Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten menjaga momentum perbaikan kinerja, melanjutkan pertumbuhan yang signifikan telah dicapai pada akhir tahun 2021.
Langkah-langkah strategis yang diambil untuk melakukan penyehatan usaha berhasil membuahkan dampak yang positif, yang akan terus dilanjutkan perseroan hingga mampu memberi kontribusi yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan masyarakat wilayah Banten.
Pada Desember 2021, aset meningkat secara signifikan sebesar 65,7% ke angka Rp8,85 triliun, dari Rp5,34 triliun pada 31 Desember 2020. Hal ini didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat secara signifikan sebesar 79,8% ke angka Rp4,64 triliun, dari Rp2,58 triliun pada 31 Desember 2020. Kenaikan DPK secara signifikan mengindikasikan meningkatnya kepercayaan nasabah untuk menempatkan dana di Bank Banten.
Demikian pula, pendapatan operasional selain bunga naik 45,8% secara yoy menjadi Rp41,85 miliar dari Rp28,7 miliar. Di sisi biaya, perseroan juga melakukan efisensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp241 miliar, turun 27,7% dibandingkan Desember 2020, serta beban operasional selain bunga juga turun menjadi Rp313 miliar, membaik 2,7% secara tahunan.
Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, menuturkan bahwa sepanjang tahun 2021 merupakan fase penyehatan bagi Bank Banten dengan 4 fokus utamanya. Mulai dari memperbaiki kualitas aktiva produktif, menjaga likuiditas bank, memperkuat permodalan Bank dan mengimplementasikan perbaikan Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan arahan OJK.
Kolaborasi dan sinergi menjadi kunci utama dalam pertumbuhan bisnis dan transformasi perseroan. Makanya, Bank Banten menggandeng seluruh elemen masyarakat untuk mendukung performa perseroan.
“Menjadi mitra terpercaya bagi Pemerintah Provinsi serta Kabupaten/Kota di Banten, sekaligus support system bagi BUMD, korporasi swasta, UMKM dan seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah Banten. Penyediaan berbagai layanan ini sebagai bentuk komitmen kami menjadi bagian utama dari ekosistem perekonomian wilayah Banten,” tutur Agus, Senin (18/4/2022).
Agus juga memastikan bahwa akselerasi bisnis perseroan dilandaskan pada prinsip kehati-hatian. “Dalam melakukan akselerasi kinerja, kami tetap menerapkan prudential banking principle. Sehingga dapat meminimalkan risiko usaha operasional bank dengan memastikan kesesuaian dengan koridor ketentuan regulator dan kebijakan internal bank. Penerapan GCG di seluruh aspek bisnis dan operasional bank sangat penting sebagai wujud komitmen kami, sebagai bank pembangunan daerah dan juga sebagai public company.”
Bentuk peningkatan prudential banking tersebut ditunjukkan dari peningkatan likuiditas yang membaik namun penyaluran kredit sangat selektif untuk menjaga kualitas kredit, sehingga LDR terjaga di 66,47% pada Desember 2021, dibandingkan 146,77% di tahun sebelumnya. Likuiditas yang membaik juga terlihat dari naiknya penempatan dana pada Bank Indonesia dan Surat Berharga Negara, yang masing-masing meningkat 152% menjadi Rp1 triliun dan 32,5% menjadi Rp818 miliar.
Agus optimis capaian kinerja sepanjang tahun 2021 dapat meningkatkan political will bagi seluruh pemimpin, pengusaha serta tokoh masyarakat untuk menjadikan Bank Banten sebagai mitra utama mereka.
“Saya optimis, karena perbaikan kinerja ini merupakan hasil penerapan transformasi internal kami yang tahun ini memasuki tahan kedua, dan juga didukung peningkatan trust dari masyarakat terhadap perseroan. Kami telah mendapat dukungan dari para pemimpin di Banten yang memasukkan Perda Ekosistem Ekonomi Banten dalam prolegda. Semoga ini dapat menjadi langkah awal untuk mendorong semua pihak memilih Bank Banten,” katanya.
Bank Banten menutup tahun 2021 dengan kredit di angka Rp3,08 triliun dan modal mencapai Rp1,89 triliun. Perseroan membukukan rugi periode berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp265,18 miliar. Rugi tersebut berhasil ditekan lebih baik 20,88% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp308,16 miliar. Hal ini dicapai diantaranya dengan mendongrak pendapatan sepanjang tahun 2021, dimana pendapatan bunga bersih tumbuh 90 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp67,02 miliar dari Rp35,23 miliar.
“Perbaikan ini sejalan dengan milestone yang kami rencanakan. Tahun 2022 merupakan tahap kedua dari fase perbaikan kinerja perseroan, yaitu fase akselerasi pertumbuhan. Pada tahap ini kami melanjutkan pengembangan layanan digital, dalam rangka integrasi pengembangan teknologi informasi untuk menunjang terlaksananya ekosistem ekonomi keuangan daerah Banten,” tutup Agus.
FOTO: Istimewa