Jakarta, TopBusiness – Sukses PT Hutama Karya atau HK (Persero) dalam rangka merealisasikan tugas dari Pemerintah Indonesia guna wujudkan Projek Strategi Nasional (PSN). Dua periode pemerintahan yakni tahun 2014-2019 dan diteruskan selama 2019-2024, Presiden Jokowi memberikan tugas PSN kepada perseroan, satu di antaranya membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.775 km dan hingga saat ini HK telah merampungkan sepanjang 951 km.
Konektivitas melalui pembangunan jalan tol mencakup dari ujung Aceh dan terus menerobos Sumatra Utara lanjut ke Sumatera Selatan terus Riau dan hingga Bakauheni Selat Sunda. Target JTTS ini menyatukan Aceh hingga ujung Pulau Jawa.
Keberadaan JTTS memberikan berbagai aksesibilitas, konektivitas anta-wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Jawa, diharapkan dapat memberikan efek berganda, salah satunya, peningkatan kegiatan ekonomi rakyat menjadi sebuah keniscayaan. Selain, pembangunan JTTS dapat pula mendukung keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti KEK Tanjung Api-api. Dan di Sumatera Utara memberikan dukungan kepada KEK Sei Mangkei.
Dalam tahap 1 terdiri atas 8 ruas, terbagi menjadi empat ruas awal. Seperti pertama ruas Medan-Binjai, kedua Palembang-Indralaya, ketiga Pekanbaru-Dumai, keempat Bakauheni-Terbanggi Besar dan empat ruas tambahan. Diikuti kelima, Terbanggi Besar-pematang Panggang, keenam, Pematang Pnggang-Kayu Agung, ketujuh Palembang-Tanjung Api api dan kedelapan Kisaran-Tebing Tinggi.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.030 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 305,4 km dan 724,6 km ruas tol Operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan – Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Stabat (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), dan Tol Binjai – Langsa Segmen Stabat – Kuala Bingai (7,5 km), Tol Indrapura – Lima Puluh (15,6 km), Tol Tebing Tinggi – Indrapura (28,5 km)*.
Terapkan Green Contsruction
Pada projek Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menjadi pilot project untuk penerapan green construction di lingkungan usaha PT Hutama Karya (Persero) Group. Green construction pada jalan tol ini diimplementasikan mulai dari proses perancangan hingga konstruksi.
Pelaksanaan green construction merupakan bentuk penerapan dari Peraturan Menteri PUPR No. 9 Tahun 2021 mengenai Konstruksi Berkelanjutan, yang diharapkan dapat menjamin proses konstruksi yang ramah lingkungan dan berdampak terhadap keberlanjutan konstruksi.
Pada Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI mengimplementasikan empat belas kriteria konstruksi berkelanjutan. Salah satu aspeknya adalah standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan yang direalisasikan dengan melakukan identifikasi rona awal lingkungan sekitar proyek untuk memetakan potensi risiko lingkungan dan pengendaliannya selama proses pembangunan. Hal ini lalu dituangkan ke dalam Rencana Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Pada aspek konservasi energi, implementasi green construction dilakukan melalui penggunaan LED lamp, smart lamp, dan solar cell pada akses tol STA 00 on ramp. Sementara pada aspek konservasi air, HKI memanfaatkan sistem gravitasi pada menara air serta menggunakan saniter hemat air di tol gate dan kantor pengelola tol di Stabat. Tidak hanya itu, konservasi air juga diimplementasikan dengan penggunaan rumput solid sodding untuk proteksi lereng dari gerusan air serta menahan limpasan air hujan di sekitar mainroad.
Penghijauan dengan penanaman jenis pohon berkayu seperti mahoni juga dilakukan oleh HKI di sepanjang lereng jalan tol, interchange, kantor proyek dan kantor pengelola. Selain daunnya yang berfungsi mengurangi polusi udara, akar pohon berkayu tersebut bermanfaat sebagai proteksi lereng dari longsoran, serta meningkatkan persediaan air tanah. Tanaman perdu berbunga seperti bugenvil, bunga raya, nusa indah juga ditanam di sepanjang akses masuk gerbang tol, interchange, dan kantor pengelola yang berfungsi menambah keindahan jalan tol.
Untuk memenuhi aspek kesehatan dan kenyamanan, HKI melakukan uji kualitas lingkungan secara berkala meliputi pengukuran tingkat kebisingan dan getaran serta kualitas air permukaan dan kualitas udara di sekitar lokasi konstruksi, menyediakan area terbuka hijau, menangani debu selama proses mobilisasi, serta menggunakan peralatan konstruksi yang memenuhi nilai ambang batas emisi.
Dari sisi manajemen lingkungan, HKI menyediakan infrastruktur pengelolaan limbah cair dan padat baik di lokasi kantor proyek, area pekerjaan, maupun kantor pengelola yang diserahterimakan. Selain itu, disediakan pula sistem drainase temporer di area pekerjaan maupun pemeliharaan serta sistem drainase di mainroad serta kantor pengelola Stabat.
Pembangunan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan juga mempertimbangkan aspek sumber dan siklus material. Pada pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI memanfaatkan material lokal sebanyak 15% dan menggunakan material prefabrikasi sebanyak 26% untuk mencegah timbulnya waste.
Dalam pengelolaan material dan waste, HKI menerapkan prinsip reuse dengan memanfaatkan material hasil galian tanah. Material tanah yang masih dapat dipakai akan dibawa ke lokasi pekerjaan timbunan. Selain itu, pemanfaatan sisa steel pipe untuk modifikasi spun pile juga menjadi salah satu implementasi recycle dalam pelaksanaan green construction.
Dari aspek tepat guna lahan, pada desain pembangunan jalan tol tepatnya STA 0+000 s.d STA 16+159 juga dilakukan perubahan trase. Perubahan ini dilakukan agar tidak banyak merelokasi permukiman warga serta area persawahan yang berfungsi sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan. Lahan permukiman terdampak yang pada desain awal seluas 20,86 hektar berkurang menjadi 8,59 hektar serta lahan pertanian terdampak berkurang dari 40,79 hektar menjadi 0,74 hektar.
Dari sisi sosial, HKI juga berusaha mengurangi disparitas sosial dengan memperhatikan inklusivitas kepada masyarakat seperti melibatkan pekerja dan vendor lokal dalam proses pembangunan. Partisipasi tenaga kerja lokal Provinsi Sumatra Utara dalam pembangunan Tol Binjai – Pangkalan Brandan mencapai 49%. Tidak hanya itu, 10% tenaga kerja yang berkontribusi dalam pembangunan ini merupakan tenaga kerja wanita, disabilitas, dan kaum marginal. UMKM lokal juga berperan dalam penyediaan barang dan jasa dengan persentase sebesar 34% dari keseluruhan pengadaan yang dilakukan. Lalu, dalam aspek estetika dan pelestarian budaya, HKI juga turut melestarikan budaya lokal dengan mengadaptasi desain yang mengangkat nuansa adat Melayu.
Pada tanggal 23-27 Oktober 2023 lalu, telah dilakukan penilaian kinerja konstruksi berkelanjutan di jalan tol Tol Binjai – Pangkalan Brandan, tepatnya pada seksi Binjai-Stabat. Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Direktorat Keberlanjutan Konstruksi.
Sampai dengan saat ini, tersisa dua tahap terakhir dari rangkaian penilaian yaitu penyampaian kinerja penilaian green construction kepada Menteri PUPR dan penetapan predikat konstruksi berkelanjutan. “Kami berharap memperoleh hasil yang baik sehingga Proyek Tol Binjai – Pangkalan Brandan sukses menjadi pilot project dengan prinsip green construction dan kelak menjadi acuan penyeragaman prinsip green construction di proyek HKI lainnya,” ujar Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti.
Hingga November 2023, progres pengerjaan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan (57 km) mencapai 89,54%. Tahap I – Jalan Tol Binjai-Stabat (12 km) telah dioperasikan pada tahun 2022, Tahap II – Stabat-Kuala Bingai sepanjang (9 km) telah dioperasikan pada Oktober 2023 lalu.
Sementara, Tahap III – Kuala Bingai-Tanjung Pura (18 km) telah melalui uji laik fungsi (ULF) pada 5 Desember lalu dan ditargetkan untuk difungsionalkan pada libur Hari Raya Natal & Tahun Baru 2024. Tahap IV – Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang (18 km) kini masih dalam proses konstruksi.
Sebagai informasi, HKI juga masih mengerjakan sejumlah ruas JTTS lainnya seperti Jalan Tol Padang – Sicincin (37 km), Pekanbaru – Bangkinang (40 km), Bangkinang – Pangkalan (6,2 km), serta Lingkar Pekanbaru (30,57 km). Untuk proyek non JTTS, HKI kini tengah mengerjakan proyek SMO Construction Services di Pertamina Hulu Rokan Riau, Penggantian/Duplikasi 29 Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa, dan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket II sepanjang 11,2 km.
Kinerja Apik dan Tata Kelola
Hutama Karya menandai tahun 2023 sebagai babak baru dari transformasi yang dilakukan secara menyeluruh pada kinerja keuangan dan bisnis, bidang digitalisasi konstruksi, hingga branding perusahaan.
Perseroan mencatatkan kinerja keuangan positif pada tahun 2023 (unaudited) dengan mencetak laba bersih sebesar Rp1,66 triliun atau meningkat 215,31% dibandingkan tahun 2022. Dari sisi pendapatan, Hutama Karya mencatatkan sebesar Rp 27,78 triliun pada tahun 2023.
“Keberhasilan Hutama Karya dalam melakukan aksi korporasi melalui kerja sama investasi bersama Indonesia Investment Authority (INA) atas dua ruas tol di Sumatra menjadi tonggak keberhasilan atas kinerja positif yang diraih Hutama Karya pada tahun 2023,” ujar Budi Harto, Direktur Utama Hutama Karya.
Hutama Karya membukukan kinerja positif setelah melakukan kerja sama investasi melalui 2 ruas jalan tol yakni Medan – Binjai (16,8 km) dan Bakauheni – Terbanggi Besar (140,9 km) dengan total transaksi senilai Rp 20,5 triliun pada Juni 2023 lalu. Kegiatan kerja sama investasi ini berdampak baik bagi perusahaan utamanya dari sisi kinerja keuangan dengan pengurangan bunga dan cicilan pokok perusahaan pada tahun 2025.
Selain itu, perusahaan membukukan EBITDA tahun 2023 sebesar Rp 4,1 triliun atau meningkat 17,44%, sedangkan ekuitas perusahaan mencapai Rp 115,33 triliun atau tumbuh hingga 36,04%. Hutama Karya menduduki posisi peringkat 8 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia dari sisi aset dengan total sebesar Rp 170,37 triliun atau meningkat 8,96%.
Tidak hanya itu, sejalan dengan 5 Prioritas Kerja Presiden RI Joko Widodo Periode 2019 – 2024, di antaranya terkait mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur, Hutama Karya juga berhasil menyelesaikan sejumlah proyek strategis di Indonesia yang dapat mendukung interkoneksi infrastruktur antar kawasan.
Lebih lanjut, Budi Harto menyebutkan secara rinci portofolio proyek yang berhasil dirampungkan, termasuk diantaranya Proyek Strategis Nasional (PSN). “Hingga Desember 2023, akumulasi panjang Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang telah dibangun oleh Hutama Karya mencapai 951 km. Sementara itu, puluhan proyek infrastruktur jasa konstruksi lainnya juga berhasil dirampungkan,” ujar Budi Harto.
Deretan jalan tol yang selesai pada tahun 2023 ialah Jalan Tol Sigli Banda – Aceh Seksi 5 & 6 Blang Bintang – Baitussalam (13 km); Jalan Tol Indrapura – Kisaran Seksi Indrapura – Lima Puluh (15 km); Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Stabat – Tanjung Pura (27 km); Jalan Tol Indralaya – Prabumulih (65 km); Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat Seksi Tebing Tinggi – Indrapura (20,4 km) & Seksi Junction Tebing Tinggi (7 km). Dari sejumlah jalan tol yang selesai, Hutama Karya berhasil mengoperasikan dan meresmikan 7 ruas jalan tol tersebut.
Sedangkan puluhan proyek rampung sepanjang tahun 2023 meliputi proyek Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Pasca Gempa Cianjur Paket 12, Bendungan Ameroro Paket II di Sulawesi Tenggara, Universitas Pendidikan Indonesia Tahap 2 di Bandung, JDU SPAM Regional Mebidang di Sumatera Utara, Jembatan Kretek II di Yogyakarta, Proving Ground Bekasi, Aesthetic Center RSUP Sanglah di Bali, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Mandalika untuk mendukung perhelatan MotoGP di Lombok beberapa waktu lalu, serta Jalan Muri – Kwatisore yang rampung tiga bulan lebih awal guna membuka konektivitas masyarakat di Papua Barat.
Budi melanjutkan, nilai kontrak konstruksi pada tahun 2023 mencapai Rp 30,79 triliun dengan kontribusi terbesar dari proyek Jalan dan Jembatan. Nilai ini meliputi Kerjasama Operasional (KSO) sebesar Rp 9,23 triliun, dan Non-KSO sebesar Rp 21,55 triliun.
Terdapat 43 proyek yang masih dalam proses konstruksi terdiri dari 12 Proyek EPC, 8 Proyek Gedung, dan 23 Proyek Infrastruktur yang tersebar hampir diseluruh Indonesia. Proyek yang berjalan diantaranya meliputi Universitas Malikussaleh, Tol Tebing Tinggi Serbelawan (Seksi 3), KSPN Danau Toba, Irigasi Rentang, Bendungan Way Apu, RSUP I.G.N.G Ngoerah Bali, Fender Jembatan Pulau Balang, RSIA Sardjito, Menara Turyapada Bali, dan Elevated KA Medan Paket 2.
Di luar pencapaian tersebut, Hutama Karya juga berhasil mengantongi sebanyak 23 kontrak baru yang terdiri dari 16 proyek infrastruktur (jalan, jembatan, bendungan, dll), dan 7 proyek gedung. Perolehan kontrak baru ini tumbuh sebesar 55,10% terhadap kontrak baru di tahun 2022.
Untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), Hutama Karya menandatangani berbagai proyek sepanjang tahun 2023 di antaranya meliputi Proyek Jalan Bebas Hambatan IKN Segmen Jembatan Pulau Balang – Sp. Riko senilai Rp 2,04 triliun, Proyek Rusun ASN 2 IKN senilai Rp 1,34 triliun, Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karangjoang – KKT Kariangau senilai Rp 847 miliar, dan Proyek Kantor Kementerian Koordinator 2 IKN senilai Rp 690 miliar.
Berbagai Penghargaan
Hutama Karya juga mendapatkan pengakuan melalui puluhan penghargaan yang diraih selama tahun 2023. Prestasi yang dikukuhkan berasal dari ragam bidang di lingkup nasional hingga internasional. Penghargaan tersebut seperti ETLE Nasional Presisi Award dari Korps Lalu Lintas Polri; Indonesia Best CSR Award 2023 yang diselenggarakan oleh The Iconomics dengan kategori Best of The Best in Construction Sector Industry Category; Kategori TOP CSR Award on #Star 4 dan TOP Leader on Commitment 2023 pada event TOP CSR Award 2023; Penghargaan “Terbaik 2” untuk kategori Media Audiovisual pada Anugerah Media Humas (AMH) 2023; Pemimpin Terpopuler di Media Sosial 2023 dan Winner INSAN PR Indonesia kategori Manager PR dalam kompetisi Jambore PR Indonesia (JAMPIRO) 2023; serta Juara 2 pada kategori MASTER dalam ajang The Asset Manager 2023.
Di bidang digital construction Hutama Karya juga menorehkan berbagai prestasi cemerlang seperti The Best Paper Research International Award terkait Analisis Reduksi Emisi Karbon – Proyek Bendungan Semantok untuk kategori Environmental Sustainability pada kompetisi 23rd International Conference on Construction Applications of Virtual Reality, di Florence, Italy; Juara 1 Infrastructure Category – Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Sigli – Banda Aceh, Juara 1 Industry Category – Proyek Jawa 8 & 10 Coal Fired Steam Power Plant 2×1000 MW Suralaya, dan Juara 2 Industry Category – Proyek Open Access RU-VII Kasim pada kompetisi ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) BIM Competition 2023 di Bali; dan penghargaan The 2023 Going Digital Awards in Infrastructure Founder’s Honoree pada ajang Year in Infrastructure (YII) Going Digital Awards 2023 untuk kategori Subsurface Modelling & Analysis di Singapore.
Memasuki tahun 2024, Hutama Karya optimis terhadap prospek bisnis infrastruktur dengan mengoptimalkan sejumlah strategi untuk mengeskalasi kinerja perusahaan mulai dari meningkatkan sisi arsitektur Sumber Daya Manusia (SDM) dengan suksesi talenta muda dalam kepemimpinan, restrukturisasi keuangan dengan penurunan hutang berbunga, peningkatan kontrak proyek baru, serta optimalisasi penyerapan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Adanya struktur modal yang kuat akan mengakselerasi penyelesaian proyek, pada tahun 2024 Hutama Karya fokus menyelesaikan pembangunan JTTS Tahap I secara menyeluruh, pengerjaan JTTS Tahap II, serta proyek-proyek PSN dan IKN. Melalui proses transformasi digital konstruksi secara menyeluruh, Hutama Karya akan melakukan pengembangan teknologi Big Data & Artificial Intelligence (AI) dan berbagai teknologi konstruksi digital lainnya untuk tahapan engineering, konstruksi hingga pengendalian investasi. Dalam implementasi Building Information Modelling (BIM) akan dikembangangkan sampai dengan proses persetujuan desain.
“Tentunya yang tidak bisa kita tinggalkan adalah pengendalian biaya, mutu, kualitas serta waktu sehingga kita dapat menyelesaikan setiap proyek dengan baik dan memberi manfaat yang besar.” tutup Budi Harto dalam Rapat Paripurna Tahun 2023 & Rencana Kerja Tahun 2024, pada Rabu (17/1), di HK Tower, Jakarta.