Jakarta, TopBusiness – Sebagai Badan Usaha Milik Daerah(BUMD), Perumda Air Minum Tirta Projotamansari- Kabupaten Bantul Yogyakarta juga dituntut bisa menjalankan peran ganda. Di satu sisi, membantu pemerintah memberikan layanan publik dalam penyediaan air bersih dengan harga terjangkau, di sisi lain sebagai entitas bisnis juga dituntut meraih profit untuk kontribusi pembangunan daerah melalui setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Karena itu, diperlukan pimpinan perusahaan yang cakap dan kreatif, yang bisa menghadirkan inovasi dan terobosan baru untuk kemajuan perusahaan. Selain aspek layanan, juga harus memiliki visi dan skill entrepreneurships untuk kelangsungan bisnis perusahaan.
Dipercaya mengendalikan PDAM Bantul sejak 2018 sebagai Direktur Utama, Arinto Hendro Budiantoro, S.E.,bisa mewujudkan harapan itu. Termasuk komitmen terhadap layanan pelanggan. Sejak diserahi amanat, ia bisa terus membuktikan kinerja terbaiknya. Salah satu parameternya, antara lain berdasarkan Penilaian Tingkat Kesehatan dengan kategori “Sehat” berdasarkan 4 Aspek (Keuangan, Operasional, Pelayanan, dan Sumber Daya Manusia) menunjukan bahwa capaian nilai kinerja tahun 2020 sebesar 3,88.
Kemudian penilaian kinerja berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999, berdasarkan hasil audit kinerja selama periode 2018 – 2020, mendapat predikat “Baik” dengan hasil penilaian di atas 60 berdasarkan 3 aspek kinerja yaitu indikator Keuangan, Operasional, dan Administrasi.
Dari aspek cakupan pelanggan maupun jumlah pelanggan, bisa terus meningkat. Adapun cakupan teknis, di angka 26,78% dan cakupan administratif sebesar 22,28%. Pada tahun 2021, PDAM Bantul memiliki pelanggan sebanyak 40.120 SL (sambungan langsung), nailk dari tahun 2020 sebanyak 36.791 SL. Adapun di tahun 2019, angkanya di 33.886 SL.
“Yang masih menjadi tantangan terkait upaya pemenuhan di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Bantul yaitu, Masih banyak masyarakat yang menggunakan air tanah. Adanya Pamdes yang menjadi competitor yang memasuki daerah eksisting PERUMDAM Kabupaten Bantul. Jaringan perpipaan sudah menjangkau lebih dari 90% wilayah Kabupaten Bantul, akan tetapi pertambahan SR tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk,” ungkap Arinto Hendro Budiantoro, S.E. kepada TopBusiness, belum lama ini.
Namun dengan berbagai strategi, setiap tahun bahkan di saat pandemi covid-19, perusahaan bisa terus menambah jumlah pelanggan dengan rata-rata jam layanan yang kini sudah 24 jam. Bahkan PDAM Kabupaten Bantul juga telah berinovasi merambah unit bisnis dengan memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek BANew (Bantul New) atau Bantul Baru yang dilaunching tahun 2019. “Pangsa pasar BANew selain perkantoran dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), juga masyarakat umum,” ujarnya.
Dari sisi kinerja usaha, perusahaan juga bisa meraih profit dan memberikan kontribusi PAD untuk Pemkab Bantul. Tahun tahun 2022 tecatat Perusahaan bisa menyetor PAD sebesar Rp781,50 juta, tahun 2021 senilai Rp762,26 juta melebihi dari target Rp 600 juta.
Berkat prestasinya, Arinto Hendro Budiantoro, untuk kedua kalinya dipercaya menjadi pucuk pimpinan perusahaan periode 2023 – 2027 yang pelantikannya dilakukan Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih akhir tahun lalu (28/12/2023). Berbagai terobosan telah dilakukan, termasuk melakukan transformasi digital. Di antaranya menerapkan program ‘Siap Prima’ atau Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan, Pengaduan, Rekening, Informasi lainnya melalui sistem aplikasi Android’.
Beberapa inovasi IT juga berhasil dikembangkan. Di antaranya ada SMART (Sistem Manajemen dan Analisa Rekening Terpadu), APPLE (Aplikasi Penerimaan Pendapatan Lengkap), Sistem Informasi Berbasis GIS (Geographic information system), Pelayanan Berbasis SMS Center, SICATER (System Informasi Pencatatan Meter), serta Sistem Informasi Akuntansi Terpadu (SIA). Tak pelak jika hal ini kian mampu meningkatkan performa layanan pelanmggan dan daya saing Perusahaan.
“Memang harus diakui banyak perusahaan terdampak oleh situasi pandemi covid-19. Mulai karena adanya pembatasan jaga jarak, perubahan pola kerja dan lainnya yang secara keseluruhan menurunkan kinerja usaha. Namun bagi kami, karena masyarakat saat pandemi banyak beraktivitas di rumah, penggunaan air tetap tinggi, bahkan naik volumenya. Sehingga produksi air juga tetap tinggi. Jadi dampak bagi kami, justru air banyak digunakan. Tetapi memang kemampuan pelanggan membayar berkurang. Sehingga perlu upaya dan terobosan untuk menyiasati agar kinerja usaha kami tetap terjaga. Alhasil ada efisiensi karena penagihan banyak yang turun secara drastis. Penagihan turun 20-30 persen per bulan yang hal ini tentu juga memengaruhi arus kas. Apalagi sebagai BUMD, kami juga turut membantu pemerintah memberikan keringanan bagi masyarakat dengan berbagai program sosial,” terangnya.
Upaya recovery dari Perumda Air Minum Tirta Projotamansari dilakukan dengan meningkatkan jumlah pelanggan dengan cara melakukan program pasang murah, sehingga saat pandemi pun, aktivitas pasang tetap tinggi, tentu dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan. Untuk kemudahan layanan, termasuk pembayaran, Perusahaan mengoptimalkan sistem aplikasi digital untuk operasional Perusahaan.
Inovasi pelayanan publik dilakujkan berbasis teknologi informasi melalui Android (PDAM SIAP PRIMA). Dalam aplikasi ini pelanggan dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dan informasi seperti mengetahui jumlah tagihan rekening air, gangguan aliran air, pemasangan sambungan baru, penyampaian pengaduan dan informasi penting lainnya. Pemanfaatan teknologi ini juga bagian untuk mewujudkan Bantul Smart City yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera.
”Secara umum kegiatan operasional, aktivitas usaha Perumdam Tirta Projotamansari, tetap berjalan optimal. Bahkan kami juga tetap bisa memberi bantuan untuk Masyarakat yang terdampak pandemi melalui berbagai program sosial,” uajrnya.
Saat ini, untuk penghitungan cakupan pelayanan jumlah jiwa per KK dihitung berdasarkan rata-rata BPS yaitu 2,95. Jumlah penduduk yang terlayani di wilayah administrasi sebanyak 134.651 jiwa atau 13,29% dari jumlah penduduk Kabupaten Bantul sebanyak 1.013.170 jiwa. Sedangkan penduduk di wilayah teknis terlayani sebanyak 134.353 jiwa atau 13,98% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa Perumdam Kabupaten Bantul sebanyak 961.350 jiwa.
“Jumlah pelanggan Perumda Air Minum Tirta Projotamansari saat ini sebanyak 43.576 SR per Juli 2023. Meliputi pelanggan Sosial Umum 296, Sosial Khusus 207, Instansi 149, Niaga Kecil 88. Niaga Sedang 67, Niaga Besar 16, Industri Kecil 6, Industri Sedang 15, Industri Besar 19, Rumah “ terangnya.
Kapasitas produksi air minum dari PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul saat ini sebesar 399 liter per detik, penyalurannya (distribusi) sebesar 345 liter per detik. Sehingga, secara umum sejauh ini, ketersediaan air bersih tidak ada persoalan.
Adapun tingkat NRW masih di kisaran 25% karena berbagai faktor. Di antaranya jaringan distribusi banyak yang sudah rusak dan sering bocor karena faktor usia, dan juga danya water meter pelanggan yang rusak/bocor.
Secara umum, transformasi digital melalui pemanfaatkan teknologi informasi sudah memebawa dampak signifikan bagi penjgkatan kinerjua usaha dan layanan. Sistem aplikasi teknologi informasi dan digitalisasi yang sudah dilakukan yaitu : Sistem manajemen internal menggunakan system yang terintegrasi pada semua bagian di PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul. Sistem eksternal yaitu : – Pembayaran rekening air secara online , bekerjasama ecommerce dan perbankan – Aplikasi PDAM Bantul “SIAP PRIMA”, mempermudah pelanggan dalam negecek tagihan, mendapatkan informasi adanya gangguan air, pelayanan pemasangan baru, dan pengaduan pelanggan – Aplikasi Baca Meter, mempermudah pencatatan pemakaian air pelanggan.
Penulis: Ahmad Chury