Jakarta, TopBusiness – PT Great Giant Pineapple (GGP) memiliki komitmen penuh dalam menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang bertujuan untuk mendukung praktik pembangunan bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Perusahaan produsen nanas kaleng terbesar di dunia itu menganggap CSR merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan cita-cita perusahaan yakni menjadi Global Sustainable Fruit and Plant Based Company.
“Karenanya program CSR yang telah dijalankan ataupun akan dijalankan oleh perusahaan juga selaras dengan visi dari perusahaan yakni untuk Menutrisi kehidupan masyarakat dengan makanan berkualitas yang diproduksi secara berkelanjutan dan inovatif,” kata Arief Fatullah selaku Sustainability Sub-Div Head PT GGP dalam kesempatan wawancara penjurian Top CSR Awards 2023 yang diselenggarakan Majalah Top Business secara virtual beberapa waktu lalu.
Arief mengatakan untuk mewujudkan cita-cita perusahaan melalui program CSR, PT GGP telah merumuskan tiga strategi CSR. Pertama CSR for Great Lives, dimana program CSR yang dijalankan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi orang lain. Strategi CSR for Great Lives memiliki dua tujuan yakni nutrition for all (menutrisi untuk semua) dan goodness for generations (kebaikan untuk semua generasi).
“Jadi melalui strategi yang pertama ini kami ingin menghadirkan atau memastikan produk yang kami produksi ini bernutrisi dan bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin orang. Terus kita juga punya optimisme untuk memberikan kebaikan untuk semua generasi yang akan datang dengan menurunkan food loss dan memastikan sustainable sourcing untuk material yang kami produksi,” kata Arief.
Strategi kedua yakni CSR for Great People, yang memiliki dua tujuan yakni mendukung Workplace Wellbeing (kesejahteraan tempat kerja) ini untuk memastikan bahwa GGP ini sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja dimana karyawan punya potensi untuk berkembang dan menjadi terus lebih baik. Lalu mendukung Inclusive Business (bisnis inklusif) dimana CSR mampu memberikan nilai manfaat baik kepada para pegawai, mitra perusahaan hingga masyarakat secara luas.
“Untuk pelaksanaan Workplace Wellbeing atau kesejahteraan di tempat kerja kita lakukan dengan misalnya memberi pelatihan reskill atau upskill karyawan kami, menerapkan kesetaraan gender di perusahaan dan kami juga menargetkan untuk Skor Survei Keterlibatan Karyawan mencapai 85% pada tahun 2025,” ujar Arief.
“Sementara pada bisnis inklusif yang memberikan nilai bersama kepada mitra dan masyarakat, kami menargetkan untuk menciptakan nilai bersama bagi 6.000 petani & usaha kecil menengah untuk mengembangkan bisnis mereka pada tahun 2030 dan juga untuk meningkatkan kesehatan & kesejahteraan masyarakat terutama masalah gizi buruk, ditargetkan bagi 10 ribu penerima manfaat pada tahun 2025,” sambung dia.
Strategi ketiga yakni CSR for Great World dimana ada tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu climate action (aksi iklim), business circularity (sirkularitas bisnis) dan goodness in nature.
“Melalui climate action ini kita menargetkan zero emission dalam operasi bisnis kami pada tahun 2050 dan menjadikan 30% dari total energi kami bersumber dari Energi Terbarukan pada tahun 2030. Sementara melalui sirkularitas bisnis kita menargetkan ekonomi sirkular untuk Zero waste untuk TPA (tempat pemrosesan akhir) pada tahun 2030 dan melakukan kolaborasi yang efektif dengan pemangku kepentingan untuk ekonomi sirkular. Terakhir kita juga menargetkan untuk menerapkan pertanian regeneratif dan pertanian presisi di semua operasi bisnis yang ada,” papar Arief.
Arief menambahkan disamping melaksanakan program CSR yang mendukung perkembangan bisnis berkelanjutan, PT GGP juga menjalankan strategi CSR berdasarkan dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas perusahaan dimana GGP membaginya dalam tiga kegiatan bisnis yaitu Plantation, Factory, dan General Activity.
Arif menuturkan dari aktivitas Plantation perusahaan telah melahirkan dampak limbah biomassa, penggunaan air, penggunaan energi, dan degradasi lahan. Untuk itu, pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipatif dan penanganan isu material.
Pertama, menerapkan prinsip SIDEC (Sustainability, Interdependence, Diversity, Equity, Cohesion) dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan alam. Seperti saving water, saving energy, dan pembuatan organic biofertilizer untuk lahan.
“Selain itu, kami juga melakukan inovasi kompos dan organic bio-fertilizer, serta penggunaan SWAT model yakni Soil Water Assessment Tools,” terang dia
Adapun untuk kegiatan bisnis dari Factory dengan adanya limbah pabrik (baik liquid maupun solid), GGP sudah melakukan beberapa langkah antisipatif penanganan isu material seperti melakukan kebiasaan yang menghasilkan proses produksi dengan mengoptimalkan upaya renewable resources, daur ulang non- renewable resources, mengupayakan zero–waste clean technology, sera pemanfaatan tata ruang dan proses produksi dengan sedikit limbah maupun polusinya.
Untuk langkah kedua, dilakukan upaya dalam meminimalisasi dampak dengan inovasi bisnis, seperti pemanfaatan limbah nanas menjadi pakan ternak, pembuatan biogas plant, proses recycling sampah plastik menjadi netfoam, pembuatan pengolahan kompos, dan adanya pengolahan limbah bonggol nanas menjadi Bromelain Enzyme.
Dan terakhir General activity dengan adanya berupa penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi dengan ditandai kemunculan aktivitas bisnis lain seperti sekolah, rumah sakit, perumahan, dan hiburan.
“Untuk itu kami telah membuat banyak langkah antisipatif di antaranya, pertama, melakukan proses seleksi dan penempatan pegawai secara transparan dengan mengajak para calon pegawai dari desa penyangga sekitar untuk berpartisipasi,” ujar Arief.
Lalu kedua, memberikan posisi jabatan dan balas jasa gaji serta pengupahan, juga promosi jabatan tanpa memandang asal gender, suku bangsa dan senioritas. Ketiga, mendukung tumbuhnya ekonomi baru dengan adanya program microfinance untuk masyarakat. Keempat, memberikan pelatihan keterampilan bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kerja kabupaten atau Kota. Dan kelima, menjalankan program community social responsibility.
Penulis: Abi Abduljabbar Siddiq