Jakarta, TopBusiness – Hadir di sesi penjurian TOP CSR Awards 2022, PT Indonesia Power Bali Power Generation Unit (PT Indonesia Power Bali PGU) mengusung tema Wirasa: Berbuat untuk Sesama Mewujudkan Bali Jagadhita. Plavianus Erwin Putranto, General Manager PT Indonesia Power Bali PGU, menilai tema ini sangat cocok karena dua tahun ini Bali sedang dalam proses recovery dari pandemi, yang sangat berdampak di berbagai sektor di daerah tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Erwin, sebagai anak perusahaan PT PLN, PT Indonesia Power Bali PGU memiliki aktivitas usaha, yakni menangani Power Generating atau pembangkitnya, di mana saat ini sudah bergerak menuju pengembangan bisnis Beyond Kwh.
“Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan energi terbaik yang tumbuh berkelanjutan. Dan misinya adalah Menyediakan Solusi Energi yang Andal, Inovatif, Ramah Lingkungan dan Melampaui Harapan Pelanggan,” ungkap Erwin di hadapan Dewan Juri Top CSR Awards 2022, pada Jumat (18/3/2022).
Adapun untuk merealisasikan visi dan misi yang telah dicanangkan, Erwin memaparkan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan.
“Untuk menuju visi dan misi tadi, maka dengan pondasi AKHLAK BUMN sebagaimana ditetapkan oleh (Kementerian) BUMN, pondasi tata kelola GCG dan Risk Management, dan dengan modal yang kita miliki, yaitu kompetensi inti perusahaan, maka sudah ditetapkan tema strategic perusahaan, yaitu Operation & Maintenance Excellence (OME) dengan Strategic Result-nya adalah kinerja operasional kelas dunia. Yang kedua adalah Low-Carbon Energy Development (LCE) Strategic Result-nya adalah peningkatan Green & Clean Power Plan, dan juga Beyond kWh Business Development (BBD) dengan Strategic Result-nya Penambahan Portfolio Bisnis Baru di luar penjualan tenaga listrik,” ungkap Erwin.
PT Indonesia Power Bali PGU tergolong rutin melakukan assessment GCG, di mana pada tahun 2021 lalu perusahaan mendapat skor 95,51 dari target KPI 95,48. Dikatakan Erwin, assessment GCG PT Indonesia Power Bali PGU dilakukan antara lain oleh BPKP DKI Jakarta ataupun dengan self assessment yang diverifikasi oleh BPKP DKI Jakarta.
Strategi dan Program CSR
Sebelum melihat apa saja program CSR yang telah digulirkan perusahaan, pada bagian ini dibahas mengenai strategi CSR perusahaan terkait dengan pembangunan dan bisnis berkelanjutan. Dalam hal ini Erwin mengatakan bahwa bisnis perusahaan akan berkelanjutan jika perusahaan peduli pada pembangunan insani masyarakat.
“Tanggung jawab sosial pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan menjadi kunci pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan memperkuat bisnis perusahaan. Keselarasan program pemberdayaan masyarakat berlandaskan konsep Tri Hita Karana, akan mewujudkan harmonisasi manusia dengan alam, sesama, serta spiritual,” lanjutnya.
Adapun untuk menyelerasakan program CSR yang dijalankan agar sejalan dengan tren perubahaan/isu keberlanjutan yang relevan dengan pertumbuhan kinerja bisnis perusahaan dalam jangka panjang, PT Indonesia Power Bali PGU memiliki sejumlah referensi.
“Kita (menjalankan CSR) dengan referensi dari 17 Goals dari SDGs, kemudian ISO 26000 tentang Guideline Social Responsibility, dan juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024,” ungkap Erwin.
Selanjutnya, dalam paparannya, Erwin juga mengungkap Rumusan Tujuan Pengelolaan Tanggung Jawab Social dalam Mendukung Strategi Bisnis Berkelanjutan, yang antara lain mencakup:
1. Meningkatkan kebersihan dan kelestarian lingkungan
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Menumbuhkan kesadaran kemandirian masyarakat
5. Meningkatkan hubungan baik dengan para stakeholder
6. Menyelaraskan kegiatan perusahaan sesuai dengan konsep Tri Hita Karana
“Contohnya adalah di dalam salah satu program kami Nangun Resik Desa Paksebali, kita bergerak mulai dari tahun 2019 (fase perencanaan) sampai nanti tahun 2023 adalah exit strategy dari program tersebut. Di mana masing-masing dari setiap tahun kita tentukan program-program yang kita lakukan,” tandas Erwin.
Sementara program CSR yang dijalankan terkait dengan dampak keputusan bisnis atau dampak operasional yang ditimbulkan perusahaan, PT Indonesia Power Bali PGU mengandalkan tiga program, yakni Sekehe Srati Yadnya Santhi, KDS Sekar Jempiring, dan Replikasi TOSS – Nangun Resik. “Wilayah (mencakup) Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, dan secara makro ada di Provinsi Bali,” jelasnya.
Beberapa dampak (positif) dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut antara lain:
• Mendapatkan Social License to Operate yang berada pada tingkatan approval dari masyarakat.
• Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan public.
• Terjalinnya hubungan baik dengan stakeholder.
• Meningkatkan potensi terjalinnya kerja sama dengan masyarakat maupun perusahaan lain.
• Tidak adanya konflik yang terjadi di area perusahaan.
• Adanya transfer pengetahuan yang terjalin antara perusahaan dan masyarakat.
• Memberdayakan masyarakat sekitar baik dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
• Mendorong perusahaan untuk terus berinovasi.
Secara singkat Erwin pun menjelaskan mengenai tiga program yang telah dijalankan tersebut. Misalnya Replikasi TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) – Nangun Resik, program ini memiliki inovasi yang dinamai sebagai program seminyak. Program ini memiliki tujuan utnuk mengurangi limbah cair minyak jelantah. Replikasi TOSS merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengolahan sampah menjadi energi di Desa Paksebali, Kec Dawan, Kab Klungkung Bali.
Sementara KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) Sekar Sempiring, merupakan program Urban Farming ODHA (UFO) yang dijalankan untuk peningkatan ketahanan pangan. Dalam penjelasannya program ini mepruakan program pemberdayaan masyarakat bagi penderita HIV/AIDS di Bali yang kolaboratif dan berkelanjutan dalam upaya menyediakan wadah berkarya dan berbagi bagi penderita.
Program lainnya, yakni Sekehe Srati Yadnya Santhi merupakan program yang dijalankan dalam rangka peningkatan penjualan produksi banten skala besar.
Sebagaimana tercakup dalam paparan, ketiga program tadi ternyata juga dijalankan perusahaan sebagai upaya untuk mengadopsi unsur CSV (Creating Shared Value) ke dalam program CSR-nya.
Program CSR Saat Pandemi
Guna mendukung bisnis saat pandemi dan masa New Normal, PT Indonesia Power Bali PGU juga menerapkan CSR, dalam hal ini dengan antara lain menetapkan kebijakan untuk pemberlakuan pembatasan WFO. Adapun dari segi operasional, perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan.
Tidak hanya itu, seperti dikatakan Erwin, perusahaan juga telah menetapkan alokasi 20% anggaran comdev untuk sensitivitas bencana. Semetnara dalam rangka memudahkan pegawai untuk melakukan lapor diri tentang kesehatan dan statusnya, PT Indonesia Power Bali PGU juga telah memiliki aplikasi untuk itu.
Adapun inisiatif CSR yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 dalam mendukung bisnis di masa New Normal, perusahaan ini melakukan kolaborasi, baik dengan stakeholder setempat, Pemda, Kelurahan, dan Kepolisian. “Kami melakukan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 Dosis 1, 2, dan Booster. Di 2021 kita (telah melakukan vaksin) 7000 orang, dan 2022 itu 2.233 orang dan akan terus kita lakukan untuk booster-nya untuk mendukung kesehatan di masyarakat,” ungkap Erwin.
Selain program yang telah disebutkan tadi, masuk dalam program CSR perusahaan di masa pandemic Covid-19, antara lain perusahaan juga telah memberikan bantuan kesehatan dan APD di rumah sakit. Perusahaan juga turut hadir di lokasi bencana di NTB, Kabupaten Bima, dan memberikan paket sembako bagi masyarakat terdampak.
Penulis: Fauzi