Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Darerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim memiliki visi untuk menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nomer 1 di Indonesia. Visi tersebut diyakini akan bisa tercapai tahun 2022 ini.
Pada 2021, Bank Jatim dari sisi performa layanan menduduki peringkat ke-2 untuk kategori BPD Seluruh Indonesia (BPSDI) berdasarkan survei Bank Service Excellence Monitor 2021. BUMD milik Pemerintah Daerah Jatim ini berada di bawah Bank Sumsel Babel yang berada di peringkat pertama.
“Ini menunjukkan tren yang semakin baik dari waktu ke waktu. Dan ini menjadi perhatian kami untuk menjadi rangking satu di tahun ini,” ujar Direktur Utama Busrul Iman dalam sesi presentasi dan wawancara Penjurian TOP BUMD Awards 2022 yang dilakukan secara daring, Jumat (11/3/2022).
Hasil Survei Kepuasan Nasabah yang dilakukan MRI (Marketing Research Indonesia) juga menunjukkan bahwa secara overall tingkat Satisfaction Bank Jatim berada di angka 83,62 persen, sedangkan bank kompetitor di 81,49 persen. Layanan yang diukur adalah Banking Hall, Security, Customer Service, dan Teller.
“Ini menunjukkan bahwa kepuasan nasabah terhadap layanan Bank Jatim lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor,” ucap Busrul yang membawakan materi presentasi berjudul Pengembangan Bisnis yang Konsisten Melalui Sinergi dan Konektivitas Digital.
Pencapaian kinerja keuangan Bank Jatim tahun 2021 secaa overall juga melampui target yang telah ditetapkan oleh regulator dan manajemen. Total Dana Pihak ketiga (DPK) Bank Jatim pada 2021 meningkat 21,52 persen dari Rp 68,46 triliun (2020) menjadi Rp 83,2 triliun. Kredit Bank Jatim juga meningkat dari Rp 41,48 triliun menjadi Rp 42,74 triliun.
Total aset Bank Jatim tahun 2021 melonjak 20,45 persen dari Rp 83,61 triliun menjadi Rp 100,72 triliun. Laba bersih Bank Jatim tahun 2021 juga meningkat dari Rp 1,48 triliun (2020) menjadi Rp 1,52 triliun.
Kinerja keuangan Bank Jatim tahun 2021 juga cukup sehat yang terlihat dari CAR berada di angka 22,90 persen, naik dari 21,64 persen pada 2020. NIM turun dari 5,55 persen menjadi 5,11 persen. BOPO juga terjaga di level 76,40 persen, dibanding pada 2020 di angka 77,76 persen. Sedangkan tingkat LDR berada di level 61,17 persen, sedikit di atas 2020 sebesar 60,58 persen. Untuk tingkat NPL turun dari 4 persen menjadi 3,52 persen.
“Dalam situasi covid saat ini, tidak hanya resilience yang kami utamakan, tapi juga bagaimana kita bisa profit. Bahkan profit itu menunjukkan pertumbuhan yang bagus,” tutur Busrul.
Tingkat kesehatan bank berdasarkan self assessment periode Desember 2021 berada di peringkat 2. Ini berarti secara Komposit Risiko Inhern tergolong Rendah, sedangkan KPMR memadai. “Ini berarti secara umum dinilai baik oleh OJK, kalaupun ada kelemahan itu secara umum kelemahan tersebut masih kurang signifikan,” kata dia.
Inovasi Bisnis
Performa bisnis yang moncer dari Bank Jatim di masa pandemi covid-19 ini tidak lepas dari berbagai inovasi yang dilakukan manajemen. Inovasi tersebut adalah pertama, peningkatan fitur Jatimcode QRIS. D
alam fitur tersebut terdapat layanan On Us untuk pengembangan jaringan pembayaran yang dilakukan melalui M-banking Bank Jatim. Selain itu ada layanan Off Us untuk Merchant agar dapat menerima pembayaran melalui QRIS manapun baik bank lain, fintech, dan lainnya.
“Dengan fitur Jatimcode ini, pembayaran QRIS cukup dengan upload gambar QRIS merchant bersangkutan. Jadi tanpa tatap muka,” ucap Busrul.
Kedua, penambahan fitur pembayaran MPN melalui internet Banking dan Mobile Banking. Fitur ini sebagai salah satu sarana pembayaran MPN yang berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan negara melalui penerimaan pajak.
“Fitur ini juga memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran MPN serta meningkatkan corporate image Bank Jatim,” tuturnya.
Menurut Busrul, manfaat dari pengembangan kedua fitur tersebut adalah, nasabah dapat menerima pembayaran melalui seluruh channel yang terkoneksi dengan QRIS, serta segmentasi pasarnya termonitor secara nasional. Pembayaran lintas QRIS juga tidak dikenakan biaya transfer.
“Selain itu, nasabah tidak perlu mendatangi merchant bersangkutan, karenaadanya fitur tanpa tatap muka,” ujarnya.
Sedangkan layanan Bank Jatim untuk mendukung bisnis di masa pandemi covid-19 dan kenormalan baru antara lain penyaluran dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). BUMD ini juga mendukung program restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19.
“Hingga Maret 2021, Bank Jatim telah melakukan restrukturisasi sebesar Rp 1,82 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 3.297 debitur,” ujar Busrul.
Dalam kondisi pandemi, Bank Jatim juga melakukan mapping potensi dan risiko bisnis. Perusahaan melakukan pemetaan terhadap sektor-sektor ekonomi terdampak Covid-19.
Yang terpenting juga, Bank Jatim di masa pandemi dan kenormalan baru ini gencar melakukan digitalisasi produk dan layanan. Pengembangan produk digital khususnya bidang perkreditan, seperti Jatim Kilat, e-KMG, e-Loan, dan lainnya.
“Kami juga melakukan sinergi dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah daerah maupun provinsi dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan,” kata Busrul yang juga mantan bankir di bank BUMN ini.
Kontribusi untuk Daerah
Bank Jatim juga banyak memberikan kontribusi terhadap Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. Misalnya melalui Program Jatim Berdaya, Bank Jatim menyalurkan kedit Pundi Kencana kepada UMKM dan Kredit Sumber Dana LPDB-KUMKM.
Bank Jatim juga memiliki Program Jatim Sejahtera untuk penyaluran kredit Jatim Mikro kepada UMKM dan kredit Jatim Kilat. Ada pula Program Jatim Agro melalui penyaluran kredit musiman kepada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan.
Bank Jatim juga mengembangkan Program Jatim Harmoni untuk mendukung implementasi green banking. Dalam program ini, Bank Jatim memberikan kredit kepada industri ramah lingkungan dan penyaluran kredit kepada sektor pariwisata pendukung UMKM.
Selain itu, Bank Jatim ada Program Jatim Akses untuk pembiayaan pada proyek-proyek strategis nasional di Jawa Timur.
Saat ini, Bank Jatim sudah bersinergi dengan Pemerintah Daerah di Jawa Timur untuk mengembang market place, antara lain yang sudah berjalan adalah Lapal Magetan, Malang Gleer, Sijeprak, PEKEN Surabaya, Lapak Lamongan, Blonjo Online bermitra dengan Pemkab Jombang, POL (Pasar Online Lamongan), dan Lumbung Pangan Jatim.
Bank Jatim bersinergi dengan pemerintah daerah mengembangkan Digital Tourism-Ticketing, antara lain JConnect (Boom Marina Banyuwangi), tickets Banyuwangi untuk Bangsring Underwater, serta Museum Rasulullah. Ada pula kerja sama dengan BUMD PT Sumekar, Wisata Bahari Lamongan, dan PT Terminal Teluk Lamong. Bank Jatim saat ini juga sudah menjalin kerja sama dengan Hipmi, Gopay, dan Grab
Kontribusi Bank Jatim juga hadir dalam bentuk Kegiatan Jatimers. Jatimers adalah indentitas baru bagi seluruh insan Bank Jatim dengan tujuan untuk menyatukan rasa dan value, merespon berbagai tantangan dan perubahan, mampu bersaing dan menjadi roda penggerak pencapaian visi Bank Jatim sebagai BPD nomor 1 di Indonesia.
“Bank Jatim berkolaborasi dengan @seasoldier_sby dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Jatimers atau insan bankjatim melakukan aksi Peduli Lingkungan dengan menanam 1.000 bibit pohon bakau yang dilaksanakan di Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya,” kata Busrul.
Pada 2021, Bank Jatim telah melakukan berbagai program CSR dengan total dana sebesar Rp18,05 miliar, yang terbagi untuk bidang pendidikan Rp 707 juta, Kesehatan Rp 4,64 miliar, dan Sosial Rp 12,69 miliar.