
Jakarta, businessnews.id — Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada sektor perbankan di tahun 2020, mengharuskan perbankan nasional membenahi beberapa hal seperti likuiditas, dan risiko kredit. Di samping itu, ada tiga hal lagi yang menjadi perhatian bersama.
Menurut Direktur Biro Riset Infobank Karnoto Mohamad, di Jakarta hari ini, tiga tantangan utama menghadapi MEA perbaankan itu adalah: stagnasi kredit, permodalan, serta daya saing dan market position.
Lebih lanjut, Karnoto menjelaskan bahwa ancaman stagnasi kredit dikarenakan perbankan nasional selalu dalam posisi investment gap, karena laju kenaikan kredit terus melebihi laju DPK (dana pihak ketiga). Maka diperkirakan, pada 2017 LDR (loan to deposit ratio) perbankan menyentuh 100 persen.
Tantangan kedua, terang dia lagi, terkait dengan permodalan dikarenakan pembatasan kepemilikan tidak diikuti dengan naiknya minat orang kaya atau pengusaha kakap untuk membeli bank. Sementara, kepemilikan asing dibatasi
Sedangkan tantangan ketiga, daya saing dan market position. Terutama, bank kecil akan menghadapi tantangan berat menghadapi kompetisi yang kian ketat. Sehingga diperkirakan bahwa pada tahun 2020, masih ada 19 bank kategori BUKU 1 (bank umum kegiatan usaha 1), 41 bank Buku 2, 37 bank BUKU 3, dan 13 bank BUKU 4.
Untuk itu, Karnoto berkata, sebaiknya perbankan nasional melakukan merger atau dijual. Dan menambah modal agar dapat keluar dari persoalan market position dalam persaingan. (Abdul Aziz)
Editor: Achmad Adhito