Pandemi Covid-19 yang telah mendera Indonesia sejak lebih dari 1 tahun lalu, memberikan dampak krisis yang luar biasa. Selain masalah kesehatan, juga merubah pola kebiasaan di masyarakat dan setidaknya nyaris memporak porandakan sistem perekonomian. Tidak hanya masyarakat golongan kecil, bahkan para pengusaha besar sekalipun sangat merasakan dampak dari penyebaran virus ini.
Penulis: Nurbaeti Hiriyanti (Pegawai di KPPBC TMP A Bogor) *)
Berbagai usaha pemerintah dilakukan sejak awal keberadaan virus Covid-19 di Indonesia. Mulai dari protokol kesehatan yang senantiasa harus dipatuhi untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus. Kita mengenal dengan nama 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi). Perubahan sistem belajar anak-anak yang secara full dilakukan di rumah saja secara online, juga para pekerja kantoran yang sebagian besar menerapkan sistem Flexible Working Space (FWS).
Perekonomian Indonesia Selama tahun 2020
Bentuk pencegahan lainnya terhadap penyebaran yang lebih luas akibat Covid-19 ini yaitu dengan di terapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di awal pandemi. Tentu saja membatasi gerak mobilitas masyarakat. Hal ini secara nyata menggangu kinerja sitem perekonomian, karena kegiatan distribusi, produksi dan kegiatan mobilisai lainnya menjadi lebih terbatas. Bisa dibayangkan bahwa prediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh negatif, meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.
Banyak dari pengusaha yang dengan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan kerja (PHK). Ada juga yang melakukan pemotongan pendapatan pegawai demi tetap berlangsungnya kegiatan perekonomian atau bahkan yang gulung tikar sekalipun karena sudah tidak mampu bertahan. Dunia bisnis transportasi pun nyaris mangkrak. Tak terkecuali, dampak yang nyata dirasakan oleh para pedagang kecil atau masyarakat ekomoni bawah yang semakin sulit mendapatan pundi pundi rupiah. Tidak bisa dipungkiri kalau untuk saat ini dunia bisnis bidang garment, fashion ataupun hiburan sangatlah lesu didapatkan. Mall-mall besar yang awalnya begitu megah dengan hirup pikuk manusianya dan dengan perputaran ekonomi yang cepat, sekarang tak lebih dari sebuah bangunan yang nyaris kosong.
Masa ini memang bisa dikatakan yang tersulit untuk semua kalangan. Mereka melakukan berbagai macam cara untuk tetap bertahan hidup. Semua berlomba untuk terus berkreasi dan berinovasi agar pandemi bisa dilalui dengan baik.
Semangat Masyarakat Mendongkrak Kembali Perekonomian.
Salah satu contoh nyata, beberapa restoran ternama pun tidak malu untuk menjajakan jualannya dipinggir jalan. Mereka memberikan inovasi-inovasi layanan yang saat ini lebih bisa di terima oleh masyarakat. Ataupun para pedagang pasar tradisional pun beralih dengan layanan jual online, sehingga pihak jasa kirimanpun bisa ikut terbatu untuk perputaran ekonominya. Mungkin hal tersebut adalah langkah terbaik untuk saat ini, bersama-sama mendongkrak kembali pendapatan dan sejatinya tidak mengabaikan protokoler kesehatan.
Tapi, ada satu hal yang menarik. Mungkin pandemi ini memberikan sedikit pergeseran dalam roda bisnis. Contohnya, para kaum ibu yang sekarang nyaris selalu “Stay At Home”, dalam menjaga kewarasannya tentu saja perlu menyalurkan sedikit hiburan dan hobi baru. Banyaknya kaum hawa yang menjadi “Plant Lovers” ataupun para ibu yang medadak menjadi koki andalan keluarga, tentu saja memberikan angin segar bagi mereka para pelaku bisnis tanaman ataupun bahan-bahan makanan. Tidak sedikit kadang kita menjumpai tanaman yang tiba tiba harganya menjadi selangit dan dengan berbondong bondong pula masih diburu oleh mereka yang masih memiliki uang lebih.
Dari beberapa contoh diatas, sangatlah tergambar betapa semangatnya semua kalangan untuk membuka usaha dengan harapan indah, sehingga geliat ekonomi pun akan selalu membuncah meski di masa pandemi.
Stimulus Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Dalam hal ini, pemerintah banyak memberikan stimulus sebagai vitamin untuk rakyat supaya ekonomi yang semula sempat lesu menjadi bangkit kembali. Pemerintah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan penguatan daya beli masyarakat melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemberian bantuan langsung ataupun insentif perpajakan dan beberapa kebijakan lainnya terkait dunia usaha.
Sepertinya, agenda pengembangan kewirausahaan merupakan salah satu agenda penting dalam koordinasi lintas sektor pelayanan, karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan faktual bangsa Indonesia dewasa ini. Pengembangan kewirausahaan juga sejalan dengan upaya meningkatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta meningkatkan semangat berkreasi dan berinovasi. Banyak pelaku UMKM yang masih harus didampingi agar mereka dapat “naik kelas” menjadi pengusaha nasional yang mampu bersaing dengan pengusaha negara lain.
Kebijakan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan dimulainya akitivitas ekonomi pada era new normal berdampak positif terhadap perekonomian nasional, ditandai dengan penyaluran KUR yang mulai meningkat signifikan Tentunya hal itu sangat menarik dan membantu para pelaku usaha agar bisa terus bergeliat.
Semoga pandemi cepat berlalu, sehingga segala bidang kehidupan kembali normal dan kondusif kembali.
*) Artikel opini ini adalah pemikiran pribadi penulis, dan bukan mewakili instansi penulis.