secara bisnis, Perumda Tirtanadi pada 2024 meraih laba bersih Rp 66,06 miliar, melampaui target yang ada dalam RKA 2024 sebesar Rp 65,44 miliar.
Sementara itu, nilai kinerja , Perumda Tirtanadi berdasarkan udit BPKP sejak 2021-2023 juga terus meningkat dari 3,5 pada 2021, kemudian naik jadi 3,7, dan tahun 2023 sebesar 3,77. Semuanya dengan kategori Sehat. “Harapan kami untuk tahun 2025 ini nilai skornya akan lebih tinggi lagi,” kata Ewin.
Hasil penilaian GCG yang dilakukan BPKP pada 2024 dengan nilai 80,3 kategori Baik. “Bulan ini kami dapat penghargaan dari BPKP terkait penilaian GCG terbaik yang ada di Sumut,” ucapnya.
Pada 2023, Perumda Tirtanadi memperoleh Penghargaan TOP BUMD Award 2023 kategori Golden Award.