Jakarta, TopBusiness – Sebagai perusahaan ‘pelat merah’, PT Kimia Farma Tbk memiliki visi menjadi perusahaan healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan. Tak hanya mencari laba, PT Kimia Farma juga aktif memberikan kontribusi buat masyarakat lewat program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Setidaknya ada 6 Program CSR unggulan PT Kimia Farma yang mencakup bidang pendidikan, pengembangan UMKM, dan kesehatan. Di bidang pendidikan, PT Kimia Farma memiliki program Generasi Hebat Kimia Farma. Program CSR ini untuk menciptakan Agen Hebat Kimia Farma sebagai fasilitator dalam menekan peningkatan bahaya narkoba, seks bebas dan perundungan kepada siswa atau siswi lainnya berupa intervensi change project.
“Keterkaitan dengan bisnis berkelanjutan, ini merupakan tanggung jawab perusahaan sebagai salah satu produsen obat narkotika dalam memberikan pendidikan bahaya akan narkoba serta terciptanya peluang promosi produk kecantikan,” ujar Rony Hidayat, GM Umum dan IT PT Kimia Farma dalam presentasi penjurian TOP CSR Awards 2023 yang dilakukan secara virtual, pekan lalu.
Hadir pula dalam penjurian ini, Rizky Octavianus (Manager PKBL & CSR PT Kimia Farma) dan Rafky (PKBL dan CSR).
Program Generasi Hebat
Rony memaparkan, Program Generasi Hebat Kimia Farma merupakan program pendidikan, penyuluhan, bootcamp dan change project pengimbasan ke siswa SMA sederajat tentang bahaya narkoba, kekerasan terhadap perempuan, dan seks bebas. Program ini ditujukan untuk anak-anak sekolah guna menciptakan generasi hebat yang sehat, berani dan kuat.
Tahun 2021, Program Generasi Hebat mengusung tema Pencegahan HIV/AIDS dengan total 240 Agen Hebat yang berasal dari 6 SMA sederajat di DKI Jakarta. Program ini telah mengintervensi sebanyak 1.885 siswa lainnya dalam change project.
Selanjutnya pada 2022 ada perluasan wilayah sekolah di Jabodetabek dengan jumlah sekolah sebanyak 56 SMA sederajat. Jumlah Agen Hebat bertambah jadi 304 siswa dan pengimbasan kepada 7.200 siswa lainnya. “Tema yang diangkat pada 2022 adalah anti narkoba, anti perundungan, pencegahan seks bebas, dan lainnya,” ujar Rony yang membawakan materi presentasi berjudul Standing Strong, Increasing Contributions for the Nation.
Berdasarkan hasil post test, ada peningkatan awareness agen hebat tentang bahaya narkoba, kekerasan terhadap perempuan, dan seks bebas dari 7,5 persen pada 2021 menjadi 8,7 persen pada 2022. Selain itu, ada peningkatan kemampuan komunikasi siswa dalam proses change project.
Rony menambahkan, output program Generasi Hebat Kimia Farma ini di antaranya ada 560 siswa menjadi Agen Hebat Kimia Farma dari 62 sekolah di Jabodetabek. Selain itu, ada 26 fasilitator dari berbagai wilayah di Indonesia yang terlibat serta pengimbasan dan intervensi kepada 8.200 siswa lainnya.
Menurut Rony, Generasi Hebat akan menjadi agent of change dalam tema-tema yang diangkat dan meningkatkan brand image dari perusahaan. Dampak lainnya adalah brand awareness dan memberikan product knowledge Marcks’ Teens kepada para penerima manfaat.
Program CSR unggulan di bidang pendidikan lainnya adalah Beasiswa Social Project Camp (Basecamp). Ini merupakan program beasiswa pendidikan untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia melalui pelatihan community development.
Para mahasiswa tersebut diberikan pelatihan mengenai leadership, community development, coaching dengan mentor, hingga dapat melakukan implementasi project social yang nantinya dapat menjadi talent untuk keberlanjutan perusahaan.
Sejak Program Basecamp digulirkan pada 2019 hingga 2022 tercatat sudah ada 91 mahasiswa penerima beasiswa dari 12 program community development dan dari 11 PTN yang ada di delapan kota/kabupaten yakni Surabaya, Bantul, Semarang, Bandung, Palembang, Padang, Yogyakarta dan Jayapura.
Menurut Rony, dampak dari Program Basecamp ini adalah 6 project yang telah dilaksanakan oleh beswan (penerima beasiswa) batch 1 dan sukses meningkatkan perekonomian dan pengetahuan masyarakat. Prestasi akademik penerima beasiswa meningkat (95% dari beswan batch 1 dan 90% dari beswan batch 2).
Dari program Basecamp batch 1 ada delapan mahasiswa mendapatkan IPK sempurna. Selain itu, penghargaan bidang nonakademik diraih oleh 18 beswan dari program batch 1 dan 2. “Satu mahasiswa telah bekerja di Kimia Farma, sedangkan lima mahasiswa di batch 1 mendapat pekerjaan dalam waktu singkat,” kata Rony.
Sedangkan impact terhadap PT Kimia Farma adalah mendapatkan talent unggul dan memiliki skill dan kompetensi lebih untuk dijadikan karyawan. Program Basecamp juga memberikan kontribusi dalam memajukan Kimia Farma.
Pengembangan UMKM
Selain di bidang pendidikan, PT Kimia Farma memiliki program CSR untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan nama BISMA (Bergerak Bersama UMKM Kimia Farma).
BISMA merupakan program peningkatan kapasitas UMKM sehingga menjadi pelaku UMKM tangguh dan mandiri, berupa pendampingan inkubasi bisnis melalui kegiatan UMKM Academy, Kelas UMKM, dan UMKM to Exhibition. “Program ini menciptakan peluang bagi UMKM untuk masuk dalam rantai pasok Kimia Farma,” kata Rony.
Untuk UMKM Academy, jumlah pesertanya pada 2020 sebanyak 50 UMKM, kemudian turun menjadi 30 UMKM pada 2021 dan bertambah jadi 40 UMKM pada 2022. Selain itu, terdapat 5 mitra binaan UMK yang dalam proses pendaftaran produk di ritel Kimia Farma, yaitu Javana Royal, CV. Tri Utami Jaya, Famila Herbal, Araya Healthy, dan CV. Sarining Bumi.
Setelah mengikuti UMKM Academy, kata Rony, ada peningkatan omset rata-rata UMKM sebesar 3,8 persen.
Menurut Rony, UMKM Academy juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal dan sertifikat lainnya. Saat ini ada satu UMKM yang sudah mendapat sertifikasi halal dan 24 UMKM dalam progres. Sertifikasi lainnya adalah pembuatan PT (2 UMKM), CV (3 UMKM), HAKI (2 UMKM), dan BPOM (3 UMKM).
Tak hanya mengikuti UMKM Academy, para pelaku UMKM juga antusias mengikuti Kelas UMKM Kimia Farma. Jumlah peserta kelas UMKM pada 2022 meningkat dari 394 peserta pada 2023 menjadi 669 UMKM. Hasil dari Kelas UMKM ini adalah ada 73,6% dari total peserta Kelas UMKM mengalami peningkatan omset. Selain itu, ada peningkatan pemahaman manajemen bisnis digital sebesar 20,66% dan peningkatan wawasan dan pola pikir bisnis sebesar 19,83%.
Kimia Farma juga memiliki UMKM To Exhibition untuk memfasilitasi pelaku UMKM yang ingin memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun pasar ekspor. Jumlah partisipasi exhibition terus bertambah dari 5 mitra binaan pada 2020 menjadi 18 mitra binaan di 2021 dan 30 mitra binaan pada 2022.
Kegiatan pameran yang diikuti UMKM mtira binaan ini antara lain Indonesia Festival Korea, ICPF Malaysia, Inacraft, Adiwastra, Adirasa, Warisan, Forum Kemitraan UMK Kemenkop, Srikandi BUMN, Katumbiri Expo, Mandalika, Bazar Senayan Park, Temu Bisnis UGM, UMKM Fest.
Program CSR unggulan lainnya dari PT Kimia Farma adalah Bina Industri Desa (BID) Olis (Olah Limbah Atsiri) Center. Ini merupakan program pemberdayaan petani atsiri melalui pengolahan limbah atsiri dengan pendekatan Creating Shared Value (CSV) yang akan menghasilkan salah satu produk sebagai rantai pasok Kimia Farma.
“Produk turunan hasil olahan limbah ini akan difasilitasi hingga masuk rantai pasok perusahaan dan ritel Kimia Farma,” ujar Rony.
Menurut dia, PT Kimia Farma sudah memiliki roadmap Program Olis Center, di mana tahun 2022 ini merupakan tahun pertama implementasi program tersebut. Tahun pertama ini, upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan limbah minyak atsiri dan menghasilkan tiga produk turunan minyak atsiri yaitu sabun cuci piring, sabun mandi dan sabun cuci tangan.
Tahun kedua atau pada 2023, sesuai roadmap adalah fokus pada pembangunan rumah produksi dan ekspansi pemasaran produk turunan. Sedangkan pada tahun ketiga atau 2024, pemerintah diharapkan sudah mengintegrasikan Desa Wisata Sentra Minyak Atsiri.
Dalam Program Bina Industri Desa ini, PT Kimia Farma juga memberikan pendanaan UMK kepada 7 kelompok tani nilam di Blitar dan Bali. Sampai saat ini, total penyaluran dananya mencapai Rp 748 juta yang dimanfaatkan untuk pengembangan lahan seluas 21,3 Ha.
Sedangkan dampak ke perusahaan adalah memberikan manfaat kepada kelompok tani dalam penjualan minyak atsiri untuk anak usaha Kimia Farma (PT Sinkona Indonesia Lestari/SIL) dengan nilai penjualan hingga 2022 sebesar Rp 1,78 miliar.
“Minyak atsiri dari kelompok tani diolah untuk produk bahan baku pembuatan Selensia yang merupakan produk Kimia Farma yang diproduksi oleh PT SIL,” ujar Rony. Produk tersebut juga dijual di Apotek Kimia Farma.
Program CSR Bina Industri Desa (BID) Olis (Olah Limbah Atsiri) Center berdasarkan hasil pengukuran SROI (social return on investment) nilainya sebesar 1,67, sedangkan nilai IKM (indeks kepuasan masyarakat) sebesar 78,50% (Puas).
Program Klinik Apung
PT Kimia Farma juga memiliki Program CSR unggulan bidang kesehatan yaitu Program Klinik Apung. Ini merupakan program kesehatan yang menjangkau masyarakat di kepulauan Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan membentuk desa kawasan sehat dan juga fokus kepada penurunan angka stunting, kesehatan ibu dan anak, serta penerapan pola hidup sehat.
“Program Klinik Apung ini merupakan kerja sama berkesinambungan antara kader kesehatan dengan tenaga kesehatan Kimia Farma dalam keberlanjutan program,” tuturnya.
Total jumlah kader kesehatan di Klinik Apung sebanyak 33 orang, sedangkan untuk tenaga kesehatan yang terlibat sebanyak 47 orang yang terdiri atas dokter (16 orang), perawat (15 orang), bidan (4 orang), analis (2 orang), gizi (5 orang), apoteker (3 orang), dan SKM (2 orang). Klinik Apung saat ini ada di Lombok Barat NTB dan di Kepulauan Seribu.
Menurut Rony, Program Klinik Apung ini berhasil menurunkan angka balita stunting 15%, meningkatkan kesehatan ibu dan anak 80%, dan meningkatkan keaktifan warga dalam sanitasi bersih dan pengolahan sampah sebesar 50%.
Sedangkan dampak bagi perusahaan adalah terbentuk layanan kesehatan berupa klinik apung yang menjangkau pulau-pulau di Indonesia serta meningkatkan brand awareness Kimia Farma di masyarakat.
Berdasarkan hasil survei kebermanfaatan program ini, sebanyak 181 responden puas merasakan manfaat dan sangat terbantu dengan layanan Klinik Apung. Selain itu, 104 responden menyatakan baik dengan pelayanan kesehatan Klinik Apung dan 77 responden menyatakan sangat baik.
Nilai SROI Program Klinik Apung ini cukup baik yakni sebesar 4,34 dan nilai IKM sebesar 86,51%.
Program CSR unggulan di bidang kesehatan lainnya adalah Bidan Inspiratif untuk Negeri. Program ini merupakan bentuk apresiasi kepada bidan dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting pada balita serta kesehatan ibu dan anak dengan kegiatan berupa pemberdayaan masyarakat di daerah praktik bidan inspiratif.
Rony menjelaskan, Bidan Inspiratif berfokus kepada implementasi program pendampingan kesehatan pada kawasan praktik bidan. Sedangkan Bidan untuk Negeri berfokus pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat pedalaman.
Progres pelaksanaan Program ini sampai akhir 2022 terdapat 22 Bidan Inspiratif dan 4 Bidan untuk Negeri. Angka ini meningkat ketimbang 2021 dengan jumlah Bidan Inspiratif terpilih sebanyak 15 orang di Kabupaten Tangerang.
Sebaran lokasi Bidan Inspiratif Untuk Negeri berada di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Aceh, Sumatera Selatan, NTT, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua. Sedangkan lokasi Program Bidan untuk Negeri ada di Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan), Lebak (Banten), Buton Selatan (Sulawesi Tenggara), dan Merauke (Papua).
Rony menjelaskan bahwa dampak program CSR ini antara lain adalah adanya penurunan angka stunting mencapai 76% dan penurunan angka kematian neonatal dan balita mencapai 100%. Selain itu ada peningkatan kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan (Posyandu/Puskesmas/Klinik Bidan) mencapai 24% dan penurunan angka anemia pada ibu hamil mencapai 38%.
Sedangkan dampak bagi perusahaan adalah adanya brand awareness dan memberikan product knowledge “Asifit” kepada para penerima manfaat. Hasil survei IKM untuk pelaksanaan program ini sebesar 82,5% atau Kategori sangat puas.