Jakarta, TopBusiness—Proyek Jalan Tol Trans Sumatera yang dikembangkan Pemerintah Indonesia, menimbulkan dampak bagi sektor properti.
“Dengan mempertimbangkan situasi di Jawa, pengoperasian jalan tol Sumatera seharusnya memicu perkembangan properti di sepanjang jalur tersebut, terutama perkembangan industri dan perumahan, yang kemudian didukung oleh perkembangan komersial,” kata konsultan dari Colliers Indonesia, Monica Koesnovagril, hari ini secara tertulis.
“Oleh karena itu, pembukaan Trans Sumatera diproyeksikan juga akan memicu pertumbuhan pembangunan properti di sepanjang ruas tersebut,” kata Monica.
Adapun konsultan lain Colliers Indonesia, Rivan Munansa, berpendapat bahwa tol Trans Sumatera akan menghubungkan delapan provinsi di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh di utara hingga Lampung di selatan (jalan tol utama dan jalan tol pendukung).
Pada kuartal pertama tahun 2021, pertanian merupakan sektor ekonomi utama di delapan provinsi, menyumbang 22% hingga 32% dari PDRB di setiap provinsi, kecuali Sumatera Selatan.
Setelah pertanian, perdagangan menjadi sektor ekonomi utama di enam provinsi, memberikan PDRB 11%-19% di setiap provinsi. Manufaktur adalah sektor utama di empat provinsi, menyumbang 20%-28% dari PDRB. Pertambangan merupakan sektor utama di tiga provinsi, menyumbang 13%-20% dari PDRB.
“Melihat struktur ekonomi di Sumatera, kawasan industri penunjang pertanian dan pertambangan berpeluang menjadi jenis utama pertumbuhan properti di sepanjang ruas tol Trans Sumatera,” kata Rivan.
Jalan tol juga harus memudahkan akses ke properti, serta tujuan wisata yang unik dan beragam di seluruh pulau. Oleh karena itu, sektor pariwisata dan perhotelan juga akan tumbuh sejalan dengan beroperasinya jalan tol ini.
“Selanjutnya, pertumbuhan sektor industri dan perhotelan akan menjadi daya tarik bagi pengembangan perumahan, komersial dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk fasilitas pendidikan serta kesehatan,” ucap Rivan.
Adapun Monica menganalisis bahwa dengan selesainya pembangunan tersebut, diharapkan perputaran ekonomi akan lebih cepat dan besar, terutama terkait ekspor dan impor serta nilai investasi kawasan industri yang besar.
“Untuk sektor pariwisata diharapkan terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah pengunjung, sedangkan di sektor perumahan diharapkan kebutuhan akan semakin terpenuhi, dan angka transaksi menjadi positif,” Monica memprediksi.