Jakarta, TopBusiness – Mengantisipasi kian tingginya kebutuhan bahan bakar untuk proses pengolahan pabrik semen sekaligus mengurangi limbah lingkungan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement), terus mengembangkan teknologi pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk mendukung proses produksi. Bahan bakar alternatif dilakukan antara lain dengan memanfaatkan sampah dan limbah, termasuk non-recyclables yang telah memenuhi ketentuan kualitas untuk mendukung proses produksi.
PT Indocement berkomitmen untuk terus menjaga proses produksi yang rendah emisi gas rumah kaca melalui berbagai upaya. Seperti peningkatan konsumsi bahan bakar dan bahan baku alternatif (alternatif fuel), efisiensi energi, penggunaan sumber energi terbarukan serta meningkatkan produksi semen hijau. Hal ini sejalan dengan Indocement New Purpose yaitu Material to Build Our Future yang telah diluncurkan 2022.
Indocement memperbaharui New Purpose-nya dari “Better Shelter for a Better Life“ menjadi “Material to Build Our Future“. Spirit baru ini dilakukan untuk menjadi pemain material konstruksi terkemuka dan pilihan utama konsumen, yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan dengan bersinergi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun solusi masa depan sesuai nilai-nilai perusahaan.
Dalam kaitan ini, perusahaan di antaranya terus melakukan efisiensi untuk menekan ongkos produksi seiring melonjaknya harga energi dunia. Salah satunya yakni dengan mengganti sebagian bahan bakar batu bara dengan bahan bakar alternatif. Hal ini sejalan komitmen perusahaan untuk terus menurunkan konsumsi energi/listrik dan fokus pada peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif, sekaligus menurunkan emisi CO2 atau karbon dioksida.
Upaya pengurangan emisi GRK gas rumah kaca di Indocement terus dilakukan untuk mencapai pengurangan intensitas emisi CO2 di tahun 2025 hingga mencapai 0,575 ton CO2 eq/ton semen ekuivalen. Upaya ini dilakukan dengan menaikkan penggunaan bahan bakar alternatif hingga 25% di 2025. Bahan bakar alternatif yang digunakan berupa biomassa yang merupakan CO2-neutral untuk proses pembakaran sebagai substitusi bahan bakar pada proses pembakaran di unit Kiln di pabrik semen dengan pendekatan life cycle assesment (Lca). Antara klain dari sekam padi, cangkang kelapa sawit, dan serbuk gergaji yang mampu mengurangi penggunaan batu bara.
“Selama ini pabrik semen menjadi salah satu industri yang banyak memanfaatkan energi batu bara untuk kebutuhan pabriknya. Penggunaan energi batu bara dalam struktur biaya bisa mencapai 40% dari cost (biaya) produksi. Beberapa tahun terakhir harganya juga cenderung naik, karena itu Indocement berkomitmen mengurangi penggunaan batu bara dengan menggali alternatif fuel, salah satunya berupa biomassa. Sampai tahun 2025 targetnya bisa mengurangi penggunaan batu bara hingga 25%. Sekarang sudah diimplementasikan di beberapa pabrik dengan mengolah sampah sebagai bahan bakar alternatif dengan kapasitas 100 sampai 150 ton per hari. Hingga 2020 targetnya bisa mengurangi penggunaan batu bara hingga 14.1%, namun di 2020 sudah mencapai 18%, sehingga kami otimistis target 25% di 2025 bisa tercapai. Selain hemat biaya, emisinya juga jauh lebih lebih dibanding batu bara, sehingga bisa menekan pencemaran udara,” ungkap CSRS Division Manager PT Indocement, Gadang Wardono dalam sesi presentasi dan wawancara penjurian TOP CSR Awards 2023 yang di selenggarakan Majalah TopBusiness, belum lama ini secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Untuk keberlangsungan penggunaan alternatif fuel dari sampah ini, Indocement melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dengan manufaktur, kelompok masyarakat dan lainnya untuk sama-sama bergandengan tangan mewujudkan lingkungan yang lebih baik di masa yang akan datang dengan memanfaatkan kembali sampah untuk diolah menjadi bahan bakar ini. Dengan teknologi yang dikembangkan, PT Indocement bisa memanfaatkan sampah-sampah, termasuk sampah rumah tangga yang telah melewati tahap pemilahan untuk menjadi bahan bakar dalam proses produksi semen.
Selain biomassa, Perseroan juga menggunakan bahan bakar alternatif berupa limbah non-biomassa. Selaku pemilik izin pengelolaan limbah sebagai bahan bakar alternatif, Perseroan turut serta mengurangi volume limbah dengan memanfaatkan limbah B3 dan non B3 sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
“Melalui program ini, sampah rumah tangga bisa kami tampung untuk dikelola menjadi RDF yang terus kami tingkatkan saat ini. Dengan memanfaatkan sampah menjadi bahan bakar, Perseroan turut aktif dalam membantu mengurangi permasalahan yang ditimbulkan akibat tingginya volume sampah rumah tangga yang juga dapat mengurangi emisi GRK,” ujarnya didampingi tim (Zainudin – Senior CSR Officer, Angga Kusuma – Senior Sourcing Manager, Bambang Nugroho Yulianto – CSR Officer).
Ditambahkan, penghematan biaya(Cost) total yang didapat sejak pemakaian bahan bakar alternatif periode 2005 sampai dengan Juli 2022 sebesar Rp626 miliar. “Pada tahun 2021, penghematan yang didapat adalah Rp128,5 miliar akibat dari kenaikan harga batu bara dan pemakaian bahan bakar alternatif yang semakin besar (8.5% AF rate),” ujarnya.
Dari sisi lingkungan juga terjadi pengurangan risiko lingkungan, yakni terhindar dari risiko emisi gas metan di lingkungan akibat dekomposisi sampah di lingkungan, di mana sampah yang sebelumnya kerap jadi persoalan lingkungan, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Proses pengolahan sampah ini juga berdampak positif terhadap pengurangan risiko sosial. Di antaranya bisa menambah lapangan pekerjaan dari proses pengelolaan sampah dan limbah sebagai supply bahan bakar alternatif ini.
Gadang Wardono menandaskan komitmen Indocement terhadap lingkungan sosial dan masyarakat, bukanlah hal yang baru. Sejauh ini, produsen Semen Tiga Roda ini juga telah menjalankan berbagai program sosial kemasyarakatan dan lingkungan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Program tanggung jawab sosial dilakukan perusahaan kepada stakeholders dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, termasuk masyarakat. Kegiatan CSR sejauh ini mencakup banyak bidang, seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat, bantuan sosial, perbaikan lingkungan, dan lainnya.
Terkait program peningkatan ekonomi, di antaranya dilakukan melalui Koperasi dan UMKM; Pembentukan Koperasi Rancage. Perusahaan turut mendorong dan mendampingi pembentukan Koperasi Serba Usaha Rancage di salah satu desa mitra. Kemudian Program Pengelolaan sampah berbasis Masyarakat. Perusahaan sebagai inisiator, pendamping dan pembina, memotivasi, monev secara berkala dan merencanakan program keberlanjutan untuk Program Pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dilaksanakan di Desa mitra dan non desa mitra.
Selain itu ada Program Kampung Berwawasan Lingkungan. Dalam hal ini, Perusahaan sebagai inisiator, pendamping dan pembina, mengusulkan, memotivasi, monev secara berkala dan merencanakan program keberlanjutan untuk Program Kampung Berwawasan Lingkungan yang dilaksanakan di desa mitra dan non desa mitra.
Di samping itu, juga ada program pengembangan masyarakat melalui program Community Development (comdev) di bderbgai pilar , seperti ekonomi, Pendidikan, sosial, budaya, agama, dan infrastruktur.
Hal ini sejalan dengan komitmren dan visi misi perusahaan, termasuk yang terkait khusus untuk program CSR. Adapun visi CSR Indocement, yakni “Menjadi perusahaan yang dikenal menjalankan kegiatan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan di sekitarnya secara konsisten sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan berkelanjutan. Sedangkan misi CSR-nya yakni “Menjalankan kegiatan usaha dengan menjaga keseimbangan dimensi yang menerapkan konsep ramah lingkungan, kesejahteraan komunitas, dan keberlanjutan usaha atau (business sustainability). Prinsip CSR Perseroan dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai perusahaan (corporate values), serta mengacu kepada ketentuan Pemerintah, termasuk SDGs.
Atas terobosan dan inovasi bidang CSR dan comdev ini, perusahaan berhasil meraih berbagai penghargaan. Di antaranya tahun 2022,Pabrik Indocement kembali berhasil meraih penghargaan PROPER HIJAU, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. SK.1299/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2022 tertanggal 27 Desember 2022. Pada akhir tahun 2022, ketiga pabrik Indocement yaitu Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun juga mendapatkan Penghargaan Industri Hijau 2022 dari Kementerian Perindustrian.
Penulis: Ahmad Chury