Jakarta, TopBusiness – Implementasi GRC menjadi kunci vital dalam menjalankan visi dan misi perusahaan, tak terkecuali PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) yang bergerak di bidang teknologi komunikasi. Oleh sebab itu, komitmen terhadap implementasi GRC (Governance, Risk dan Compliance) menjadi langkah konkrit dan pijakan bagi setiap insan ICON+.
“Untuk GCG (Good Corporate Governance) kita branjak dariPermen (Peraturan Menteri) BUMN kemudian ada surat keputusan, ini kemudian kita terjemahkan dalam internal regulation terkait implementasinya. Nah ini artinya kita memang sudah menyikapi terhadap GRC tersebut tertama GCG sebelumnya dengan seperangkat peraturan,” ungkap Dony Lanazura selaku VP Legal, Compliance, and Risk PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) saat mengikuti wancara penjurian TOP GRC Awards 2022, Selasa (12/7/2022).
“Khusus untuk GRC di tahun 2022 ini kita sudah meluncurkan keputusan direksi tentang governance risk and compliance kemudian lengkap dengan seperangkat peraturan, timnya hingga monitoring pelaksanaan GCG,” lanjut Dony.
Komitmen implementasi GRC ICON+ patut diapresiasi karena sudah menjadi tutuntutan perkembangan agar tata kelola peruusahaan dapat berjalan sesuai cita-cita beresama. Bahkan, implementasi tersebut tak terbatas pada unit kerja tertentu melainkan disetiap aktivitas bisnis perusahaan termasuk pengadaan barang dan jasa.
ICON+ sebagai badan usaha dalam melakukan pengadaan barang atau jasa yaitu secara cepat, fleksibel efisien dan efektif, agar tidak kehilangan momentum bisnis yang dapat menimbulkan kerugian dan dapat memenuhi kebutuhan bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, adil dan wajar, serta akuntabel sesuai dengan ketentuan Pengadaan ICON+ dengan Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa BUMN dan International Good Procurement Practices.
“Di setiap perjanjian yang kita lakukan,ada pasal tersendiri menyebutkan anti suap dan gratifikasi. Artinya apabila terdeteksi, terduga rekanan melakukan upaya suap atau gratifikasi di lingkungan ICON itu sudah melakukan peringatan dan bahkan berujung pada putusan (pemutusan) perjanjian, di situ jelas terang di setiap perjanjian pengadaan barang dan jasa anta ICON dan mitra,” terang Dony
Selain itu, Implementasi GCG di lingkungan ICON+ dilakukan dari hulu ke hilir, terbukti dengan adanya komitmen yang tertuang termasuk namun tidak terbatas di dalam Code of Conduct dan Pakta Integritas yang ditandatangani baik oleh dewan komisaris, direksi, seluruh ICONers (Pegawai) namun juga tenaga alih daya, karyawan magang maupun rekanan atau mitra “Kami juga sudah menandatangani Code of Conduct yang tidak hanya ditandatangani oleh direksi tapi seluruh insan yang terlibat, bahkan suami-istri masing-masing. Jadi sebelumnya manandatangi pakta integritas tersebut,” paparnya.
Kinerja Keuangan
Implementasi GRC di ICON+ nampak berjalan lanjar, hal ini dapat terlihat dari kinerja perusahan yang terus tumbuh dan mencatatkan hasil posistif.
Dalam presentasi berjudul Menjadi Perusahaan ICT Terkemuka di Indonesia Berkelas Dunia, Tetty Indrawati selaku Corporate Secretary meengungkapkan, sepanjang lebih dari dua dekade, ICON+ telah berkontribusi membangun dan mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia.
“ICON+ telah memberikan layanan solusi konektivitas terbaik yang mendukung keandalan layanan ketenagalistrikan bagi lebih dari 85 juta pelanggan PLN, mendukung pertumbuhan bisnis lebih dari 3.000 pelanggan korporasi dalam berbagai sektor usaha, serta berkontribusi dalam pemerataan internet fixed broadband di Indonesia bagi lebih dari 200 ribu pelanggan retail (rumah),” ungkap Tetty di hadapan layar dewan juri TOP GRC Awards 2022.
Tak hanya itu, lanjut Tetty ICON+ ada sebagai perusahaan ICT yang memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelangganmenggunakan teknologi terkini melalui Layanan jaringan infrastruktur Fiber Optic yang handal dan menjangkau semua kalangan di pelosok Nusantara. ICON+ memiliki hak eksklusif RoW (Right of Ways) dalam pemanfaatan aset dan tiang PLN yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
“Sebagai perusahaan ICT kami memberikan solusi sesuai kebutuhan pelanggan, kami juga memiliki hak eksklusif dalam pemanfaatan aset tiang PLN yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga ICON+ mampu memberikan koneksi layanan yang menjangkau nusantara,” ujarnya.
Terkait dengan kinerja keuangan, Tetty menjelaskan bahwa ICON+ menunjukan kinerja positif, khususnya periode pencatatan tahun 2020 hingga 2021. Untuk pendapatan total, tahun 2020 ICON+ mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,108 triliun. Angka tersebut naik pada tahun 2021 sebesar Rp 3,502 triliun pada tahun 2021. Kenaikan tersebut jika dipersentasikan sebesar 13 persen. “Perlu kami sampaikan bahwa kinerja keuangan kami di tahun 2020 dan 201, pendapatan secara total di tahun 2020 yaitu Rp 3,108 triliun menjadi kenaikan di tahun 2021 yaitu Rp 3,502 triliun,” ujarnya.
Tak hanya itu, dari catatan redaksi, laba bersih yang dibukukan ICON+ juga menunjukan hasil positif. Pada tahun 2020 perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 722 miliar dan pada tahun 2021 sebesar Rp 841 miliar. “Laba bersih juga terjadi kenaikan di sini, ada dari tahun 2020 sebesar Rp 722 miliar jadi Rp 841 miliar, kenaikannya sebesar 17 persen,” terangnya.
Penulis: Abdullah Suntani