Jakarta, TopBusiness – PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) berhasil membuktikan bahwa keberlanjutan dan keberpihakan kepada masyarakat bukan sekadar jargon. Lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulannya, perusahaan berhasil mengangkat derajat ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat.
Salah satu program yang menjadi sorotan utama adalah Demplot Pertanian Harapan Baru. Program ini bukan sekadar ladang uji coba pertanian, melainkan pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, BSSR tak bergerak sendiri. Mereka menggandeng beberapa stakeholder terkait mulai dari penyuluh lapangan, penyedia bibit hingga pendukung teknis dan material.
“Kita masuk ke beberapa contoh program yang sudah kita lakukan, yaitu salah satunya program Demplot Pertanian Harapan Baru, di mana dalam program Demblot Pertanian Kelompok Tani Harapan Baru ini, Kita melakukan beberapa pemenuhan sarpas yang dibutuhkan,” kata Hanif Wahyu selaku Supervisor (Spv) CSR PT BSSR saat mengikuti wawancara penjurian TOP CSR Awards 2025 secara zoom, Kamis (24/4/2025).
“Kemudian kita tidak bekerja sendirian, artinya kita berkolaborasi juga dengan PT Tanah Merah sebagai supplier bibit, kemudian ada PPL Pertanian dan juga PT UPL,” lanjutnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Section Head CSR M Fajri Pasaribu, Supervisor (Spv) CSR Hendra Samsuri dan Tim CSR PT BSSR Tbk lainnya.
Kemudian, lanjut Hanif, perusahan melakukan inovasi penggunaan pupuk kompos dan teknologi sedotan ramah lingkungan sebagai solusi busuk batang yang menjadi salah satu masalah petani gagal panen. Inovasi penggunaan sedotan ini diklaim lebih ramah lingkungan dan irit cost produksi (budget).
“Kita melakukan inovasi terkait penggunaan pupuk kompos, dan ini menjadi hal baru bagi masyarakat. Lalu kemudian kita melakukan inovasi penggunaan sedotan dalam penanggulangan busuk batang, karena biasanya kalau petani selama ini mengalami busuk batang dan belum tahu cara penanggulangannya,” bebernya.
Berkat inovasinya tersebut, kata hanif, program Demplot Pertanian mampu meningkatkan hasil panen yang signifikan, dari 140 kg menjadi 2.604 kg per rotasi. Tidak hanya itu, pendapatan kelompok tani pun melonjak drastis hingga mencapai Rp69,8 juta.
“Nah, untuk dampak programnya dari Demplot Pertanian, itu jadi peningkatan hasil produksi pertanian. Dari 140 kg per rotasi menjadi 2.604 kg per rotasi dengan pendapatan kelompok Rp69 juta,” ungkapnya.
“Kemudian terjadi peningkatan kompetensi kelompok karena kita juga beberapa kali melakukan pelatihan. Terus juga ada terjadi peningkatan dari sisi anggota kelompok yang awalnya dari 20 menjadi 24,” imbuh Hanif.
Program berikutnya yaitu Polasar, Kelompok Pengolah dan Pemasar. Program tersebut merupakan upaya Perusahaan memberdayakan ibu-ibu karena didominasi kalangan Perempuan. Kelompok ini juga dibimbing dalam sertifikasi PIRT (Pangan Industri Rumah tangga) dan pengawasan dapur produksi oleh Dinas Kesehatan.
“Terus programnya yang kedua, itu Polasar, yaitu kelompok pengolah dan pemasar Tunas Barat Karya. Dan ini mayoritas anggotanya wanita. Dan fokus kegiatannya sendiri yaitu diversifikasi produk UMKM. Dan selama ini kita sudah dampingi juga untuk sertifikasi PIRT dan lainnya, kurang lebih 20 produk untuk 2 UMKM. Satunya Tunas Barat Karya dan juga UMKM Kemuning,” jelasnya.
“Terus kemudian kita juga melakukan beberapa pelatihan. Terus juga dari Dinas Kesehatan sendiri juga melakukan visitasi juga untuk dapur produksinya,” tambah Hanif.
Dan yang tak kalah menarik adalah program Pamsimas, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Dengan dukungan instalasi jaringan IPA (Instalasi Pengolahan Air), program ini memastikan akses air bersih bagi masyarakat yang sebelumnya sangat terbatas.
“Sedangkan untuk program berikutnya dan menjadi program unggulan di BSSR yaitu Pamsimas. Nah, itu saat ini BSSR mendampingi tiga Pamsimas. Hingga sekarang masih kita dampingi untuk pengembangan terkait instalasi jaringan IPA-nya, hingga bisa diakses oleh warga-warga,” paparnya.
Pilar Strategi CSR
Dalam presentasinya, Hanif juga menjelaskan bahwa, keberhasilan program CSR BSSR lahir dari strategi CSR yang terstruktur, terukur, dan melibatkan pemangku kepentingan sejak awal. Pendekatan ini mencerminkan integrasi nilai sosial dalam setiap langkah bisnis perusahaan, sehingga dampaknya lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Untuk bisnis proses di tempat kami itu ada tiga langkah penting yaitu, dari Input, Proses internal dan juga Output. Proses input sendiri kita mengacu kepada dua, itu menyangkut dari target perusahaan dan untuk eksternal itu kita mengedepankan stakeholder expectation berdasarkan dari RPJMD, blueprint, social mapping dan juga Musrembang. Lalu kemudian ada material impact,” paparnya.
Setiap inisiatif dimulai dengan identifikasi kebutuhan masyarakat melalui pemetaan sosial. Tim CSR secara aktif melakukan dialog dengan warga, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa untuk menggali masalah yang paling mendesak. Hasilnya kemudian dianalisis dan diprioritaskan sesuai dengan pilar pembangunan berkelanjutan yang diusung perusahaan.
“Dan untuk Proses Internal sendiri kita menggunakan pendekatan PDCA atau Plan, Do, Check dan Action. Di mana dari Plan itu kita ada RTPM, kemudian CSR Strategik yang berisi tentang activity plan, budgeting, beneficiary, indicator input output, dan juga time frame-nya,” jelasnya.
Selanjutnya, program dirancang berdasarkan data lapangan dengan prinsip partisipatif. Tahap ini disebut perencanaan program berbasis hasil analisis kebutuhan. Setelah perencanaan, barulah program dijalankan dengan pendekatan collaborative yang melibatkan mitra lokal dengan sistem monitoring dan evaluasi yang ketat, guna memastikan manfaat yang berkelanjutan.
“Lalu untuk Do-nya, kita ada stakeholder adjustment, social adjustment, community service. Dan untuk pengecekannya (check) kita biasanya melakukan survei, interview, observasi, dokumentasi, dan juga continue meeting. Dan untuk mengukur itu semuanya kita menggunakan Indeks Kepuasan masyarakat dan juga SROI (Social Return on Investment, pengukuran dampak sosial),” tegas Hanif.
“Dan untuk outputnya sendiri berupa program PPM 8 Pilar, optimasi anggaran, program kolaborasi dengan stakeholder dan sebagainya,” tutupnya.
Berkat strategi yang matang dan tahapan yang terukur, BSSR tak hanya menjalankan CSR sekadar kewajiban semata. Inisiatif sosial ini telah menjadi bagian integral dari budaya perusahaan, mewarnai setiap langkah bisnis dengan dampak yang nyata dan berkelanjutan.