Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) tampil percaya diri saat memasuki awal tahun 2023. Selain diprediksi menjadi tahun kebangkitan ekonomi pasca pandemi, Bank Kalteng menganggap bahwa tahun 2023 juga merupakan momentum bank untuk meraih berbagai target kinerja serta mengeksekusi inovasi-inovasi layanan baru bagi para nasabahnya.
Sejalan dengan itu, Bank Kalteng mulai merumuskan strategi bisnis baru dalam menghadapi tahun penuh tantangan tersebut. Mulai dari strategi pengelolaan SDM, penguatan tata kelola perusahaan, inovasi layanan pelanggan dan pemasaran hingga transformasi digital menjadi langkah yang dieksekusi di sepanjang tahun.
Direktur Pemasaran dan Bisnis yang saat ini menjabat PLT Direktur Utama Bank Kalteng Marzuki mengatakan bahwa untuk mencapai target-target yang ditetapkan perusahaan memulai strategi bisnisnya dengan melakukan pengelolaan SDM sebagai mitra bisnis yang mendukung optimasi operasional perbankan berbasis teknologi digital.
“Jadi disini kami melakukan banyak sekali perubahan dan pembaharuan struktur organisasi dan tata kelola dengan melakukan pendampingan jasa dari pihak ketiga dalam bentuk penataan ulang tata kelola organisasi yang juga diiringi dengan Pembangunan kompetensi melalui pelatihan peningkatan softskill dan upskill dari SDM terutama untuk menanggapi perubahan tren bisnis dan juga adanya perubahan era digital,” kata Marzuki dalam wawancara penjurian Top BUMD yang diselenggarakan Majalah Top Business secara virtual pada Jumat (16/02).
Terkait tata kelola, Marzuki mengatakan bahwa Bank Kalteng telah memiliki Kebijakan Tata Kelola dan menjadi pedoman untuk mencapai Good Corporate Governance (GCG) yang baik. Implementasi GCG diharapkan mampu mewujudkan tata kelola dan kepatuhan yang efektif melalui penguatan pengelolaan risiko pada seluruh lini organisasi.
“Alhamdulillah dengan penerapan GCG ini kita masih mampu mencatat laba dan menjaga rasio-rasio keuangan yang tidak melampaui batas regulasi yang telah ditentukan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan usaha Bank yang berkelanjutan serta mampu mengemban visi dan misi terhadap layanan publik di Provinsi Kalimantan Tengah,” ujar Marzuki.
Strategi selanjutnya, Bank Kalteng melakukan optimalisasi standar kualitas layanan unggul dan merata yang memberikan kenyamanan guna meningkatkan loyalitas pelanggan.
“Ini kami lakukan dengan menerbitkan beberapa produk terbaru dari Bank Kalteng yang memudahkan setiap transaksi diiringi dengan standar dari layanan tersebut. Kami juga melakukan diversifikasi produk dan layanan dengan penguatan delivery modern channel untuk memberikan kemudahan akses bagi Masyarakat guna mendorong fee based income. Terutama melalui layanan digital Bank Kalteng,” tutur Marzuki.
Selain itu, Marzuki mengungkapkan Bank Kalteng juga melakukan penguatan penetrasi kredit produktif pada sektor usaha unggulan dengan peningkatan penyaluran kredit yang berkualitas melalui program pemasaran yang efektif.
“Ini adalah arahan pemegang saham dalam 2 tahun terakhir ini baik dari Gubernur maupun Bupati dan Walikota yang memberikan arahan pada bank kalteng untuk meningkatkan penetrasi kredit produktif terutama pada sektor sektor unggulan di UMKM. Dan ini telah dijalankan dan meningkat signifikan dimana dari 25 % di 2022 sekarang sudah 35% di 2023 menuju target 45% di 2026,” sebut Marzuki.
Penyaluran kredit produktif berkualitas ini salah satunya dilakukan dengan peluncuran program SELALU BERKAH (Sentra Layanan Pelaku Usaha Bank Kalteng). SELALU BERKAH ini merupakan program berkesinambungan dari Bank Kalteng yang ditujukan untuk mendukung pengembangan IKM maupun UMKM di Kalimantan Tengah yang menyediakan paket lengkap, yakni berbagai hal yang diperlukan pelaku usaha untuk terus berkembang dan bertumbuh.
“Mulai dari program pelatihan, akses permodalan, pendampingan, dan akses pemasaran,” tutur Marzuki.
Dia menyampaikan, khusus untuk akses permodalan, Bank Kalteng mengeluarkan produk berupa Kredit UMKM Berkah, yakni tanpa agunan dan suku bunga hanya sebesar 1,5 persen sesuai arahan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran.
“Melalui program ini, Bank Kalteng secara optimal akan terus mendukung para pelaku usaha untuk terus bertumbuh, baik dalam bisnis maupun peningkatan kapasitas serta kemampuannya dalam mengembangkan usaha,” tambahnya.
Marzuki menambahkan bahwa Bank Kalteng juga saat ini terus berupaya meningkatkan infrastruktur teknologi dan sistem perbankan untuk mengikuti perkembangan industri perbankan yang semakin modern dan sudah terdigitalisasi. Salah satu yang dilakukan adalah dengan meluncurkan mobile banking Bank Kalteng berbasis smartphone bernama BETANG Mobile.
“Aplikasi mobile banking Bank Kalteng ini mengusung nama BETANG karena merupakan nama rumah adat Kalimantan Tengah yang slogannya menyiratkan makna falsafah Huma Betang, sebagai bentuk komitmen Bank Kalteng untuk tetap melestarikan budaya Dayak,” kata dia.
Ada beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi ini seperti Account Opening, Virtual Account, SIP (Sistem Informasi Pinjaman), Pembayaran Biller, Pembelian Biller, Pembayaran Pajak Daerah, Pembayaran PBB & BPHTB, Pembayaran Retribusi Daerah, Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Samolim) dan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Signal), Block/Unblock Kartu ATM, Register/Unregister SMS Banking.
“Adapun fitur yang baru ditambahkan adalah fitur baru Sistem Informasi Pinjaman (SIP). Fitur ini akan semakin memudahkan nasabah dalam mendapatkan informasi pinjaman. Fitur ini membuat adanya kemudahan proses pengajuan kredit secara real time, online, akurat, cepat, praktis, aman, dan efisien dengan akses yang terjangkau oleh Nasabah,” kata Marzuki.
“Melalui fitur SIP nasabah dapat memonitor proses pengajuan secara mandiri tanpa harus ke Kantor Bank. Atau nasabah dapat mengajukan pinjaman dari rumah atau dimana saja yang memiliki koneksi internet,” tambahnya.
Kinerja Keuangan
Berkat Strategi dan inovasi bisnis yang telah dijalankan, Bank Kalteng mampu mendongkrak kinerja dan bahkan capaian kinerja yang dicatatkan mampu melampaui target target yang telah ditetapkan.
Tercatat bank Kalteng mampu membukukan pertumbuhan asset sebesar 14,23% dari Rp13,29 triliun pada 2022 menjadi Rp15,19 triliun pada 2023. Lalu penyaluran kredit tumbuh 12,28% dari Rp8,60 triliun pada 2022 menjadi Rp9,66 triliun pada 2023 dan tercatat sebagai pertumbuhan BPD diatas rata-rata nasional.
Selain itu pengimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) juga naik 9,71% dari Rp9,70 triliun pada 2022 menjadi Rp10,65 triliun pada 2023. Dan lalu laba tercatat tumbuh19,64% dari Rp256,12 miliar pada 2022 menjadi 306,43 miliar pada 2023 yang menandakan pencapaian pertumbuhan laba tertinggi sepanjang pendirian bank Kalteng.
“Aset mengalami pertumbuhan yang mana didorong oleh pertumbuhan penyaluran Kredit baik Modal Kerja, Investasi, dan Konsumtif. Sebagian besar peningkatan berada pada sektor produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi Masyarakat dan daerah, sehingga mengantar PT Bank Kalteng sebagai agen pembangunan daerah yang professional,” kata Marzuki.
“Di samping itu, peningkatan penghimpunan CASA yakni Giro mendorong efisiensi beban bunga yang mana berdampak pada optimalnya Laba yang diperoleh,” tambah dia.
Adapun modal inti mencapai target pada Rp2,60 triliun pada 2023 atau meningkat 29,67% dari tahun sebelumnya yang sesesar Rp2 triliun. Peningkatan ini antara lain dikarenakan oleh optimalnya perolehan Laba Bersih Bank dan terpenuhinya komitmen Setoran Modal oleh Pemerintah Daerah di Kalimantan Tengah selaku Pemegang Saham PT Bank Kalteng.
“Stabililitas penyaluran Kredit mengoptimalkan pendapatan Bank yang mana dibarengi dengan pengelolaan DPK yang lebih efektif guna mendorong pertumbuhan Laba,” ujar dia.
Selanjutnya, pada rasio profitabilitas, Bank Kalteng mencatatkan penurunan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) turun dari 14,24% pada 2022 menjadi 12,54% pada 2023. Sedangkan, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) naik dari posisi 2,75% menjadi 2,79%.
Bank Kalteng pun turut membukukan penyusutan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga menjadi 71,81% pada akhir 2023, dari yang sebelumnya 72,60% pada akhir2022. Di mana, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
PT Bank Kalteng juga terus meningkatkan efektifitas kegiatan operasional, sehingga BOPO mengalami penurunan dalam 1 tahun terakhir.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, Bank Kalteng mencatatkan rasio kredit bermasalah, di mana (nonperforming loan/NPL) gross naik dari 1,07% ke level 1,75% dan NPL net yang juga naik tipis dari 0,67% menjadi 1,04%.
Tingkat Kesehatan Bank
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) dengan cakupan penilaian terhadap faktor profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital).
Penilaian profil risiko PT Bank Kalteng meliputi penilaian atas 8 (delapan) risiko yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategis, dan Risiko Kepatuhan.
“Alhamdulillah mampu secara konsisten mempertahankan tingkat kesehatan bank dimana komposit dari penilaian profil risiko, GCG, Rentabilitas dan permodalan mendapat nilai komposit ‘2’ atau dalam kategori sehat. Artinya secara pengelolaan risiko, tata kelola, profitabilitas maupun aspek permodalan, bank Kalteng Masuk dalam kategori sehat,” pungkas Marzuki.
Editor: Nurdian