Jakarta, TopBusiness – Lembaga Kajian NawaCita atau LKN berniat mewujudkan standar nusantara yang akan jadi pedoman terhadap produk-produk dan proses khas Indonesia, serta mempunyai nilai heritage yakni Standar Sustainable Nusantara (SSN) dan Standar Heritage Nusantara (SHN).
Ketua Umum LKN, Samsulhadi, dalam arahannya, mendorong untuk segera dapat membuat gerakan aksi dalam rangka mewadahi produk-produk masyarakat kecil yang selalu terhambat, lantaran kualitas yang tidak ada penjamin mutunya.
“Oleh karena itu, dengan terbentuknya Jaringan Nasional Produk Cerdas Berkelanjutan (JN-PCB) yang akan segera diformalkan dengan surat keputusan LKN dapat digunakan sebagai pemicu dan peran LKN tidak hanya sekedar mendukung konsumen, tetapi juga produsen produk bermutu tinggi yang diakui secara nasional, sekaligus internasional,” kata Samsulhadi, dalam kegiatan koordinasi terkait rencana melahirkan Standar Sustainable Nusantara (SSN) dan Standar Heritage Nusantara (SHN), di kantor deCenter Kebayoran Baru-Jakarta, hari ini.
Sebelumnya, LKN telah melakukan koordinasi dan telah menyepakati Bambang Prasetya, Ex-Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) sebagai Ketua dan Pudji Untoro, Dekan Fakultas Teknik, Universitas Surya sebagai Wakil Ketua yang didukung oleh semua Ketua Komite dengan bentuk organisasi matriks.
“Dengan terbentuk struktur organisasi tersebut diharapkan akan memudahkan koordinasi dan sinergi dalam payung standar dalam JN-PCB untuk mempercepat pencapaian visi dan misi semua komite di bawah LKN,” pungkas Samsulhadi.
Prof. Bambang menyampaikan akan pentingnya standar “swasta” yang langsung bisa diimplementasikan menjadi langkah aksi nyata yang akan mendukung Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menjadi langkah selanjutnya.
Standar Nusantara
Tuntutan berbagai negara untuk menerima produk-produk industri mulai bahan baku, proses hulu sampai hilir dengan bungkus yang tertelusur dan teruji kualitasnya, selama ini menjadi kendala utama produsen-produsen UMKN, khususnya untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, Aris Sulistio sebagai komandan lapangan, memulai aksi gerakan produksi di beberapa daerah di Indonesia dan hasil-hasilnya berkualitas tinggi bersinergi dengan Komite Ekspor yang dipimpin oleh Bambang Irianto dengan menyiapkan produk moringga dan kapulaga yang akan dijadikan ekspor perdana dengan SSN pertama.
Akhirnya, gerakan tersebut langsung disambut menjadi langkah koordinasi yang dihadiri juga Prof. Anna Mariana, selaku designer terkenal dan Pembina Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), di kantor deCenter Kebayoran Baru.
Menurut Anna, pelestarian nilai-nilai budaya keraton yang dikenal juga sebagai penghasil produk-produk heritage harus selalu disinergikan guna mengangkat kejayaan keraton nusantara yang saat ini mulai pudar dan bahkan beberapa peninggalannya telah rusak dan hilang.
“Dengan adanya sinergi melalui JN-PCB ini diharapkan menjadi kekuatan baru untuk menjadi aksi gerakan bersama yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan ekonomi daerah melalui SHN tersebut,” kata Anna.
Dikatakan Anna, adanya SHN sebagai sarana pelestarian budaya, dan produk yang ramah lingkungan akan membuka kesempatan masyarakat di sekitar keraton untuk menghasilkan inovasi.
Selain itu, prosesnya berkaitan dengan bahan alam dan teknologi baru guna mendukung kesejahteraan sekaligus mengatasi masalah yang disebabkan kerusakan lingkungan.
Anna menyebutkan, SSN dan SHN akan dilaunching bersamaan dengan hari tenun yang insya Allah akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 September 2022 mendatang.
Menurut Anna, dukungan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkannya bersama-sama menjadi sebuah gerakan aksi, walaupun melalui banyak jalan tetapi menuju tujuan yang sama dengan mengembalikan kekuatan heritage nusantara yang masih ada. Oleh karena itu, lanjutnya, harus dimulai dengan produk-produk kerajinan nusantara dengan kekuatan kearifan lokal dengan kualitas terjamin sesuai dengan standar yang akan kita lahirkan kembali.
Priyo Pribadi sebagai Ketua Komite Sumber Daya Alam Tambang (SDAT), menyampaikan bahwa standar nusantara dapat terus digaungkan tidak hanya di bidang pertanian dan pangan, tetapi juga bidang mineral tambang.
“Dan jaringan ini akan menjadi jaringan semua Komite LKN yang akan digunakan sebagai panduan untuk berjalannya langkah aksi agar tepat dan cepat mencapai visi Indonesia 2045 melalui kejayaan kembali keraton nusantara,” ungkap dia.
Keraton Nusantara Jaya 2045
Wakil Ketua Jaringan Nasional Produk Canggih Berkelanjutan (JN-PCB)-Lembaga Kajian NawaCita, Pudji Untoro, menjelaskan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD), Indonesia dapat menjadi negara maju dengan ekonomi 4 terbesar didunia, dan ini sesuai dengan visi Indonesia 2045 dengan produk domestik bruto akan mencapai US$ 8,89 triliun.
Dikatakan Pudji Untoro, visi tersebut hanya akan tercapai bila dilakukan secara masif dan kerja keras dengan sinergi bersama menjadi langkah nyata yang terpadu di semua sektor terkait ekonomi, inovasi dan industri dengan produk-produk yang dijamin mutunya sesuai standar yang diakui di seluruh dunia.
Dia membeberkan, pada zaman kerajaan, dimana kejayaan didukung melalui perdagangan rempah-rempah telah dikenal dan nusantara memiliki posisi strategis sebagai poros perdagangan dunia dan pemasok utama komoditas yang penting. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut kembali, menurut Pudji Untoro, pemerintah harus terus mewujudkannya sebagai pilar untuk jadi acuan cita-cita pendiri bangsa demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, mandiri dan berkepribadian sebagai bangsa yang maju dengan sisa-sisa peninggalannya.
Foto: Rendy MR
Luar biasa. Semoga niat luhur LKN dalam menajamkan hasil produk rakyat Indonesia bisa mencapai sasaran pasar dunia dengan tepat.
Sukses