Jakarta, TopBusiness – PT Sucofindo (Persero) terus konsisten dalam menyalurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau saat ini disebut program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Sebagai BUMN yang core business-nya menggelar inspeksi dan audit, sertifikasi, konsultasi dan lainnya, maka beberapa program CSR atau PKBL yang disasar pun banyak digagas yang berkaitan dengan proses sertifikasi, dalam hal ini terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mitra binaan agar bisnisnya lebih tersertifikasi. Jika itu terjadi maka kalangan UMKM tersebut bisa cepat naik kelas.
Porgram tersebut tergambar dari pelaksanaan CSR Sertifikasi UMKM. Program ini dilakukan dengan memberikan sertifikasi bagi UMKM sesuai dengan jenis produk usahanya. Seperti pelatihan sistem manajemen mutu/halal/SNI, pendampingan penyusunan sistem manajemen & prosedur, sertifikasi UMKM di cabang Semarang dan cabang Jabodetabek.
“Program ini juga sesuai dengan prinsip Creating Shared Value (CSV). Karena ada manfaatnya bagi perusahaan dan semua stakeholder. Bagi perusahaan bisa meningkatkan penjualan jasa sertifikasi perusahaan, khususnya sertifikasi halal. Sementara untuk UMKM atau kelompok stakeholder lainnya bisa meningkatkan kepercayaan terhadap produk dan bagi mitra bisa meningkatkan nilai penjualan,” hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Sucofindo, Budi Hartanto, dalam sesi penjurian TOP CSR Awards 2021 yang digelar secara virtual, Senin (1/3/2021).
Sucofindo sendiri menjadi salah satu dari sekian perusahaan yang terpilih menjadi peserta penjurian TOP CSR Awards 2021 yang kali ini mengusung tema, ‘Peran Strategis CSR dalam Mendukung Keberlangsungan Bisnis yang Berkelanjutan di masa Kenormalan Baru’. TOP CSR Awards 2021 ini digelar oleh Majalah TopBusiness dengan menggandeng beberapa asosiasi dan konsultan di bidang CSR yang kompeten.
Pelaksanaan program pembinaan UMKM ini masuk dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB 2/SDG’s). Dalam implementasinya, pihak Sucofindo akan memberikan bantuan sarana promosi dan alat pengembangan dalam rangka peningkatan mutu produksi UMKM dan ekspansi pasar.
“Untuk indicator pencapaiannya sendiri ditargetkan tersalurkan dana pembinaan ke 30 UMKM yang kami bina. Selain itu, UMKM-UMKM itu juga kami biayai dalam program pembiayaan ke UMKM berupa pemberian pinjaman modal kerja dan investasi bagi UMKM di sektor peternakan, industri, perdagangan, serta jasa. Untuk pembiayaan ini ada sekitar penyaluran pinjaman ke 150 UMKM dan 8 mitra binaan yang akan naik kelas yang kita targetkan,” beber Budi.
Masih terkait dengan UMKM tersebut, pihaknya juga menyelenggarakan program penciptaan wirausaha muda dan sertifikasi gratis. Dalam hal ini pihaknya mendorong para milenial agar bisa menjadi pebisnis UMKM yang sukses. “Jadi kita ikut mendorong terciptanya wirausaha baru di kalangan milenial. Dan agar mereka juga bisa naik kelas kita kasih program sertifikasi gratis targetnya ada 10 UMKM yang kita beri sertifikasi gratis tentu dengan tetap memenuhi standarnya,” terangnya.
Selain program pembinaan UMKM, kata Budi, program pengembangan sarana air bersih juga masuk program CSR yang mengadopsi CSV, sekaligus program unggulan perusahaan. Program ini dijalankan dengan membangun sarana air besih dan air layak minum di wilayah yang ketersediaan air bersih sangat langka dan kondisi tingkat kesehatan masyarakat sangat rendah.
“Program ini terasa manfaatnya bagi perusahaan karena bisa meningkatkan penjualan jasa uji laboratorium untuk pengujian air bersih dan layak minum. Sementara bagi stakeholders seperti masyarakat dapat tersedianya air bersih dan layak minum di daerah mereka.”
Program-program tersebut memang menjadi program unggulan dan masih akan terus dilakukan di tahun 2021 ini. Untuk program air bersih tadi, dijelaskan Budi, bisa tercapai di beberapa daerah yang dikembangkan yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Tak hanya itu saja, pihaknya juga mengusung beberapa program-propgram CSR dan TJSL lainnya. Program tersebut adalah, pengembangan desa wisata di Pasuruan (Jawa Timur), Semarang, dan Bali; lalu Sucofindo Peduli; Sucofindo Asuh; Taman Bacaan Sekolah; Pembangunan Pengelolaan Sampah dan Penghijauan Lingkungan; Elektrik bagi Desa Terpencil; Akte Kelahiran Gratis, dan terakhir tentu saja karena terkait CSR di era new normal adalah Bantuan PCR/Program KDK, serta Vaksin Covid-19 Gratis.

Tata Kelola CSR
Untuk melakukan identifikasi dan pemetaan CSR, pihaknya melakukan tata kelola dalam mengusung program tersebut. Pertama, dilihat dari dampak atau keputusan perusahaan terhadap ekonomi masyarakat, sosial, dan lingkungan. Dalam hal ini dilakukan pembukaan lapangan pekerjaan untuk tenaga kerja supporting di perusahaan, dan memberikan perhatian terhadap perbaikan lingkungan, peningkatan kesehatan, ekonomi kepada masyarakat sekitar kantor operasional.
Kedua, dilihat dari kepentingan dan harapan stakeholders terkait dampak aktivitas/keputusan perusahaan. Dalam tata kelola ini adanya perhatian dan keterlibatan stakeholder dalam aktivitas operasional perusahaan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran, ekonomi, sosial bagi masyarakat sekitar kantor operasional.
Ketiga, dilihat dari isu-isu penting yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Seperti isu pengangguran yakni relevansi pada program penciptaan wisausaha muda (TPB 8), lalu isu ekonomi yakni relevansinya pada program pembiayaan UMK (TPB 8), dan selanjutnya isu kesehatan yakni relevansi pada program penanggulangan Covid-19 (TPB 3).
Realisasi Proram dan Anggaran TJSL 2020
Dijelaskan Budi, untuk focus program kemitraan di sepanjang tahun 2020 lalu adalah beberapa sektor seperti sektor peternakan, sektor industri, dan sektor pembinaan & pelatihan. Untuk anggaran kemitraan yang berupa angsuran yakni realisasinya mencapai Rp16,5 miliar dari anggaran sebanyak Rp15,6 miliar atau 105,4%.
Sedang, untuk penyaluran program kemitraan untuk realisasinya mencapai Rp16,5 miliar dari target anggaran di tahun lalu yang di angka Rp16,1 miliar atau 102,7%.
Adapun untuk anggaran bina lingkungan, dari anggaran sebesar Rp6,9 miliar realisasi hingga Desember 2020 lalu sebesar Rp5,3 miliar atau tercapai 77,9%. Dengan focus program bina lingkungan adalah bantuan sektor bencana alam (covid-19), pendidikan dan pelatihan (masyarakat kurang mampu-Sucofindo Asuh), dan bansos kemasyarakatan (saran air bersih dan layak minum).
Selanjutnya, terkait anggaran program CSR dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp3 miliar yang terrealsiasi hanya di angka Rp1,3 miliar atau 40,7%. Program CSR-nya sendiri adalah, santunan anak yatim, pencegahan Covid-19, baksos kantor pusat dan cabang/UP, program sosial dalam rangka mendukung akselerasi penjualan jasa perusahaan (sertifikasi SNI).
FOTO: Istimewa