Jakarta, TopBusiness – PT Antang Gunung Meratus (AGM) merupakan perusahaan tambang batubara yang memiliki konsesi lahan di empat kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Masa izin tambang di area tersebut berlaku 30 tahun sejak 1999 hingga 2029.
“Izin tambang kami berlaku selama 30 tahun sejak 1999, sehingga kurang lebih 4 tahun lagi izin tambang kami akan berakhir,” ujar Syamsul Bahri, CSR Section Head PT Antang Gunung Meratus dalam penjurian TOP CSR Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (5/4/2024).
Sebagai perusahaan tambang, PT AGM menerapkan prinsip keberlanjutan dalam mengelola aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, PT AGM melakukan pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dengan rumusan antara lain; keberlanjutan usaha dalam menjamin ketahanan energi nasional. Selain itu, pemenuhan peraturan dan ketentuan yang berlaku, Implementasi tata kelola yang baik untuk dapat mencapai tujuan keberlanjutan dan manajemen risiko.
Kemudian, pengelolaan lingkungan hidup yang maksimal dalam meminimalisir dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan operasional. Selanjutnya, pengelolaan sumber daya manusia dan iklim kerja yang kondusif dalam mendukung peningkatan produktivitas dan pencapaian target .
“Terakhir, berkontribusi terhadap upaya menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri pascatambang,” kata Syamsul yang membawakan materi presentasi berjudul Sustainable Company, Innovating Communities.
Tiga CSR Unggulan
Untuk mendukung strategi bisnis berkelanjutan tersebut, PT AGM setidaknya memiliki tiga program CSR atau TJSL unggulan PT AGM yang dilakukan perseroan sejak 2022 hingga sekarang. Pertama adalah Pengembangan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Pulau Kadap (Swadaya) Desa Sungai Puting.
Ini merupakan program pelestarian kearifan lokal dalam siaga bencana kebakaran pemukiman, hutan, dan lahan yang dikembangkan dengan fungsi penyelamatan (rescue) dengan sumber daya swadaya masyarakat.
Selain Desa Sungai Puting, program CSR ini juga menjangkau dua desa lainnya yaitu Desa Baringin dan Desa Kaladan. Dalam program ini, PT AGM memberikan pelatihan atau penyuluhan tentang pemadam kebakaran (damkar) serta bahaya kebakaran.
Perusahaan juga memberikan sarana prasarana penunjang antara lain mobil damkar (1 unit), mobil ambulance (1 unit), pompa (1 unit), 6 suite tahan api, dua pompa hidran, dua sirine serta perlengkapan rescue. Kegiatan ini juga membantu petugas Damkar, Kepolisian, PMI, BPBD, dan Dinas Kesehatan setempat.
Menurut Syamsul, keterkaitan Program CSR ini dengan strategi bisnis berkelanjutan adalah mengurangi isu negatif dan potensi keluhan masyarakat terkait potensi kebakaran dari areal operasional pertambangan batubara, sehingga situasi kondusif untuk operasional perusahaan terjaga (tanpa demo, penghentian operasional atau tuntutan hukum).
Program CSR ini sejalan dengan SDG’s 11 Sustainable Cities & Communities dan ISO 26000 Klausa 6.5.5 Climate change mitigation & adaptation.
Program CSR unggulan lainnya adalah Pengembangan Ekowisata Bekantan yang sudah dilakukan sejak 2015 hingga sekarang. Dalam program ini, PT AGM melakukan restorasi habitat asli Bekantan pasca karhutla (kebakaran hutan dan lahan) serta mengembangkan infrastruktur wisata sebagai konservasi Bekantan dan wisata edukasi.
Manfaat program CSR ini untuk perusahaan adalah meningkatkan citra positif, mengurangi isu negatif dan keberlanjutan usaha pascatambang. Sedangan manfaat untuk stakeholders khususnya lingkungan, masyarakat dan pemerintah daerah adalah sebagai lokasi suaka bagi bekantan yang diselamatkan oleh BKSDA Provinsi Kalsel.
Pengembangan Ekowisata Bekantan ini juga sebagai kontribusi dalam meraih Adipura bagi Pemerintah Kabupaten Tapin. Selain itu sebagai tempat magang, praktik kerja dan penelitian bagi mahasiswa dan dosen serta sebagai wisata edukasi bagi siswa SD – SMA. Program CSR ini juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Sedangkan keterkaitan program CSR ini dengan strategi bisnis berkelanjutan kami adalah, lokasi pengembangan Ekowisata Bekantan berdampingan langsung dengan kanal transportasi batubara PT AGM menunjukan harmonisasi dan mengurangi isu negatif dari dampak operasional pertambangan (social license, branding) serta sebagai potensi bisnis pascatambang,” ujar Syamsul.
Menurut dia, Pengembangan Ekowisata Bekantan ini sejalan dengan SDG’s 15 Life on Land dan ISO 26000 Klausa 6.5.6 Protection of the environment, biodiversity and restoration of natural habitats, serta Sustainable business post mining.
Program CSR unggulan ketiga adalah Selanting (Selamatkan Anak Tapin dari Stunting) yang sudah dijalankan PT AGM sejak 2021 hingga sekarang. Ini merupakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Desa Binaan melalui intervensi gizi, sarana & prasarana posyandu, edukasi, penyediaan air bersih, dan bantuan ekonomi.
Keterkaitan program CSR ini denan strategi bisnis berkelanjutan adalah mengurangi isu negatif dan potensi keluhan masyarakat terkait dampak operasional dan kesenjangan sosial, sehingga situasi kondusif untuk operasional perusahaan terjaga (tanpa demo, penghentian operasional atau tuntutan hukum).
Menurut Syamsul, Program Selanting ini sejalan dengan SDG’s 3 Good Health & Well Being, ISO 26000 Klausa 6.8.8 Health, serta membantu program nasional dan mengatasi kesenjangan sosial.
Diluar program-program CSR unggulan tersebut, PT AGM memiliki inisiatif program CSR lainnya mendukung strategi bisnis berkelanjutan lainnya. Misalnya penerapan risk management berdasar ISO 31000, komitmen praktik kerja tanpa pekerja anak dan kerja paksa. Saat ini, komposisi pekerja lokal di PT AGM sudah mencapai 82,72 persen.
Perusahaan juga memiliki Program Antang Zero Accident Mindset (ANZAM), Pencegahan HIV AIDS, BALI (Baramulti Learning Institute), Pengembangan Kompetensi dan Inovasi, serta penerapan ISO 45001:2018 Occupational Health & Safety Management System.
Di bidang lingkungan, PT AGM melakukan pemantauan kualitas lingkungan secara online, mengembangkan Integrated Farming, serta penerapan ISO 14001:2015 Environmental Management System. Perusahaan juga membuat Departemen Khusus Illegal Mining Prevention. Satuan tugas khusus ini dibentuk untuk menanggulangi kegiatan Penambangan Tanpa Izin (PETI) dan pencegahan PETI.
Pionir Pembangunan Infrastruktur
PT AGM juga sebagai pionir dalam mendukung pembangunan infrastruktur umum yang mendukung operasional pertambangan berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur menjadi program CSR yang mengadopsi prinsip CSV (creating shared value) atau berrmanfaat bagi semua.
Pembangunan infrastruktur tersebut antara lain Jembatan Kanal Antang yang merupakan jembatan penghubung jalan nasional melalui skema CSR yang mendukung operasional transportasi batubara. Selain itu, Tunnel Underpass 101 yang merupakan pembangunan terowongan penghubung jalan hauling batubara di bawah jalan nasional tanpa menganggu lalu lintas (inovasi metode jacking system). Flyover Beramban yang merupakan pembangunan jalan atas penghubung jalan kabupaten di perlintasan jalan hauling batubara.
Untuk mengelola program CSR tersebut, menurut Syamsul, PT AGM memiliki rasio penganggaran CSR Rp 1.000/ton batubara sebagai biaya operasional. “Jadi mau perusahaan rugi atau untung, kita tetap menganggarkan Rp 1.000 per ton untuk program CSR,” ujar dia.
Secara bisnis, kinerja PT AGM selama tiga tahun terakhir tumbuh cukup baik. Dari sisi volume produksi batubara meningkat dari 10,58 juta MT pada 2020, naik menjadi 13,96 pada 2021 dan 15,52 pada 2022. Demikian pula volume penjualan batubara naik berturut-turut sejak 2020 dari 10,73 MT, menjadi 13,67 MT dan 14,96 MT pada 2022.
Sedangkan pendapatan tumbuh dari US$ 331,46 juta pada 2022 menjadi US$ 691,37 juta (2021) dan US$ 1,02 miliar pada 2022. Demikian pula laba tahun berjalan naik dari US$ 30,52 juta pada 2022, menjadi US$ 205,16 juta (2021) dan US$ 239,89 juta.
Tahun 2024 ini merupakan keikutsertaannya PT AGM keempat dalam ajang TOP CSR Awards, di mana pada 2023 perusahaan meraih TOP CSR Awards 2023 bintang 5 dan TOP Leader on CSR Commitment yang diberikan kepada Widada selaku CEO PT AGM. Prestasi tersebut meningkat dibandingkan pada 2022 yang meriah TOP CSR Awards 2022 bintang 4 dan TOP Leader on CSR Commitment.