Jakarta, TopBusiness – Selama masa pandemi covid-19, penggunaan masker menjadi hal yang esensial sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus. Hal itu pula yang menyebabkan kebutuhan dan penggunaan masker menjadi amat tinggi di seluruh dunia. Namun, tingginya penggunaan masker juga menyebabkan peningkatan limbah masker bekas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Masker medis atau masker sekali pakai utamanya terbuat dari polipropilen alias salah satu jenis plastik. Nah, seperti yang kamu ketahui, plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai. Limbah masker yang masih utuh dan “berkeliaran” di lingkungan karena tidak ditangani dengan baik dapat terbawa ke sungai dan laut serta menyebabkan pencemaran air.
Selain itu, karena berbahan plastik, sampah masker saat terurai akan menjadi kepingan kecil yang dikenal sebagai mikroplastik dan mengecil lagi menjadi nanoplastik. Dalam prosesnya, penguraian plastik menjadi mikroplastik ini menyerap racun serta pencemar organik. Mikroplastik tersebut lalu menjadi vektor bakteri dari penyakit yang mudah menular seperti TBC dan sejenisnya.
Bahaya dari limbah masker bekas tersebutlah yang melatarbelakangi PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), perusahaan sub holding PT PLN (Persero) di bidang pengadaan bahan bakar pembangkit listrik, untuk memfokuskan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka dalam mengelola dan mendaur ulang limbah masker bekas menjadi berbagai kerajinan dan bahkan menghasilkan nilai rupiah.
Menurut Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung program daur ulang sampah masker bekas ini menjadi salah satu dari beberapa program prioritas CSR perusahaan dan sebagai strategi untuk mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s).
“Program ini berasal dari keprihatinan perusahaan akan resiko dari banyaknya sampah masker pada waktu covid-19 yang dijalankan mulai tahun 2022. Dimana seperti kita ketahui sampah masker ini memiliki banyak risiko mulai dari biaya pengelolaan yang mahal, risiko pencemaran lingkungan warga dan risiko yang berpotensi mengganggu kesehatan warga sekitar,” kata Iwan.
“Disamping itu program ini juga mendukung kebijakan Gubernur DKI Jakarta No. 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga,” sambungnya.
Iwan menuturkan jika ditinjau dari 17 poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDG’s, program pemanfaatan daur ulang sampah masker ini menjawab tujuan nomor 12 yaitu tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab yang termasuk dalam pilar lingkungan, dimana masuk dalam kode indikator 12.5.1.(a) terkait jumlah timbulan sampah yang didaur ulang dengan menitikberatkan jumlah timbulan sisa kegiatan sehari hari melalui upaya pengurangan, pembatasan dan pemanfaatan kembali.
“Program CSR daur ulang sampah masker ini juga ada disalah satu Misi perusahaan di poin keempat yaitu menjalankan kegiatan usaha agar tumbuh berkelanjutan dengan prinsip tata kelola GRC (Governance, Risk, and Compliance) dan“a good steward of the environment” atau penjaga lingkungan yang baik. Selain itu kegiatan ini juga sudah tertuang di peraturan direksi dan ini menjamin bahwa CSR ini adalah strategi bisnis berkelanjutan,” ujar Iwan.
Iwan menjelaskan pengelolaan daur ulang sampah masker ini dilakukan dengan pertama, memberikan berbagai pelatihan dan edukasi mengenai bahaya sampah masker sekaligus potensi pengelolaan dan pengolahan limbahnya menjadi berbagai kerajinan. Dan kedua, dengan melibatkan berbagai mitra baik dari kalangan masyarakat hingga organisasi pecinta lingkungan seperti mitra olah sampah, mitra bank sampah Putra Cakran dan Komunitas Kertabumi recycling center.
“Jadi untuk pertama program ini kita lakukan dilaksanakan di Bank Sampah Putra Cakra, Komplek Kostrad No. 37 Petukangan Utara Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Dimana PLN EPI bersama Karang Taruna dan Warga melalui program CSR melakukan pengelolaan daur ulang sampah masker menjadi produk yang ekonomis seperti plakat, pot cantik, pouch, tempat kartu jam dinding, tas, lanyard dan dompet,” papar Iwan.
“Program ini juga bisa membantu mengurangi sampah masker yang selama ini tidak bisa dimanfaatkan sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Selama 6 bulan program ini dilaksanakan, Bank Sampah Putra Cakra berhasil mendaur ulang 1387 sampah masker dan 4,8 kg sampah plastik,” sambung dia.
Iwan menambahkan dengan program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar Kelurahan Pesanggrahan, Karang Taruna Setempat, Mitra olah sampah dan komunitas olah sampah setempat untuk mengurangi timbulan sampah mulai dari sumbernya serta dapat merubah mindset masyarakat terhadap sampah dimana sampah tertentu bisa bermanfaat dan berguna jika diolah atau dikelola dengan baik.
“Kami juga melalui program ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 105 orang. Dan dengan SDM sebanyak itu kita bisa membuat produk daur ulang dan katalog produk yang akan dijual dengan omset yang diterima Rp. 68.750.000, pada periode November 2021 sampai Mei 2022,” pungkas dia.
Penulis: Abi Abduljabbar Siddiq