Jakarta, TopBusiness – Tingkat kehilangan air atau NRW (Non Revenue Water) masih menjadi momok bagi PDAM. Tak ayal berbagai upaya pun terus dilakukan oleh PDAM untuk menekan tingkat kehilangan. Demikian dengan Perumda Air Minum Kota Makassar (PDAM Kota Makassar), berbagai upaya terus dilakukan perusahaan guna menekan tingkat kehilangan air.
Bukan tanpa alasan, dengan jumlah pelanggan sebanyak 176.543 SL, tingkat kehilangan air (NRW) PDAM Kota Makassar tergolong cukup tinggi lantaran ada di kisaran 50,60 persen. Bersama dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksi, tingginya tingkat kehilangan air masuk dalam ke dalam misi dan strategi bisnis perusahaan.
Seperti dipaparkan oleh Dr. Hamzah Ahmad, SE, MSA, Ak, CA, Direktur Utama PDAM Kota Makassar, perusahaan yang dipimpinnya memiliki visi mewujudkan Perumda Air Minum Kota Makassar sebagai Perusahaan Terdepan di Indonesia yang Profesional, Sejahtera dan Berwawasan Global.
“Untuk mewujudkan visi itu, kami memiliki beberapa misi, yang pertama adalah optimalisasi pelayanan air bersih yang merata dengankualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memadai serta keterjangkauan bagi masyarakat. (Kedua) meningkatkan performa perusahaan dengan penurunan tingkat kehilangan air dan peningkatan cakupan pelayanan. (Ketiga) membangun tata kelola perusahaan yang sehat dan professional. (Keempat) pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan perusahaan dan pelayanan kepada masyarakat. (Kelima) memberikan konstribusi maksimal kepada stakeholder (Owner, pelanggan, karyawan dan lingkungan),” ungkap Hamzah Ahmad di hadapan dewan juri Top BUMD Awards 2021, kemarin.
Adapun strategi bisnis perusahaan antara lain mencakup:
- Peningkatan kapasitas produksi semua instalasi pengolahan air.
- Melakukan kerjasama dengan investor dalam pembangunan instalasi pengolahan air.
- Melakukan gerakan penurunan kehilangan air, seperti melakukan pergantian meter rutin, memperbaiki jaringan pipa distribusidan pembuatan District Meter Area (DMA) di setiap wilayah pelayanan.
- Meningkatkan cakupan pelayanan.
- Meningkatkan pendapatan, dengan cara memberikan pelayanan 24 jam setiap wilayah pelayanan dan penambahan potensi pelanggan yang ada di Kota Makassar.
- Meningkatkan Mutu dan Kesejahteraan SDM.
Terkait dengan strategi bisnis perusahaan, Hamzah Ahmad menyampaikan beberapa hal. Misalnya, terkait dengan peningkatan kapasitas produksi, dia menyebutkan bahwa di tahun 2019 kapasitas yang tersedia di PDAM Kota Makassar kurang dari 3.200 liter per detik, sementara kebutuhan saat itu adalah 5.000 per detik.
”Upaya yang dilakukan manajemen terkait dengan itu, kami telah melakukan penambahan kapasitas produksi dari lima instalasi kolam yang kami miliki, tahun ini kami sudah melakukan peningkatan kapasitas produksi sebesar kurang lebih 800 liter per detik yang sudah kami lakukan. Hal ini bisa menambah cakupan layanan kita yang tadinya 1.800 pelanggan yang kita bisa maksimalkan, dengan adanya penambahan kapasitas ini tentu kita berharap bahwa daftar tunggu yang 45 ribu pelanggan itu, separuhnya bisa kita selesaikan,” jelasnya.
Lebih lanjut Hamzah Ahmad mengatakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan kondisi pendanaan terbatas yang dimiliki, PDAM melakukan peningkatan kerja sama dengan investor. “Kita dalam meningkatkan kerja sama dengan investor melibatkan beberapa pihak, untuk menghindari hal-hal yang nantinya bisa berpotensi bermasalah hukum di kemudian hari,” katanya.
Berkenaan dengan NRW, Hamzah Ahmad mengatakan bahwa berdasarkan temuan BPKP, inspektorat, maupun BPK setiap tahunnya, tingkat kehilangan air PDAM masih tinggi. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan tingginya tingkat kehilangan air di PDAM Kota Makassar.
Pertama adalah pipa, di mana pipa yang ada di PDAM saat ini disebut masih sebagian peninggalan pemerintah zaman Hindia Belanda dan Jepang, selain itu posisi pipa itu ada di tengah jalan juga menyulitkan bagi PDAM untuk melakukan perbaikan jaringan pipa. “Yang bisa dilakukan adalah (dengan) relokasi pipa yang ada di dalam kota. Dan tentu dengan relokasi pipa itu, membutuhkan kerja keras dan dukungan beberapa pihak, karena terkait dengan pemanfaatan jalan, kami ada kendala utama yang dihadapi,” ungkap Hamzah.
Selain disebabkan oleh pipa, tingginya tingkat kehilangan air PDAM ini juga disebabkan oleh perangkat meter yang digunakan. ”Kemudian yang kedua, yang menyebabkan tingkat kehilangan air tinggi itu adalah meter, meter tua yang ada di PDAM ini dari 180 ribu jumlah meter yang ada di pelanggan kita, 133 ribu itu tidak layak secara teknis. Dan ini langkah yang dilakukan oleh PDAM, saat ini kita sudah melakukan pergantian pipa kurang lebih 40 ribu pipa yang sudah dilakukan pergantian. Insya Allah 133 ribu akan kita selesaikan tahun ini,” tandasnya.
Selanjutnya, hal lain yang juga disinyalir menjadi penyebab tingginya tingkat kehilangan air adalah masalah pencurian air. “(Dalam hal pencurian air) ini kami sudah melakukan penindakan, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, dan Alhamdulillah hasilnya cukup menggembirakan,” kata Hamzah.
Kinerja dan Kontribusi
Seperti tertuang dalam slide presentasinya, hasil penilaian kinerja PDAM Kota Makassar tahun 2020 berdasarkan Kepmendagri 47/1999 masuk kategori baik dengan nilai 70,08. Seiring dengan itu berdasarkan pengukuran kesehatan dari Indikator Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, tingkat kesehatan PDAM Kota Makassar pada tahun 2020 tergolong sehat dengan nilai 3,13.
Untuk kinerja penjualan atau layanan, Hamzah mengatakan bahwa dari 2019 sampai 2020 PDAM Kota Makassar mengalami peningkatan. “Kalau dipresentasikan itu ada peningkatan kurang lebih 112,98%,” ungkapnya.
Bicara soal kontribusi PDAM, Hamzah menyebutkan bahwa sejak tahun 2011 perusahaan sudah memberikan kontribusi berupa deviden kepada pemerintah kota.
“Walaupun PDAM Kota Makassar masih dalam posisi akumulasi kerugian dimulai dari sejak PDAM berdiri sampai hari ini, tetapi itu tidak membuat langkah surut bagi PDAM untuk berkontribusi kepada daerah. Perlu kami sampaikan di forum ini, PDAM sudah mengalami pertumbuhan yang baik, atau kategori untung-sehat itu dimulai tahun 2011 sampai pada tahun 2020. Kemudian pencapaian atas target kinerja penyetoran deviden dilakukan setiap tahunnya,” tutupnya.
Sekadar diketahui, kontribusi PDAM Kota Makassar, baik dalam bentuk PAD maupun deviden tercatat sejak tahun 2014 hingga tahun 2020 perusahaan telah menyerahkan sebesar Rp 112.754.355.434 kepada pemerintah kota setempat.
Penulis: Fauzi