Jakarta, TopBusiness – Tak banyak peritel modern di Indonesia yang begitu peduli terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan dan isu keberlanjutan (sustainability). Segelintir dari peritel tersebut adalah PT Lion Super Indo, sebuah perusahaan patungan antara Ahold Delhaize Group dan Salim Group yang berdiri tahun 1997.
Ahold Delhaize merupakan group usaha asal Belanda yang banyak mengoperasikan gerai ritel modern di banyak negara Eropa dan Indonesia. Di Indonesia, Ahold Delhaize dan Salim Group memiliki188 gerai Super Indo dan Super Indo Express yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Meskipun kondisi ekonomi dan bisnis tahun 2020 cukup sulit akibat dampak pandemi Covid-19, kinerja bisnis Super Indo menorehkan catatan yang cukup baik. “Alhamdulillah tahun 2020 kami masih bisa membuka toko-toko baru. Selama masa pandemi ini kami tidak mengurangi karyawan, kami justru menambah karyawan. Kami juga ingin selalu yang terdepan dalam insiatif keberlanjutan,” kata Arya Kusumo, Department Head of Sustainability PT Lion Super Indo dalam sesi presentasi dan wawancara TOP CSR Awards 2021 yang dihelat Majalah TopBusiness secara daring, Senin (8/4/2021).
Membawakan materi presentasi berjudul Moving Forward on Sustainable Retailing, Arya didamping Yvlinda Susanta (Head of Corporate Affairs & Sustainability) dan Priyo Utomo (Corporate Communications Lead).
Menurut Arya, ada satu hal yang patut diapresiasi dengan adanya pandemi covid-19 ini. Ternyata kesadaran masyarakat terhadai sustainability justru meningkat saat pandemi. “Ini yang membuat kami lebih semangat untuk sourcing produk-produk yang sustainable dan mengurangi produk-produk yang kurang ramah terhadap lingkungan,” tutur dia.
Di masa pandemi covid-19, PT Lion Super Indo pun menyesuaikan kebijakan dan strategi corporate social responsibility (CSR) dengan kondisi tersebut dan masa kenormalan baru. Ritel merupakan salah satu industri yang masih mendapatkan izin untuk beroperasi secara penuh di masa pandemi, meski dengan beberapa pembatasan dan protokol kesehatan yang ketat. Sebab itu, PT Lion Super Indo mengedepankan tema kesehatan sebagai poin utama yang berkaitan dengan karyawan, pelanggan, dan mitra kerja.
“Kampanye #NewWaysofWorking dan #NewWaysofShopping untuk memastikan business tetap berjalan dengan baik, serta menjamin lingkungan kerja dan lingkungan belanja yang lebih minim resiko penularan Covid19,” tuturnya.
Meski demikian, kata Arya, kebijakan CSR secara garis besar mengikuti strategi dari pusat, sedangkan untuk implementasinya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing dan solusi yang tersedia di negara yang bersangkutan.
Investasi CSR yang dilakukan Super Indo menyesuaikan dengan subjek dan target dari strategi yang sudah ditetapkan. Meliputi investasi yang berkaitan dengan Commercial (Product integrity), Operational (Waste Management), Technical & Supply Chain (Energy Saving & CO2 emission), HR (people development), dan Corporate Affairs.
“Secara kuartal atau tiga bulan sekali, kami melaporkan melalui sistem yang ada segala inisiatif dan pencapaian CSR ke kantor pusat kami di Belanda,” tutur Arya.
Adopsi CSV dan ISO 26000 SR
Program CSR yang dilakukan Super Indo sejauh ini sudah mengadopsi pendekatanCreating Shared Value (CSV) atau berbagi manfaat bersama. Contoh dari adopsiCSV ini adalah program pendampingan dan pengadaan produk perikanan berkelanjutan yang sesuai dengan standar pengelolaan perikanan yang baik (CBIB, ASC, MSC).
Dalam program ini, PT Lion Super Indo menjalin kerja sama dengan Sustainable Fisheries Partnership, sebuah NGO yang concern terhadap isu keberlanjutan di sektor perikanan. “Saat ini sudah ada beberapa kelompok dampingan yang sudah memasok produknya ke Super Indo untuk produk ikan Nila dan Gurame. Kedua produk ikan itu sudah sesuai dengan standar pengelolaan berkelanjutan,” tuturnya.
Program CSR lainnya yang juga mengadopsi CSV adalah Responsible Organic Waste Management (ROWM). Ini merupakan program pengelolaan sampah organik dari toko Super Indo agar tidak terbuang ke landfill atau tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Untuk sampah organik, PT Lion Super Indo sudah bermitra dengan Magalarva. Mitra akan mendapatkan larva yang bisa dijual, perusahaan dapat mengurangi dampak timbunan sampah ke TPA dan mendapatkan hasil konversi berupa pupuk organik yang digunakan untuk Super Indo Berkebun . “Jadi kami coba secara circular memanfaatkan produk hasil olahan sampah organik ini,” ucap Arya.
Program lainnya adalah Food Donation. Ini merupakan program pengelolaan makanan olahan atau kemasan agar tidak terbuang sebelum masa kedaluarsa, dengan mendonasikan produk tersebut kepada masyarakat penerima manfaat. PT Dalam program ini, PT Lion Super Indo bekerja sama dengan sebuah NGO yakni Foodbank of Indonesia (FOI)
“Produk-produk tersebut didonasikan kepada penerima manfaat di berbagai lokasi dengan tujuan untuk memberikan makanan yang lebih layak dan membantu memberantas kelaparan,” tuturnya.
Program Waste Management terutama untuk food, used cooking oil (UCO), dan plastik juga sudah mengadopsi ISO 26000 SR terutama terkait subjek inti. Berdasarkan perhitungan perusahaan, Lion Super Indo sejak 2018 hingga 2020 mengelola 1.194 ton produk makanan kemasan melalui donasi untuk yang membutuhkan.
Selain itu, kata Arya, pihaknya mengelola 411 ton minyak jelantah sisa hasil pemrosesan makanan di gerai menjadi biodiesel dalam lima tahun terakhir sejak 2015 hingga 2020. “Kami juga mengkonversi 2.243 ton sampah organik menjadi pupuk organik, biokonversi larva, serta pakan hewan untuk konservasi sejak 2015 hingga 2020,” ujarnya.
Super Indo juga berhasil melakukan pengurangan kantong belanja plastik sekali pakai hingga 50% sejak 2016 hingga 2020. “Sebelum ada aturan pemerintah (tentang pembatasan plastik di ritel modern), kami sudah memulai. Waktu itu ada program cashback untuk customer yang bawa kantong belanja sendiri,” ucap Arya.
Program CSR lain yang juga mengacu pada ISO 26000 SR adalah Sustainable Sourcing. Saat ini Super Indo sudah menyediakan produk kopi dan teh 365 dengan label UTZ. Tak hanya itu. produk alat penggorengan (sutil) berbahan dasar kayu dengan sertifikasi FSC .
“Kami juga selalu menjaga food safety. Kita tahu beberapa komoditas seperti telur memiliki standar- tertentu. Kami coba memastikan produk-produk kami sesuai standar yang ditetapkan pemerintah. Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan produk telur dari ayam yang tidak dikandangkan. Saat ini tantangannya butuh effort yang sangat besar untuk memperkenalkannya, dan ini harus bersama-sama dan hal ini perlu didukung agar kami bisa melakukan improvement yang lebih baik,” kata Arya.
Program CSR unggulan lainnya yang juga sudah mengacu pada ISO 26000 SR adalah Super Indo Berkebun. Program urban farming dengan lokasi kebun berada satu lokasi dengan toko itu juga untuk edukasi healthy eating (produk sayur). Pelanggan juga dapat berinteraksi di kebun tersebut melalui kelas-kelas berkebun yang terjadwal.
Saat ini Super Indo Berkebun memiliki lebih dari 500 member aktif di empat lokasi, yaitu di Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, dan Bekasi. “Itu lokasinya satu area dengan toko kami. itu membuat engagement dengn pelanggan walaupun ini masih dalam kondisi pandemi,” tuturnya.
Bisa Jadi Benchmark
Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, menurut Arya, health & sustainability sudah menjadi hal yang wajib didukung. Tapi, standar-standar yang diterapkan untuk menjaga keamanan pangan dan bisa diterapkan di Indonesia juga harus jelas.
“Dukungan terhadap produk ekolabel juga harus mulai dilakukan. Selain itu, dampak terhadap lingkungan juga harus diukur dan diminimalisir melalui program-program yang terpadu,” kata Arya dalam presentasinya.
Hal lain yang perlu menjadi benchmark dari Super Indo adalah adanya keterkaitan antara target keberlanjutan dengan salah satu parameter skema bonus tahunan. Ini yang tentunya akan mendorong semua pihak untuk mendukung program-program sustainability.